Namaku Febri Olivia. Aku anak kedua dari tiga bersaudara. Kakakku bernama Renata Aprilia, dia adalah kakak pertama yang selalu semua orang banggakan, karena kepintarannya dan bakatnya. Sedangkan aku? Ahk jangan pedulikan aku, aku hanya orang bodoh yang bisanya menangis, makan tidur dan main. Ibuku sudah menikah 3 kali dan semuanya tidak ada yang betul-betul bertanggungjawab. Yang pertama ayah kandungku, aku tidak tahu siapa ayah kandung ku anggap saja sudah meninggal, yang kedua orangnya pelit dan hanya mementingkan diri sendiri, aku selalu dijadikan bahan dari perdebatan mereka. Mereka selalu saja bertengkar didepanku tanpa mereka pikir aku disana sedang menangis. Dan yang ketiga alias terakhir,, aku sudah memperingatinya tapi tidak mau mendengar, alhasil keluargaku jadi bahan bincangan para tetangga karena suaminya pengangguran, tidak mau tanggungjawab dan hanya memikirkan diri sendiri. Hanya ibuku yang menanggung semua beban, mulai dari biaya sekolahku hingga adik tiri ku. Yah, yang ketiga dikaruniai anak. Entah itu anak haram atau bukan karena selama ibuku hamil, dia tidak pernah menceritakan padaku dia malah menyembunyikan kehamilannya.
(Flashback)
.
.
.
.
Tidak terasa hari kelulusan SD telah tiba. Yah, aku masih anak SD. Aku benar-benar sudah tidak tahan ingin segera masuk ke SMP supaya aku terbebas dari anak-anak orang kaya yang begitu sombong. Selama ini aku selalu dibully oleh semua kelas, aku selalu dijadikan babu oleh mereka. Sebut saja geng Venus. Aku dibully oleh mereka entah karena apa, bahkan semua gurupun menghina ku karena aku anak bodoh, aku akui aku memang bodoh dan tidak pernah masuk ke peringkat 10 besar."ANAK BODOH! SINI KAU!" Perintah ketua geng padaku
"Iya ada apa?" Tanyaku
"Belikan aku kwetiau goreng pakai pedas sedang saja!!" Perintah nya sambil melempar uang padaku
"Baiklah"Oh Tuhan kenapa aku mau saja disuruh-suruh oleh mereka. Aku ingin menolak, tapi sangat sulit untuk mengucapkan kata 'tidak', itu karena aku memiliki rasa takut yang berlebihan makanya mereka memanfaatkan ketakutanku supaya aku nurut sama mereka. Aku pergi kekantin dan memesan makanan yang ketua geng pesan. Jika kau bertanya apakah aku anggota dari geng itu, jawabannya salah, aku adalah babu dari geng itu. Bahkan babu dari kelasku sendiri. Setelah pesanannya sudah datang, aku langsung ke kelas dan memberikan pesanannya ke ketua geng.
"Ini makanan dan kembaliannya"ucapku
"Baiklah kau pergi sana!" Usirnya
'bukannya berterimakasih malah diusir, kau kira ini sekolah milikmu apa?!' umpatku dalam hatiAku pergi dari kelas dan duduk di koridor sambil melamun. Aku tidak punya teman sama sekali, sahabatku malah mengkhianatiku.
KRIIIIIINGGG
Bel pulang berbunyi aku langsung pulang ke rumah karena aku sudah tak tahan lagi berada di neraka ini. Aku langsung pulang ke rumah dan aku lihat ibuku sepertinya sedang bahagia. (Cerita ini saat ibuku belum menikah dia masih jadi janda)." Ferbi. Kemari nak! Ibu mah bicara sesuatu" ajak ibu sumringah
"Ada apa sih Bu? Kayaknya ibu bahagia banget" tanyaku heran
"Kamu sebentar lagi akan punya ayah lagi" jawabnya membuatku terkejut bukan main.
"Apa?! Tidak Bu! Aku tidak mau punya ayah lagi!"
"Kenapa kamu ini nak?"
"Ibu. Apa ibu sadar, selama ini ibu mencari sosok suami yang tidak benar! Terakhir kali ibu menikah dengan orang itu, kalian selalu bertengkar didepanku tanpa memikirkan aku yang sedang depresi" kelasku panjang lebarPLAAAKKK
"ANAK DURHAKA KAMU!! KAMU MAU IBUMU TUA SENDIRIAN?! HAH!!" Bentak ibuku sambil menamparku
Ini pertama kalinya aku ditampar oleh ibu.
"DENGER YAH KAMU SEBAGAI ANAK NURUT AJA JANGAN IKUT-IKUTAN MASUK KE MASALAH ORANG DEWASA?!!!" Bentaknya lagi lalu pergi
Aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya sambil memegang dadaku yang terasa begitu sesak.
Keesokan harinya, ibuku membawa seorang pria yang aku tidak kenal.
"Ibu bawa siapa?" Tanyaku
"Perkenalkan nak, ini calon ayah kamu. Sayang, kenalin ini anak bungsu aku Febri" jawabannya sambil memperkenalkanku pada calon suami barunya
"Febri" sapaku agak sinisJika dari penampilan, dia sangatlah buruk. Bajunya kumuh, rambut gondrong dan acak-acakan, rupanya..... seperti kriminal. Aku hanya melihat ibuku dan calon suaminya sedang mengobrol-ngobrol saja.
'Kenapa ibuku memilih pria dengan penampilan seperti itu? Dia mau-mau saja kegoda pria lain' monologku
'firasatku tidak enak. Aku merasa bahwa pria itu tidaklah baik bagi ibu. Sebaiknya aku harus berhati-hati' monologku lagi.Firasatku benar-benar aneh kenapa yah? Aku merasa tidak tenang. Mungkin hanya firasatku saja. Lalu tanteku datang menemui ku.
"Ibumu bawa siapa Febri?" Tanyanya
"Dia bawa calon suaminya" jawabku lesu
"Baru juga 3 bulan cerai sama suaminya, udah nyari yang baru lagi" ucapnya
"Mana ku tahu Tante, aku sudah melarangnya untuk menikah lagi tapi dia tidak mau mendengar. Aku takut kejadian dulu terulang lagi." Jelasku
"Sudahlah Febri. Semoga aja suami yang baru itu tidak seperti dulu" harapnya
"Amin Tante" akupun mengamini doa nya.Sore harinya, ibuku berpamitan dengan calon suaminya dan langsung pergi ke kamar tanpa menghiraukan aku yang ada didepannya. Aku ingin memperingatinya lagi tapi aku mencoba berusaha untuk berpikir positif. Aku menghela napas panjang dan pergi ke kamarku. Tapi firasatku masih saja mengatakan bahwa pria itu tidaklah baik untuk kedepannya nanti. Aku mencoba untuk menghilangkan rasa cemas ini. Semoga saja tidak terjadi apa-apa pada keluargaku.
~To be Continued~
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN HOME
General FictionBagaimana rasanya memiliki orang tua yang lengkap? Bagaimana rasanya canda ria bersama orang tua? Bagaimana rasanya hidup dikeluarga yang damai? Bagaimana rasanya diberi kasih sayang oleh orang tua? Itulah pertanyaan yang aku inginkan selama ini, ta...