ep 3

116 3 0
                                    

Aku berfikir bahwa ini semua telah memberikan cukup waktu bagiku untuk
melihat betapa sebagian penghuni wilayah ini harus hidup sedikit lebih bahagia. sepertinya mino dan adiknya hampir tidak pernah terlihat membuka mulut, kecuali untuk mengeluhkan kelelahan dan menunjukkan bahwa mereka mendambakan
agar mereka mendapatkan tamu yang mungkin akan membantu mereka keluar dari wilayah ini. Dengan percaya dirinya aku berfikir bahwa aku akan jadi penolong bagi hidup mereka, fikirku. Tanpa di sangka sama sekali semua pertemuan ini akan memberikan kita sesuatu jalinan hubungan yang sangat - sangat toxic.

Mino terus berusaha mendobrak pintu kamar adiknya dengan paksa, setiap upaya untuk mencoba membuka pintu itu tidak berhasil ku pikir keliatan dari luar rumah ini sangat rapuh tapi ternyata di dalamnya sangat kuat semacam ini, dan tiba- tiba keheningan pun menyergap di antara kami . Meskipun begitu, keheningan itu terlegakan oleh
monolog panjang tentang mino yang keluar dari pekerjaan nya

"Apa aku harus menelfon adiku untuk memohon agar dia pulang ke rumah? Atau apakah aku harus memanggil tukang kunci? " Dia berkata sambil melihat ku yang duduk terdiam bersandar dengan dinding yg kotor,

"Mana ada tukang kunci di jam malam seperti ini? , ya sudah aku bisa mengambilnya lain kali"

"Tapi apakah itu benar kau? Penulis anonim yang sangat di idolakan oleh adiku? "

"Mau bertukar informasi? " Aku menawarkan pertukaran cerita di balik kehidupan kami yang sangat sedih di dalamnya, pertama dia ragu dan sejenak berfikir untuk menerima pertukaran cerita ini.

"Apa yang kamu penasarani dari ku? " Kata mino

"Tentang hidupmu, tentang bagaimana kamu mendapatkan cidera, karena itu masih mengganjal dalam hatiku" Dia tampak mendesah perlahan sambil sedikit melihat ku .

"Ollp, aku mempunyai ollp"

"A... Apa? O.. O apa? "

Bagiku ketika mendengar istilah seperti itu, kurasa nadaku terlalu menyangjun dirinya layaknya itu adalah sebuah piagam penghargaan yang ia dapat.
Mino diam seribu bahasa. Aku juga diam seribu
bahasa, menikmati adegan ini.

"Itu adalah penyakit lutut"

"Apakah parah? "

"Kenapa kamu sepertinya sangat semangat ketika mendengar kekurangan orang lain"

"Oh, apakaha ku membuat mu kesal lagi?, sejujur nya aku sangat bodoh ketika sma, kau tahu kan jurusan sains sangat susah waktu dulu, jadi ketika di kelas pekerjaan ku hanyalah tidur di bangku paling belakang"

"Jadi kau menjadikan itu semua sebuah kebanggan?, padahal murid sma sangat suka berlomba untuk meraih nilai yang tinggi? "

"Kau masih bisa hidup dan bernafas tanpa pelajaran itu, sekarang tidak ada gunanya kan?. Lihatlah aku bisa sukses tanpa sains"

Aku sedikit tersenyum saat melihat dia mendesah frustasi, Secara keseluruhan, aku sangat menikmati ketika menggodanya.
Mino melihatku bahwa seorang putri dari bangsa yg tidak ia ketahui datang tiba - tiba karena sebuah pertolongan darinya. Ini benar - benar seperti cerita klise dari disney. Aku sama senangnya dengan cerita macam ini , meskipun dia menyikapinya dengan sangat frustasi.

"Kau tidak akan pulang karena ini sudah sangat larut? "

"Apa kamu senang kalau aku menginap disini? "

"Jangan mengada - ada!, ayo aku akan mengantarkanmu sampai kedepan"

Kami berjalan beriringan di tengah malam. Dini hari di kota seoul dengan seseorang yang baru saja ku kenal. Aku sudah melihat bagaimana dia tinggal, bagaimana dia bekerja dan bagaimana tentang dia. Satu lagi yang harus kudapat kan adalah bagaimana aku bisa mengikatnya. Menuruni tangga dengan menggunakan heels ini sungguh sangat menyiksa. Setelah berusaha turun ku dapati mobilku telah di derek oleh petugas setempat karena parkir liar. Aku sungguh sangat syok saat melihat sebuah pamflet yg di tempel kan dekat beton tinggi yang ada di sekitar wilayah ini. Aku menoleh ke arahnya yang dengan percaya dirinya hanya tersenyum mengejek ke arah ku. Amarah ku muncul sehingga rasanya aku menampar pipi orang yang berada di dekatku.

"Kau punya mobil kan? " Tanya ku

"Kau sedang mengejeku lagi? "

"Kau bekerja di departemen pemerintahan, tidak mungkin kalau kau tidak punya mobil"

"Aku tidak mau mengantarkan mu karena rumah mu jauh"

"Kau tahu rumahku? "

"Mmm aku hanya melihat tampilan mu seperti konglomerat gangnam"

"Kau harusnya berkaca, kamu sendiri suka melihat orang dari covernya kan? "

Mino terdiam syok karena perkataanku. Aku berjalan ke arahnya untuk menyuruhnya agar mengantar kan ku dengan mobil nya. Akhirnya kami menuju gangnam di wilayahku. Suasana di dalam mobil itu sepi, sunyi tidak ada percakapan. Aku hanya melihat keluar jendela, melihat lampu yg seperti nya tidak akan pernah padam. Mino menoleh ke arah ku dan bertanya apakah aku baik baik saja.

"Kau mengantuk? Tidurlah nanti kalau sudah sampai aku beritahu"

"Aku tidak bisa tidur di mobil orang"

Dia hanya berdehem keterangan dan tetap melanjutkan fokus kedepan jalan. Dan lama kelamaan aku mulai tertidur.

Entah apa yang ada di dalam mimpi ku, aku serasa tidur berjam jam dan saat ku bangun, tersadar sedang bersandar di tepi jendela mobil. Ku lihat jam tanganku sudah pukul 3 dini hari. Berarti aku sudah tidur selama 1 jam. Aku melihat mino yg ada di sampingku, dia juga tertidur menyandar di tempat duduk nya. Aku mengamati wajah indah itu penuh seksama, tersenyum sangat bodoh karena aku menginginkan nya. Saat akan ku sentuh hidung panjang nya sebuah cahaya datang menyelorot ke arah kami. Dengan refleks ku tarik tangan ku, mino pun mulai membuka matanya. Dia menegakan bangkunya dan melihat ku sekilas.

Sebuah mobil datang dan penumpang nya turun dari sana. Kami hanya mengamati, dan melihat sekretaris ayah ku keluar membopong ibu tiri ku yg tidak sadar karena pengaruh alkohol. Kita menyaksikan bagaimana cara mereka yg tiba - tiba sedang saling membantu tetapi sedetik kemudia berubah menjadi sebuah adegan mesum yang tidak patut untuk di saksi kan. Aku sendiri bingung apakah ini namanya selingkuh atau sekedar tidak sadar akibat pengaruh minuman keras. Mereka bercumbu dan berciuman dengan panas. Mino melihatnya juga sangat terkejut, dia refleks berkata "ya Tuhan" Dan aku sangat syok dengan apa yg dia perbuat. Tapi selain dari itu, aku sangat syok lagi saat melihat mino.

"Dia siapamu? "

"Dia ibu tiri ku"

Setelah aku berkata seperti itu, mino seperti terkena mental breakdown.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wooden HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang