"Baik anak-anak pengumuman pembagian ruang kelas sudah saya tempel dipapan pengumuman yang berada di ruang guru. Setelah ini saya bubarkan dan kalian boleh turun untuk melihat dimana ruang kelas kalian masing-masing. Semua mengerti?" Jelas Pak Santoso kepala sekolah.
"Mengerti Pak."
Seluruh siswa/i dibubarkan dari lapangan untuk menuju ruang guru. Tapi ketika semuanya sudah mulai turun Zahra masih clingak-clinguk mencari Riri karena tadi dirinya ditinggal sendiri.
"Riri lo dimana sekarang," gumam Zahra.
Zahra mondar mandir melihat sekitar tapi Riri belum juga terlihat. Hafiz yang melihat Zahra seperti orang bingung terpaksa mendekati.
"Lo cari siapa?" tanya Hafiz pada Zahra.
"Riri, tapi dia enggak ada disini," balas Zahra.
"Riri udah turun tadi dia juga kayaknya nyariin lo," ujar Hafiz.
"Lo beneran? ya udah makasih ya infonya kalo gitu gue turun duluan," ucap Zahra.
Ketika Zahra akan pergi tiba-tiba tanganya ada yang menahan dari belakang dan ternyata Hafiz yang menahannya. Dalam hati Zahra berteriak bahagia karena Hafiz memegang tangannya.
"Lo enggak liat itu masih rame nanti lo desak-desakan bisa jadi jatuh," ujar Hafiz.
"Aduhh lo peduli banget sih sama gue jadi makin cinta," balas Zahra manja.
"Jijik gue kalo liat lo kaya gini." Hafiz sedikit menjauh dari Zahra.
'Tahan Zahra tahan ini bukan waktunya buat romantis-romantisan," batin Zahra.
"Nah sekarang udah sepi gue mau turun kalo lo mau disini terus gue tinggal," ucap Hafiz melangkahkan kakinya.
"Tunggu!!" Teriak Zahra sambil memegang seragam Hafiz.
"Jangan kenceng-kenceng nanti kusut lagi." Hafiz memperingatkan Zahra.
"Maaf," balas Zahra lirih.
***
Sekarang gantian Riri yang kebingungan mencari Zahra. Hampir 30 menit dirinya menunggu Zahra didepan ruang guru tapi masih belum terlihat. Kali ini Riri merasa bersalah karena tadi meninggalkan Zahra sendirian.
"Zahra lo dimana gue nungguin lo disini," ucap Riri cemas.
Beberapa menit kemudian Zahra sampai di ruang guru bersama Hafiz. Zahra yang melihat Riri sedang mondar mandir dan terlihat cemas langsung mendekat dan memukulnya pelan.
"Riri lo tega banget ninggalin gue sendirian tadi." Zahra datang dan langsung memukul pantat Riri pelan.
"Zahraaaaaa," teriak Riri memeluk Zahra.
"Gue ngambek sama lo. Kenapa tadi ninggalin gue?"
"Gue cuma bercanda Ra, gue kira tadi lo ngintil dibelakang gue. Tapi giliran gue udah sampe lapangan lo nggak muncul-muncul," jelas Riri.
"Jahat lo Ri sama gue." Zahra kembali memukul pantat Riri.
"Maaf Ra lain kali enggak deh," ucap Riri.
"Janji ya."
"Janji."
Zahra dan Riri menyatukan kelingkingnya seperti anak kecil. Sedangkan Hafiz yang melihat tingkah mereka berdua menatap jengah dan langsung pergi melihat pengumuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hafiz&Zahra
Teen FictionWARNING⚠ [ MOHON UNTUK TIDAK MEMPLAGIAT CERITA INI. KARENA SAYA MEMBUATNYA BERDASARKAN HALUSINASI DIRI SENDIRI ] Apa jadinya jika seseorang yang kita cintai malah mencintai orang lain? Apalagi yang dicintai adalah sahabat kita sendiri. Lalu apakah k...