"Begitulah akhirnya."
"Wow,"
"Kenapa?"
"Dimana lo dapet semua kisah-kisah itu? Gue kagum."
"Aaa jadi malu," Ryujin menggaruk-garuk pipinya yang tak gatal sembari tersenyum malu-malu karena Asahi baru saja memujinya. "Dari google tentunya."
"Sadar nggak udah berapa kisah yang lo ceritain?"
Ryujin agak terkejut mendengar pertanyaan itu dilontarkan kepadanya, bahkan ia tidak sempat menghitung berapa kisah yang sudah ia ceritakan kepada Asahi. "Berapa emangnya?"
"Dua belas."
"Eh, serius?! Maaf, hehehe." Ryujin benar-benar merasa malu, bisa-bisanya ia menceritakan kisah sebanyak itu.
Terdengar suara tawa pelan dari seberang sana. "Tapi gapapa, gue suka dengernya."
Mendengar respon positif dari Asahi, Ryujin akhirnya bisa bernapas lega dan merasa bersyukur mempunyai seorang teman sepertinya.
Pasalnya, setiap kali Ryujin ingin bercerita kepada Lia, pasti kakaknya itu akan langsung menolak mentah-mentah. Katanya sih, membosankan.
Hening kemudian. Tidak ada yang membuka pembicaraan, hanya ada suara gemercik air hujan yang menemani.
Entah sejak kapan hujan turun, Ryujin sampai tidak sadar akan hal itu. Mungkin karena terlalu asik mengobrol dengan Asahi, meski hanya lewat sambungan telepon.
"Tidur, gih."
Jam sudah menunjukkan pukul empat dini hari, itu artinya Asahi dan Ryujin menghabiskan waktu dua jam untuk bertelponan.
Hhh, dasar anak zaman sekarang. Bukannya tidur, malah telponan. Sampai lupa waktu kan jadinya.
"Oke, lo tidur juga ya."
"Iya."
Ryujin hendak memencet tombol berwarna merah untuk memutus panggilan, tetapi tidak jadi dikarenakan seruan dari Asahi.
"Tunggu dulu!"
"Ya?"
"Selamat pagi."
"Iya, selamat pagi juga, Sa."
Setelah panggilan telepon diputuskan, Ryujin mengulas senyum lebar. Mengobrol dengan Asahi ternyata sangatlah menyenangkan, ia benar-benar merasa senang saat ini.
Sejenak, masalah-masalah yang ada di hidupnya, terlupakan begitu saja.
Hanya karena Asahi, Ryujin menjadi sering tersenyum akhir-akhir ini.
⭑⭑⭑⭑
"Selamat pagi, tuan putri."
Ryujin mengucek-ngucek matanya yang terasa berat, kepalanya juga terasa pusing. Dilihatnya sang kakak tengah berdiri di sebelah tempat tidurnya dengan tangan yang dilipat di depan dada.
"Nyenyak tidurnya, tuan putri?"
"Jam berapa ini? Kok kayak bukan pagi..." ujar Ryujin dengan kesadaran yang masih belum sempurna.
"Jam satu."
Ryujin hanya ber-oh. Namun, sedetik kemudian ia langsung membulatkan matanya. "HAH?! SERIUS?!"
"Iya, anjir!" Lia mengambil guling yang ada di dekat Ryujin, lalu melemparkan guling tersebut pada adiknya itu. "Semalem tidur jam berapa, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER HONEY - Asahi Ryujin ✓
Ficção AdolescenteBaik kebahagiaan maupun kesedihan, keduanya adalah bagian dari kehidupan. ✿ [Asahi x Ryujin] ❥ start: December 20, 2020 ❥ end: February 18, 2021 ©fairylixeu 2020