Berapa rekor terlama kau pacaran?
Berbulan-bulan, bertahun-tahun atau bahkan hanya berselang hari?
Menurut orang, pacaran adalah hal yang menyenangkan dimana kau akan membahagiakan dan dibahagiakan satu sama lain. Atau dalam biologi disebut simbiosis mutualisme. Oh tidak, mengingat biologi hanya akan membuat pusing.
Mereka melakukannya hanya utuk satu tujuan, yakni kebahagiaan.
Tentu saja jika kau melakukannya dengan orang yang kau cintai.
Jika kau menemukan orang yang tepat, kau akan sanggup melakukan hal bodoh sekalipun untuk membuat pasanganmu senang. Kau akan rela menghabiskan waktu berhargamu bahkan hanya untuk menemaninnya video call berjam-jam karena pasanganmu sedang kesepian. Dan bahkan rela menghabiskan uang hasil jerih payahmu dalam sehari sekalipun.
Dan sekarang Agatha sedang mengalaminya, ia benar benar jatuh cinta. Wanita dua puluh lima tahun itu sudah kepalang cinta pada pria dengan tinggi badan seratus sembilan puluh sentimeter, dan keturunan dari Italia-inggris.
Michalle adalah yang pertama bagi Agatha. Dulunya wanita bermata abu itu terlalu fokus pada meraih cita-citanya hingga ia pun telat untuk melakukan hal-hal romantis selama hidupnya. Ya, dia seringkali dicap ketinggalan jaman oleh teman-temannya.
Biar kuceritakan dulu.
Agatha bertemu Michalle 1tahun yang lalu di restoran miliknya. Kala itu Michelle memesan steak, selepas lelah dari gym. Namun ia kurang puas dengan kematangan dagingnya yang merupakan 'rare'. Michelle ingin dagingnya dimasak lagi hingga benar-benar matang sampai kedalam.
"Bisakah kau memanggang steak ini lagi lebih lama, lidahku kurang nyaman dengan daging setengah matang" Ucap Michalle sambil menatap Agatha yang memakai celemek hitam dengan kedua pinggir rambut yang diikat kebelakang.
Agatha berdiri sambil menatap lekat manik coklat yang menarik perhatiannya tersebut, sileut mata yang tajam, hidung tegak bak perosotan dan bibir tipis kemerahannya. Oh jangan lupakan kaos hitam dan kalung rantai yang bertengger seksi di leher jenjangnya. damn! tidak biasanya ia seperti ini. Oh ayolah cepat sadar Agatha. Jangan menjadi orang idiot yang jatuh cinta pada pandangan pertama.
"Kenapa kau tidak coba saja dulu, percayalah steak restoranku yang terbaik di London ini." Ramah Agatha dengan sedikit penekanan menyombong sambil melipat kedua tangannya disisi tubuhnya. Ia ingin terlihat menawan dihadapan pria yang meremehkan masakannya.
Michalle diam menatap Agatha dan beralih menatap steaknya. Ia menghembuskan nafas mengalah. "Aku akan mencobanya, tapi berjanjilah jika aku tidak menikmatinya kau harus memanggangnya lagi."
Dasar cerewet batin Agatha. Ingin rasanya ia menyumpal semua daging itu ke mulut pria yang banyak maunya itu. Tidak ada orang yang pernah melepeh masakannya. Kali ini ia merasa tertantang dengan permintaan sepele pria blesteran dihadapannnya.
"Sure, jika memang iya, maka aku akan mentraktirmu sekalian." Michalle menyunggingkan bibirnya tanpa tersenyum sambil mengangkat bahunya.
Michalle memotong steak itu menjadi bagian kecil karena takut ia akan melepeh dagingnya. Ia mengunyahnya dengan mata tertutup sambil menerka-nerka rasa steak itu.
"Bagaimana?" tanya Agatha penasaran karena Michalle tidak mengatakan sepatah katapun.
"Not bad, ini baru pertama kali aku bisa menikmati steak dengan kematangan rare. Well, aku sedikit setuju kalau steakmu terbaik di London ini". Jujur Michalle.
"Haha, sudah kuduga. Tidak akan ada orang yang akan melepeh masakanku." Bangga Agatha akan masakannya sendiri.
"Yes lady, aku akan kembali dan mencoba masakanmu yang lain." Ucap Michalle sambil menopang dagu dengan kepala mendongak menatap Agatha.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISCHANCE
Fiction générale"Harapanku di bumi ini hanya satu. Aku ingin dianggap manusia oleh gadis pujaanku." -Gavin Morrone-