one

4.3K 378 124
                                    

Iya aku tau kok kalo ff on going ku lainnya belum end :') Tapi aku pengen bikin ini daripada idenya ilang. Semoga suka hehe ini short ff kok^^

Jangan lupa vote, comment and follow. Kamsia✨

Pastikan membaca note/peringatan di kolom deskripsi book ini terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk mulai membaca cerita ini.

_______

Jimin tersenyum untuk memandangi wajah damai Jeongguk yang sedang terlelap dengan diiringi dengkuran halus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin tersenyum untuk memandangi wajah damai Jeongguk yang sedang terlelap dengan diiringi dengkuran halus. Lelaki bermarga Park itu tidur menyamping untuk menghadap pada kekasihnya. Kepalanya ia sangga menggunakan telapak tangannya, sementara sikunya bertumpu pada kasur.

“Tampan. Jeongguk ku sangat tampan.” Jimin tak pernah berhenti mengagumi paras rupawan sang kekasih. Badan tinggi nan gagah, wajah tegas, hidung mancung serta bibir tipis, Jeongguk begitu sempurna di mata Jimin.

“Uh?” Jimin menoleh ke arah jam dinding kamar hotel Jeongguk. Ia menyadari bahwa ini sudah siang, itu artinya Jimin harus membangunkan Jeongguk.

“Jeon Jeongguk-ssi. Bangun! Kau harus segera bangun dan bersiap ke Sydney Olimpic Stadium untuk rehearsal!” Jimin berusaha membangunkan Jeongguk. Tangannya terangkat untuk membelai wajah tegas sang kekasih.

Jeongguk atau yang dikenal dengan nama panggung JK adalah seorang penyanyi, rapper, song writer sekaligus produser dari Korea Selatan dan sudah mendunia. Saat ini lelaki bermarga Jeon itu sedang melakukan tur dunia dan sekarang adalah konser terakhirnya di serangkaian JK World Concert Tour, lebih tepatnya di Sydney Olimpic Stadium Australia. Rencananya usai melakukan konser terakhir di Australia, Jeongguk dan timnya akan segera pulang ke Korea Selatan.

“Sayang? Bangun lah. Ayo.” Jimin menggoyang-goyangkan badan Jeongguk namun kekasihnya itu tetap saja mendengkur, bahkan semakin keras.

Jimin mendengus pelan. Ia memilih berdiri di kasur dan berkacak pinggang. “Hm? Bagaimana ya cara membangunkannya?” monolog Jimin.

Sedetik kemudian, Jimin tersenyum dan mengangkat kedua tangan ke belakang kepalanya. Hal itu secara otomatis membuat pinggang rampingnya terekspose karena baju putih yang dikenakannya ikut terangkat.

 Hal itu secara otomatis membuat pinggang rampingnya terekspose karena baju putih yang dikenakannya ikut terangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kookmin • happy ending [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang