PERJALANAN

15 2 0
                                    

Author's POV

Di sepanjang perjalanan, wonu cuma bisa diam menatap keluar dari jendela mobil sembari mendengarkan lagu "I Wish" dari boyband korea SEVENTEEN melalui earphonenga, sesekali ia memejamkan mata, tetapi AC mobil yang dingin membuatnya  susah untuk tidur.

"Won..."

Wonu tak menggubris panggilan appa karena pandangannya yang terfokus ke jalan apalagi dia menyetel lagu menggunakan earphonenya.

"Wooooonnn...."

Sekali,

Dua kali,

Tiga kali appa memanggil, wonu masih belum menyadari panggilan appa. Appa yang merasa tak digubris panggilannya pun menepul pelan paha anaknya.

"Won, kamu denger ga si appa manggil? Udah berkali-kali dipanggil ko ga nyaut, lagi ada masalah?" Tanya appa yang matanya masih fokus ke jalanan.

"Ah-iya pa, maaf, wonu lagi dengerin lagu pake earphone jadinya ga kedengeran" kekeh wonu seraya melepaskan earphone dari telinganya

"Kenapa pa? Ada yang mau diomongin? Kok kayaknya seeius banget?"

"Beginu won.. kan appa sudah lama sendiri nih. Kurang lebih 12 tahun, kalo misalnya Appa berniat untuk menikah lagi, kamu bolehin ngga?" Tanya appa serius.

"Loh, kok tiba- tiba banget? Menurut wonu sih gapapa, itu terserah appa, appa yang ngejalanin hidup, kalo itu bisa bikin appa bahagia mah, wonu gabisa ngelarang. Boleh kok pa. Asal..."

Wonu yang belum selesai bicara langsung dipotong oleh appa

"Hah? Serius kamu won? Kesambet apa kamu? Appa mikirnya kamu bakal ga terima dan kabur dari rumah ahahaha... Oh iya, asalkan apa nih?"

"Asal appa nyari yang bener bener pas, dan baik buat diri appa dan diri wonu juga. Wonu gamau dapet ibu tiri yang kek di sinetron sinetron fitu pa, udah galak, jelek, gitulah pokoknya pa. Ngerti kan?" Wonu melanjutkan pembicaraannya.

"Ahaha kamu bisa aj won, appa cuman bercanda kok tadi"

"Beneran juga gapapa sih pa"

Appa hanya terkekeh kecil mendengar perkataan anaknya. Ia tak menyangka dengan respon anaknya yang diluar dugaan.

Tak terasa 2 jam perjalanan sudah mereka tempuh, merekapun sampai di tempat tujuan. Ya, rumah baru yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, bisa dibilang cukup untuk ayah dan anak ini.

"Won.. bangun won. Udah sampe nih, ayo bawa barang-barangnya ke dalem bantuin appa" appa menggoyang-goyangkan tubuh anaknya dengan maksud untuk membangunkan anaknya yang tertidur.

Wonu mengerang pelan, perlahan-lahan membuka kelopak matanya yang masih terasa berat.

"Ngh- eh iya pa wonu bangun" jawab wonu letih.

Mereka bergegas membawa barang bawaan ke dalam rumah, karena hari sudah larut dan mereka harus segera istirahat.

"Capeknya. Pa, wonu langsung tidur ke kamar ya? Capek banget nih ngantuk, barang-barang udah wonu beresin semua kok"

" iya won, gapapa, tidur aja. oh iya ngomong-ngomong kamu besok udah langsung sekolah di sekolahan yang baru ya"

"Hah?!" Wonu membelalakkan matanya.

"Kok cepet banget pa? Kapan diurusnya? Lagipula kita baru sampe loh"

"Buat kamu apasih yang enggak won, ini juga demi kamu biar cepet lulus, kuliah, terus ngelanjutin perusahaan appa kalo kamu mau, oke? Sekarang cepet tidur, kamu gamau telat di hari pertama sekolah di sekolah yang baru kan?"

"Huh okedeh pa, wonu tidur duluan, malam pa"

"Malam juga nak, mimpi indah"

Begitulah percakapan antara 2 manusia ayah dan anak tersebut ditutup dengan ucapan selamat malam.

.
.
.
.
.

Maaf, ini chapternya gue pendekin aja ya. Soalnya gapunya ide lagi anjir.. hahaha ini juga iseng doang ngelanjutin. Smoga ga bosen ya~

Vomment jgn lupa atau saran gitu..
<3 lol. Lots of love ❤️

I'm Sorry, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang