1. Sibuk

28 9 5
                                    

1
Kita semua pastinya punya tujuan dan target yang ingin kita capai, misalnya target pekerjaan, masa depan, dan lain sebagainya. Nah, untuk mencapai semua target tersebut tentunya kita harus bekerja keras, karena tidak mungkin suatu pencapaian, apapun itu, bisa didapatkan tanpa adanya perjuangan.

Tapi sayangnya karena hal ini, terkadang membuat kita kerja keras siang dan malam, sehingga kita lupa akan kebahagiaan diri sendiri. Karena semakin besar target yang kita emban kadang membuat kita semakin tak peduli tentang diri sendiri, apalagi lingkungan sekitar.

Kita sibuk dengan dunia sendiri, bahkan ada beberapa diantara kita mengabaikan teman, pacar, pasangan, dan keluarga. Itu yang aku rasakan, belakangan ini dengan, Kak Dave.

Dia selalu mengabaikan apa yang dianggapnya nggak penting, apa mungkin sekarang aku tidak penting baginya?

Mengabaikan disini dalam arti waktu kita sangat sedikit dan terbatas untuk mereka. Bahkan jikalau pun ada waktu luang, kita banyak gunakan untuk istirahat.

Ya, begitulah kehidupan pada masa kini. Kita cenderung sibuk dengan urusan masing-masing. Mungkin kalian pernah merasakan kata kata ini "Jauh terasa dekat dan dekat terasa jauh."

Mungkin untuk selanjutnya kita harus membuka diri. Janganlah sok sibuk dengan urusan sendiri, karena itu akan membuat kita semakin merasa kesepian.

Ingatlah bahwa kebahagiaan yang hakiki adalah saat kita bisa bersama-sama dengan orang-orang yang kita sayang, bukan bahagia karena pencapaian yang kita dapatkan.

Tidak perlu sibuk mencari yang sempurna jika yang sederhana saja bisa membuat kita bahagia.

Hari ini, tepat 2 tahun kami pacaran. Kak Dave belum ada mengabariku dari tadi. Aku berjalan mengitari taman, berharap kutemukan dirinya di sini. Namun, hasilnya nihil. Kurang lebih 10 kali, aku mengitari taman, tidak kutemukan sosok lelaki yang aku cari.

Sesekali aku memerhatikan, orang-orang yang duduk berduaan, di taman. Rasanya, nyesek! Inginku teriak, "Kak Dave, di manakah dirimu?!"

Tapi, itu tak sanggup, aku lontarkan.
"Apa mungkin dia sibuk?" lirihku bertanya dalam hati.
" ... Mungkinlah tuh!" tambahku.

--•••--

2
Aku berdiri tepat di bawah lampu, taman itu. Seorang diri, di tengah keramaian, ada yang lagi pacaran, dan ada yang lagi ngumpul bareng teman-temannya.

Aku takut, akan terjadi hal-hal yang tidak kuinginkan. 'Kupandangi jam, di ponselku, menunjukkan pukul 09.00 malam.

"Sebaiknya, aku pulang aja."
Aku bergegas menuju pinggir jalan, menunggu taksi yang sudah kupesan barusan.

Dan tiba-tiba! "Hey Neng, temani abang yuk?!"

Astaga, mereka siapa, ini nih yang aku takutkan terjadi. Padahal aku tidak mengenal mereka, kenapa mereka mengajakku untuk temani mereka?

"Maaf ... Aku tidak mengenal Kalian, baiknya kalian jangan mendekat," usirku, menyuruh mereka pergi.
"Ayolah Neng, dari pada sendirian biar kami temani aja," tawarnya, dan sesekali melangkahkan kakinya, mendekatiku.

"Pergi nggak! Kalau tidak, aku bakal teriak, biar kalian digebukin orang," bentakku, karena mereka sesekali mencolek lenganku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOD WILLING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang