🔥1. Datraz L. Datura.🔥

1.5K 300 145
                                    

Semesta itu egois. Bersamaan dengan takdir yang tidak bisa diajak bekerjasama.

- Hi! Datraz-

×××

Semua makhluk hidup di muka bumi ini memiliki garis takdir yang tentu saja tidak sama. Jika kamu menanyakan kenapa ada yang jahat dan ada yang baik, jawabannya tidak ada, sebab kita semua adalah campuran dari keduanya.

Sejak awal cowok berpakaian serba hitam itu mengerti kehidupan macam apa yang ia jalani, orang tua seperti apa yang dimiliki, ia mulai belajar melalui hal-hal yang dilihat.

Namun- ah, tolong jangan bicarakan itu sekarang, karena yang terpenting baginya adalah melarikan diri dari kejaran di belakangnya.

Dilemparkan-nya sembarangan satu kotak berukuran sedang ke semak-semak guna meringankan beban yang dibawa. Berlari kebingungan untuk menemukan tempat persembunyian yang aman.

Kala hampir diujung tanduk harapannya, ia ditarik oleh sebuah tangan mungil dengan kekuatan tak seberapa, membawanya masuk ke lembah lebih dalam sisi jurang.

"Ssstt... Kita aman di sini," ucap gadis itu lembut. Suaranya hampir menyerupai bocah SD. Jemarinya di sekitar bibir bertengger pertanda meminta lelaki yang ia tolong agar tetap diam.

Gadis itu merapat pada bahu si cowok dikarenakan tumbuhan liar hampir menusuk matanya, "Kamu baru lewat sekitar sini, kah? Kalo gitu, ini tips dari aku yang udah sering lewat sini, tiap kamu denger sekumpulan motor atau bahkan mobil lewat, kamu harus cepet-cepet sembunyi,"

Hening, lelaki ini hanya diam saja. "Oke lanjut, karena mereka itu sekumpulan anak-anak nakal yang suka malakin orang. Aku denger-denger mereka cuma ambil uang atau kendaraannya, ngga sampai membunuh, kok."

Suara berbisiknya begitu lucu. "Kamu kok diem terus? Kamu denger aku ngomong, kan? Apa kamu ... maaf, bisu? Atau ... Maaf, tuli?"

Alis pemuda di depannya terangkat sebelah, gadis itu pun kontan mengerjapkan mata berulang kali. Bahkan di kegelapan sorot mata menyeramkan itu berhasil mengintimidasi. Namun anehnya, pemuda ini tetap diam.

"Halo~ kamu dengerin aku, kan?" ujarnya tepat di telinga si cowok.

Menarik penutup kepalanya, cowok itu enggan berinteraksi lebih dengan seorang gadis. Ia tidak menyukai kaum yang terkenal berisik itu.

"Namaku Ayra. Aku tau kamu ngga nanya, tapi sebagai partner bersembunyi gapapa kalo kita kenala-"

"Cari di setiap sudut! Jangan ada yang terlewatkan!" suara nyaring tertangkap di indera mereka.

"Siap komandan!" sahut yang satunya dengan senjata api di tangan.

Polisi? Tunggu, apakah pemuda di sampingnya adalah seorang penjahat? Buronan? Atau bahkan seorang tahanan yang tengah melarikan diri? Ayra bersiap untuk berteriak, namun mulutnya terlebih dulu dibekap.

"Diem, atau gue tarik lo untuk jatuh ke jurang di bawah sana!" intonasinya tajam dengan suara yang begitu berat.

Ayra ketakutan, mimpi apa ia semalam bisa menolong seseorang yang ternyata adalah kawanan penjahat. "Datraz, itu nama gue,"

'Datraz ... Datraz ... Datraz ... H-hah?!'

Bisa dirasakan oleh Datraz lelehan air mata itu membasahi tangannya. Kenapa perempuan cengeng sekali? Merepotkan! "Gue ngga akan nyakitin lo selama lo nurut sama gue."

Ayra mengangguk kuat-kuat, dicubitnya tangan Datraz menandakan ia tidak bisa bernafas. Lihat saja tangan besar cowok itu menutupi bibir dan hidungnya.

Hi! DatrazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang