" Mbok, kalo beli es kelapa boleh gak dapet kursi tidurannya?" Tanya Jennie pada penjual minuman sore itu saat dia baru saja menginjakkan kakinya di Pantai Batu Belig.
" Nggak bisa. Kalo mau kursi sama mejanya mesti bayar dua puluh lima ribu." Ujar penjual tersebut
Gila, pekik Jennie dalam hati
Rasanya Jennie lebih duduk di 101 beschberm saja ketimbang harus menyewa tempat duduk ini. Sambil mengerucutkan bibirnya, Jennie melihat-lihat sekitarnya.
" Di penjual itu kursinya gratis gak ya?" Gumam Jennie sambil memandangi penjual lainnya. Sebuah trik yang Jennie lakukan untuk mendapatkan kursi pantai gratis.
Dan
.
.
.
." Ya udah mbok, boleh kursinya gratis kalo beli es kelapa disini."
Tuh kan, pekik Jennie dalam hati senang
" Oke mbok. Aku beli kelapanya satu ya." Ujar Jennie sambil memberikan uang sebesar 25 ribu rupiah pada si penjual lalu buru-buru duduk di kursi sambil memandangi pemandangan ombak di depannya.
Janeffendy_ 's instagram story update
Jennie, as a sad girl pemburu sunset di sore hari, pecinta kopi dan croissant di pagi hari, peminum wine di malam hari, dan pemilik maag akut di siang hari. Update dulu untuk pencitraan pada khalayak ramai dan cari perhatian pada Marcell tentunya. Sekedar memberitahu Marcell bahwa di Bali juga Jennie bersenang-senang.
Ngomong-ngomong tentang Marcell, lelaki itu memang alasan mengapa Jennie yang sudah lama tak ke pantai memutuskan untuk melihat sunset hari ini. Akhir-akhir ini rasanya hidup Jennie sangat hampa sekali. Apalagi setelah kejadian semalam saat dia pergi mabuk bersama Kai dan kawan-kawan hingga dia muntah dan berakhir tidur di villa mereka.
Yes, she slept with Kai, Marcell's bestfriend.Yes, she took that chance as a revenge because Marcell kissed some chicks in HK.
Yes, she feel empty and she feel like she is a jerk right now
Mangkanya sekarang Jennie merasa sedih sekali dan butuh menulis diary di pantai sambil mendengar suara ombak yang menenangkan hati.
Aming is calling ...
Baru saja Jennie akan menulis diary, Aming menginterupsi niatnya dengan menelponnya sore itu. Jennie mengernyitkan dahinya bingung, tumben sekali dia menelponnya sore hari. Biasanya lelaki itu akan menelponnya di malam hari untuk mengajaknya pergi ke La Fovela atau Shasha, typical South Jakarta kids in Bali.
" Kenapa?" Tanya Jennie, tanpa menyebutkan salam
" You dimana?" Tanya Aming balik
" Pantai nih bund. Kangen ya lo?"
" Nengok kanan gih." Suruh Aming membuat Jennie menoleh ke sebelah kanan. Dilihatnya Aming tengah berjalan ke arah Jennie sambil cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard To Choose One
ChickLit" Tiga bulan di Bali, muka lo tuh jadi eksotis dan patut diastungkarakan. Tapi kelakuan lo tuh bener-bener patut di-jikpingkan ya Jen." " Ya gimana dong Ming. Namanya juga hard to choose one, risiko orang cantik ya begini."