01

588 119 10
                                    













●●●








Kedua tangan nya saling bertautan, menatap gedung yang cukup besar didepan nya dengan ragu. Menghela nafas entah untuk ke berapa kalinya, Sinbi merasa enggan untuk melangkah lebih jauh ke dalam gedung dimana kakak nya tengah menempuh pendidikan. Ia sangat takut



Setengah jam yang lalu salah satu kakak nya mengirimnya pesan dan meminta bantuan, sebenarnya itu bukan hal baru bagi nya. Kakak kedua nya yang bernama Jung Eunbi memang cukup ceroboh, dan sering meninggalkan sesuatu yang penting untuk perkuliahan nya. Tidak jarang juga, Ia akan mengirim pesan padanya dan meminta tolong karena kebetulan dirinya selalu berada di jam kelas saat siang hari atau kelas yang tidak terlalu pagi. Namun, biasanya mereka akan bertemu di cafeteria atau gedung kelas dirinya bukan seperti saat ini. Dimana untuk pertama kalinya Sinbi berada di gedung fakultas lain selain fakultasnya sendiri. Ini hal baru bagi seseorang sepertinya, dan hal yang menakutkan bagi seseorang yang memang tidak terlalu suka bertemu dengan banyak orang asing seperti ini. Dan Sinbi selalu benci saat dirinya berada di situasi seperti ini




Untuk kesekian kalinya, Sinbi kembali menghela nafas dan kembali menatap gedung kakaknya. Sedikit melirik ke jam tangan miliknya untuk melihat berapa lama lagi sisa waktu Sinbi untuk mengantarkan barang milik kakaknya. Gadis itu mulai tercekat saat melihat jam tangan miliknya, ada waktu sekitar 20 menit lagi sebelum kelas nya dimulai. Itu artinya Sinbi harus segera mengangkat kakinya untuk mulai berjalan menemui kakaknya dan mengantar sketsa milik wanita itu, dan berlari cepat untuk mengejar kelasnya yang sebentar lagi dimulai




Sinbi memutuskan untuk memejamkan matanya dan mulai menarik nafas dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan. Mencoba untuk meyakinkan diri bahwa semua akan berjalan lancar, tidak akan ada hal buruk terjadi, Ia hanya perlu mencari kelas kakaknya dan mengantar sketsanya lalu bergegas pergi dari gedung ini. Tidak perlu berbicara dengan siapapun selain kakaknya, Sinbi yakin dirinya bisa melakukan itu. Yakin gadis itu dalam hati dan mulai melangkah pergi




Gadis itu memutuskan untuk menundukkan kepalanya dan mulai berjalan, rasa gugupnya masih terus menghantuinya dan dirinya bisa mendengar detak jantung nya yang tidak terkontrol dengan jelas. Sinbi kembali menghela nafas, jari-hari tangan nya mulai meremas sketsa sang kakak cukup kuat hanya untuk mengusir rasa gugup yang sepertinya semakin parah saat gadis itu mulai merasa ada banyak pasang mata yang terus saja menatapnya





Dalam hatinya, Ia terus saja meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Tidak ada seorang pun yang memperhatikan nya dan menilai bahwa dirinya aneh. Tidak ada seorang pun yang mengenalnya. Sinbi terus saja meyakinkan dirinya seperti itu, Ia harus mulai memberanikan diri dan melangkah dengan yakin untuk segeran menemui kakaknya dan mengakhiri kegugupan nya dengan cepat. Agar dirinya bisa kembali ke kelasnya dengan cepat dan tidak perlu berlama-lama disini





Rasanya, Sinbi seperti baru saja terkena serangan jantung di siang bolong. Nafas nya seperti berhenti untuk persekian detik karna terkejut, dan mulai memejamkan mata saat Ia merasa akan jatuh tersukur saat ini juga karna gadis itu baru saja terkerna serangan mendadak. Disaat seseorang tak dikenal tidak sengaja menabraknya dari arah belakang. Namun untuk beberapa detik selanjutnya Sinbi merasa kebingungan saat dirinya tidak merasakan kesakitan sedikitpun seperti dirinya tidak jadi jatuh tersungkur




Sinbi mulai memberanikan diri untuk membuka matanya hanya untuk melihat keadaan dirinya, namun betapa terkejutnya Ia saat melihat seorang pria dengan mata bulat tengah menahan tubuhnya agar tidak menyentuh keras nya lantai. Untuk beberapa detik Sinbi terdiam, mulai menyusun kesadaran nya yang beberapa saat yang lalu seperti hilang ditelan keterkejutan. Gadis itu mulai beranjak dan menjauhi pria yang tidak dirinya kenali dengan gelisah dan rasa takut yang mulai muncul, awalnya Sinbi memilih untuk mengabaikan pria itu dan berusaha untuk melarikan diri. Namun niatnya terpaksa gagal saat pria itu kembali meraih lengan nya dan menahan langkahnya, membuat Sinbi merasa bingung. Apa dirinya melakukan kesalahan atau...




AMANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang