prolog

14 3 0
                                    

Selamat memulai kembali, memulai kembali bagian yang belum sepenuhnya selesai.

Aku berhenti di persimpangan jalan depan toko roti yang sudah tutup sejak satu jam yang lalu. udara kali ini tidak terlalu bagus, awan mulai mendung sepertinya hujan akan segera turun.

"Permis pak, saya pesan bajigur nya satu ya"

"Dibungkus neng?" tanya si bapa. aku mengangguk meng iya kan.

Benar saja dugaanku, setelah bajigur ku selesai di bungkus, hujan langsung mengguyur kota Bandung. Tidak terlalu deras, hanya gerimis.

"Ini pak uangnya" ucapku sambil mengulurkan selembar uang.

"Makasih neng"

"Sama-sama pak" jawab ku sambil melangkah pergi.

Untung saja hujan tidak begitu deras, jadi aku bisa menerobosnya. Ya walau pun tidak begitu deras, kalau sampai rumah pasti basah semua.

Selalu banyak cerita ketika hujan. Semua orang pasti memiliki ceritanya masing-masing. Entah itu senang atau sedih.

--

Dertt Dertt

Suara ponsel itu bergetar di atas nakas meja kamarku. Aku segera mengambilnya, ku lihat tertera panggilan darimu.

"Halo"

"Tumben telepon nya sore. ada apa?" tanyaku

"Sore ini mendung, sepertinya hujan akan turun. Bagaimana kalau kita pergi keluar, untuk meminum secangkir kopi?"

"Sepertinya hal yang menyenangkan" jawabku.

"Sedang tidak sibukkan?" tanya mu memastikan.

"Tidak" jawab ku.

"Aku segera kesana" ucap mu, langsung mematikan ponsel.

Mengapa ketika bertemu kamu, kini menjadi hal yang paling candu dan mendamba.

--

Sejak saat itu, ketika hari terlihat mendung. Kamu selalu mengajak ku pergi keluar. Hanya untuk meminum secangkir kopi. Memang tidak ada yang istimewa, hanya hal-hal yang biasa, tapi ketika itu dengan mu semuanya seperti nyata.

Ketika tidak lagi dengan mu, cerita kemarin bagai sugesti yang ada pada diri ku.

Kini secangkir kopi yg panas pun tidak sebanding dengan sikap mu yang begitu dingin.

Bahkan hujan saja tahu caranya untuk berhenti turun. Berhenti untuk membasahi bumi. Berhenti agar semua orang tidak larut dalam kenangan yang kelam.

Tapi tidak dengan kamu.

Kamu membuat ku gelisah tak menentu, hanya tidak bertemu pikiran ku selalu tentang kamu.

Kamu selalu membuat ku tak berhenti mencintai. Apa lagi perihal rindu, tak pernah berhenti selalu mengalir tertampung tak berujung. Bahkan saat kamu sudah pergi berlari rindu ini hanya untuk mu.

Kamu selalu membuat ku candu perihal kepribadianmu. Sampai aku sadar bahwa itu hanya semu. Sampai aku tertegun, ternyata cerita ini hanya aku saja yang berperan. Dari awal sampai sampai akhir kamu tak pernah hadir.

Tanpamu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang