🔥BEGGINING!🔥

2.7K 352 184
                                    

Manusia dilahirkan bersama harapan,
manusia juga hidup hanya untuk berharap, selebihnya tidak ada.

-Hi! Datraz-

×××

Siapa dia yang pernah membuatmu merasa begitu berarti?

Dia yang memperlakukan kamu amat berharga seakan kamu adalah barang rapuh yang bisa hancur hanya karena tersenggol sedikit saja.

Atau, pernahkah kamu dipertemukan dengan dia yang bicaranya membuatmu sangat terluka?

Perbuatannya sanggup membuatmu merasakan sesak berujung tangis dan penderitaan berkepanjangan.

Namun bagaimana jika dua hal bertolak belakang tadi ada pada satu orang yang sama? Dia yang abu-abu membawamu terjerembab dalam badai dilema.

Gadis mungil itu memasuki rumah yang cukup besar, memeluk kotak persegi berukuran sedang kemudian memasukkan kunci lalu memutarnya. Sepi, satu kata yang selalu menggambarkan kondisi tempatnya berpijak saat ini. Selama tiga tahun terakhir sejak pertama kali ia memasuki hunian itu, hanya hening yang akan menyambutnya.

Melepaskan flat shoes dari kaki dengan kuku bercat putih lantas melangkah masuk. Semakin dalam semakin sunyi. Ia harap setelah masuk ke dalam satu ruangan seseorang nantinya akan sedikit memberi kehidupan pada rumah ini.

Si gadis menarik knop pintu, namun nihil yang didapat, pintu bercat hitam legam bertuliskan 'D'devil!' itu ternyata dikunci.

Tok! Tok! Tok!

"Raz, aku tau kamu di dalem. Buka pintunya, yah..." suaranya mengalun sangat halus. Mendengar suara pergerakan serta langkah kaki dari dalam cukup membuatnya tersenyum.

Pemuda tinggi yang kini hanya mengenakan singlet hitam hanya menatap si gadis dengan tatapan datar tak berminat. Rambut pirangnya berantakan hingga sebagian menutupi mata hingga bibirnya. Hanya lima detik, hingga ia memilih berbalik dan kembali ke tempat tidurnya dengan tengkurap.

Aroma rokok sangat menyengat begitu si gadis masuk ke dalam, ini bukan sekali dua kali ia mendapati hal yang sama, namun lagi-lagi ia tak ingin terlalu banyak bicara dan bertanya.

"Belum mandi nih pasti," tebak gadis itu, "Ayo mandi dulu, mentang-mentang minggu masa mager mulu... Walaupun hari-hari biasa kamu juga males man-"

"Berisik!" ketusnya semakin tenggelam pada bantalnya, "Lo kalo mau berisik mending ga usah di sini,"

'Apa aku bikin kesalahan, ya? Tapi apa?' batinnya bingung.

"Heh, mana ada. Ini hari spesial kita, tau. Bisa-bisanya kamu lupa," ia mengulurkan tangannya menepuk punggung tegap si cowok.

"Singkirin tangan lo, Ayra," nada bicaranya diiringi geraman kecil.

Tunggu. Namanya disebutkan? Sebesar apa kesalahan itu? Lebih dari hafal tabiat Datraz, Ayra akan bertanya apa kesalahan yang ia perbuat.

"Raz, untuk hari ini... aja, kamu langsung bilang apa kesalahanku tanpa harus marah-marah," Ayra berusaha tersenyum meski getir.

Datraz diam, ia tidak bergerak dari posisinya. Ayra yang merasa didiamkan hanya memperbesar hatinya, ini hanya secuil pertikaian dibandingkan hari-hari yang lalu. "Kamu kenapa? Kok dari kemarin chat ku ngga dibales?"

"......"

Masih hanya terjawab hening.

Suara percikan korek api terdengar sedikit menarik atensi Datraz. Melihat Ayra menyalakan lilin bertuliskan angka tiga di atas kue sedang di tangannya. "Happy anniversary sayang, bahagia rasanya udah sejauh ini sama kamu."

Hi! DatrazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang