S A T U

15 2 0
                                    

"Sal, lo kenapa sih? Kayak gak semangat gitu," celoteh seorang gadis berambut sebahu. Karisa, satu-satunya teman yang dimiliki Salma.

Suara dengusan dari Salma. Sepertinya ia tidak pandai menyembunyikan kejadian tadi pagi.

Dengan wajah jijik ia menolehkan kepala. Menghadap ke arah Karisa."Masa Ris, tadi pagi gue digodain om-om pedo?"

"Sial mulu deh hidup gue." lanjutnya mengeluh. Membenamkan kepala diantara meja dan siku. Saat ini mereka berdua berada Di kantin. Untuk apa lagi jika tidak mengisi perut?

"Ganteng gak?" goda Karisa menaikturunkan alis.

Salma mengangguk samar. Munafik kalau cowok tadi jelek."Ganteng sih iya, tapi bukan tipe gue banget. Noh tipe gue plus calon masa depan," Ia menunjuk seorang laki-laki berkacamata dengan tubuh tegap.

"What?! KAK BAMBANG?" Mulut Karisa terngaga lebar. Tak percaya.

"Biasa aja kali."

Gadis berambut sebahu itu tersenyum tipis lalu berteriak."Kak Bambang ...! Dicariin tuh sama Salma!" katanya sambil mengangkat tangan temannya ke udara.

Sialan lo toa!

Salma menutup wajahnya, malu karena Bambang berjalan ke arahnya. "Kenapa dek?" tanyanya berusaha seramah mungkin.

Gue ngarep banget keknya. Batin Salma.

Mata elangnya menatap lekat ke arah Karisa."Dek Salma, masih inget kakak?" laki-laki itu berbicara.

"Ngg ... Kak," panggil Karisa pelan. Tidak enak jika dirinya di Sebut Salma oleh Bambang. Sedangkan pemik nama ada disampingnya.

"Kenapa?" tanya Bambang lembut. Berbeda dengan biasanya penuh ketegasan.

Karisa melirik Salma sekilas laku mengulum bibir."Dia Salma kak."

"Hah?!"

"H-hai,"

Salma mengangkat wajahnya."S-saya Sal-ma."

Tersenyum kikuk salah mengira. Malunya sampai ke ubun-ubun."Sorry dek, mungkin rabun gue udah nambah lagi nih." alibi Bambang sambil mengelap lensa kacamata."Yaudah gue pergi dulu, kasian Aiden nunggu pesenannya."

Punggung laki-laki berkacamata itu kian lama menjauh. Karisa memukul lengan Salma.

"Malu-maluin!"

"Lo aja yang gak tau rasanya gugup." Salma berjalan ke arah stand makanan. Mengembalikan mangkuk hanya untuk menghindar dari Karisa.

"Hei, tungguin dong!" Ia berlari menyusul Salma. Menyejajarkan langkahnya.

"Btw, lo udah selesai ngerangkum tugas Agama?"

"Udah kok." balas Salma.

Karisa cengengesan."Nyontek dong hehe ...," Salma memutar bola matanya malas. Selalu saja teman satu-satunya tidak mau mandiri.

***

"Kak Sal, dipanggil ketua osis," panggil salah satu adik kelas.

Salma yang hendak keluar gerbang lalu memutar tubuhnya. Ia menunggu adik kelasnya melanjutkan kalimatnya.

"Katanya ini tentang band."

"Oke, thanks, gue pergi sekarang kan?" tanya Salma.

"Iya, ke ruang osis aja kak. Udah ditunggu."

Salma tersenyum tipis lalu mengangguk. Ia melangkahkan kaki menuju ruang osis. Namun, sebelum itu suara kembali terdengar. Ah kali ini mirip suara seorang lelaki.

"Salma!"

"Eh, iy-iya kak?"

"Mau ke ruang osis ya? Gue bareng boleh? Sekalian ada keperluan." Salma mengangguk menangapi.

.
.
.
.
.

Salma menggembuskan napas berat. Ia merebahkan tubuhnya diatas kasur. Akhir-akhir ini merasa susah tidur karena kebanyakan latihan.

"Lima hari lagi, saatnya meraih mimpi!" gumannya mengepalkan tangan sehingga menampilkan buku-buku kuku.

"Salma, apa lo siap ngewakilin sekolah kita buat berpartisipasi lomba band?"

"Insyaallah, siap."

Dua kalimat penting itu kembali tergiang dalam benak Salma. Pertanyaannya apakah ia mampu? Karena ... Untuk pertamakali ia mengikuti lomba.

Gadia itu menutup matanya karena tak kuasa menahan rasa kantuknya. Tertidur dengan posisi terlentang.


Keesokan harinya ...

"Sal, lo yakin mau sekolah?" tanya Karisa menatap iba ke arah Salma.

"Menurut lo? Gue masih sehat gini, apa yang di khawatirin?" Benar saja, kondisi fisik Salma terlihat baik-baik saja. Hanya mata panda, tak terlalu buruk.

"Oke deh, kalo ada apa-apa ngomong sama gue aja!"

Salma mengacungkan kedua jempolnya ke atas."Yoi, tenang aja."

"Emangnya lo nggak perlu pake kacamata?"

"Enggak, lebay amat sih. Buat apa pake kacamata item kalo ntar disita."


***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE BOBROKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang