O4 ; aneh

139 12 0
                                    

끝까지 하늘 위로

"Permisi, paket!"

Sudah lewat dua menit sejak kurir itu berteriak dan ia terus mengulanginya sampai Minju sadari jika belum ada yang mengambil paketnya. Ia pun memeriksa satu per satu kamar, ternyata mereka semua sedang main hp.

Ia pun turun dan membuka pintu. Kurir itu duduk di depan pintu sembari menatap ke rumah depan. Aneh, tapi ya lebih baik daripada paketnya dilempar atau dia masuk begitu saja ke dalam rumah.

"Pak?"

Kurir itu berdiri dan tersenyum lebar. "Ah, ini paket untuk Jun." katanya sembari memberikannya pada Minju. Ia mengambilnya dan membaca pengirimnya.

"Namanya siapa?" tanya kurir itu seraya memegang ponsel. Minju menaikkan kedua alisnya, untuk apa mereka membutuhkan namanya? Itulah alasan kurir atau pengantar makanan harus berhenti sampai pos satpam.

"Minju."

Ia mengangguk dan memberikan salam. "Minju-ssi, untuk berjaga-jaga saja, aku boleh minta nomormu?" tanyanya dengan wajah berseri-seri, Minju bingung. Sejujurnya dari awal, kurir itu sedikit mencurigakan.

Kurir itu terus menyodorkan ponselnya agar Minju menulisnya sendiri. Karena mengikuti aturan, ia pun mengambil ponselnya dan mengetikkan nomornya. Walaupun ia curiga, ia tetap mengikuti keinginannya.

"Ini. Permisi, pak."

"Ya?" kurir itu sudah akan menaiki motornya.

"Bagaimana bisa Anda melewati pos satpam? Sudah ada peraturannya tepat di gerbang, bukan?" tanya Minju dan kurir itu tersenyum lebar.

Kurir itu memakai helmnya dan masker. "Satpam itu memperbolehkanku." jawabnya dan ia pun langsung pergi begitu saja.

Minju mengangguk dan ia menutup pintu. Ia segera berlari ke kamar Jun. Namun, Jun tidak membuka pintunya hingga akhirnya Minju pun menaruhnya di meja ruang tengah dan berbaring di sofa.

"Paket siapa, Ju?" tanya semua orang serempak dan Minju sampai terkejut karena suaranya seperti orang yang berteriak.

"Punya Jun!" teriaknya kesal.

Tak lama kemudian, Jun berlari ke arah ruang utama dan duduk di sebelah Minju. Tidak dibuka, ia hanya menatapnya dan tersenyum lebar. Semua orang tahu, Jun ini sifatnya unik, ya sama saja seperti Sakura.

Minju mendorong bahu Jun karena lama. "Apa isinya? Cepat buka." katanya. Jun menggelengkan kepalanya, Minju tidak tahu jika paket itu isinya adalah sesuatu yang ia tidak sukai.

"Kau mau pergi atau tetap disini?" tanya Jun.

Minju menatap Jun curiga, jangan-jangan ia membeli sesuatu yang ilegal. Tetapi, kenapa bisa lolos kalau itu ilegal? Entahlah.

"Memangnya kenapa? Kau membeli bra dan celana dalam?"

Mendengar Minju teriak seperti itu, semua orang di rumah itu langsung berlari menuju mereka dan tak berhenti menatap Jun sebelum akhirnya ia membuka paket itu.

Jun menelan ludah, bagaimana bisa Minju berpikir ia membeli bra dan celana dalam? Bahkan untuk apa seorang pria 'straight' seperti Jun membeli bra? Minju ini memang bodoh atau polos?

kıdult | seventeen ㅡ ızoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang