Part Of All

32 8 5
                                    

Aku mematut diriku di depan cermin, menatap kecantikan yang sudah aku perjuangkan.

Aku cantik. Tentu saja, wajahku sangat sempurna dengan pipi chubby yang menambah kesan imut, tubuh kurus yang selalu aku perjuangkan mati-matian.

Rambut panjang dan bibir ranum yang selalu menjadi idaman para pria. Sempurna. Kulitku juga putih karena perawatan mahal yang aku lakukan.

"Udah cantik, buruan! Gue gak mau telat." Aku mendengus. Namanya Gavin, cowok menyebalkan yang mau tidak mau aku panggil dengan sebutan kakak.

"Lagian masih maba aja banyak gaya, mau ngampus apa jual diri!" ketus Gavin lalu menutup pintu kamarku.

Peduli amat, aku harus belajar mengontrol emosiku yang sangat tempramen. Lagipula ini hanya Gavin yang bosan melihatku.

Aku tersenyum sejenak lalu mengangguk di depan cermin. Aku akan selalu tampak mengesankan. Selalu.

***

Aku mengedarkan pandangan, Universitas Pelita Harapan tampak ramai dengan mahasiswa baru, aku tidak mengenal siapapun.

Lagian aku juga tidak ingin mengenal siapapun. Kecuali.

"Hai, kenalin aku Adira," sapa seorang perempuan padaku. Aku yang asyik menatap sekeliling akhirnya mengalihkan atensi pada seorang gadis yang saat ini berdiri di sampingku.

Aku meneliti dirinya sejenak, dia tersenyum, cukup manis dan cantik, rambutnya sebahu, dengan tubuh mungil, mungkin jika dikira-kira tinggi badannya hanya 156 cm.

"Aku Chessy," balasku santai setelah merasa puas mengamati Adira.

Dia tidak sebanding denganku, orang-orang akan mengalihkan atensi hanya padaku jika bersama dengannya.

Seperti saat ini beberapa pria mengajak kami berkenalan, lebih tepatnya kepadaku.

"Gila, andai kita satu fakultas. Udah paling rajin ke kampus gue," celetuk Fandito, salah satu mahasiswa Fakultas Teknik Sipil.

Kami kini bergerombol, ada sekitar enam orang dan primadonanya adalah aku dan Claudio.

Oh iya sekilas tentang Claudio. Aku menyukainya sejak pandangan pertama, wajahnya dingin, alisnya tebal menaungi matanya yang tajam. Dia sempurna. Sangat sempurna.

Dan orang sempurna harus bersanding bersama orang yang sempurna juga 'kan?

"Kamu udah punya pacar?" Aku menggeleng menanggapi pertanyaan Resha. Kami berjalan untuk mulai berkenalan dengan mahasiswa baru yang lain.

"Udah jelas sih kamu bakalan jadi primadona kampus," ucap Andien. Aku menggeleng dan tersenyum manis.

"Enggak juga lah," sanggahku malu-malu, walau pada dasarnya aku tahu akan hal itu, aku tahu bahwa aku akan tetap menjadi primadona.

"Kamu dari SMA mana, Di?" tanyaku pada Claudio yang hanya diam saja sedari tadi.

Dia menatap wajahku sekilas lalu menjawab, "SMA Angkasa." Aku mengangguk lalu tersenyum, diluar dugaan dia langsung menatap sekitar tanpa ada minat untuk melihatku lagi.

Baru perkenalan Chessy, dia harus tahu seberapa memesonanya diriku.

***

Nyatanya atensi tidak sepenuhnya ada pada diriku, selain aku kita punya kandidat lain.

Namanya Sonia, rambutnya panjang terurai sangat manis, wajahnya cantik tapi sangat sederhana.

Dia mampu menaklukan salah satu anggota BEM, sebenarnya atensi anggota BEM yang naksir Sonia pada pandangan pertama bukanlah hal yang mengusikku.

Hold OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang