"APA? JUAN ADIKNYA ARIN?"
PLAK!
"Kebalik bego!" geplak Joy pada Rendy.
Rendy mengusap kepalanya yang baru dipukul anarkis oleh Joyvanda, sembari masih meratapi nasib setelah mengetahui jika Arin ternyata adik dari Ketua Tim mereka.
Lelaki itu jadi teringat segala kejailan dan perlakuannya pada Arin. Apa dia pernah bikin salah ya?
Enggak kan? Kayaknya enggak sih. Seinget gue sih enggak. Tapi gimana kalo seinget Arin iya?!—batin Rendy was was.
"Terus, Arin sekarang gimana?" tanya Yerin. Joy terlihat menghela nafas, "lo liat sendiri gimana dia tadi pagi, sarapan aja enggak. Langsung lari gitu aja ke tanggul, mau ngecheck apalah, alesan doang."
"Kalo Bang Juan?" tanya Hoshi.
Joy berbalik, menoleh pada Juan yang duduk melamun di teras.
"Sama aja, mengkhawatirkan."
Joy, Hoshi, Yerin dan Rendy serempak menghela nafas.
"Seenggaknya Rama nyusul, Arin gak bakal kenapa – kenapa," ujar Lino menenangkan yang lain.
"Juan juga ada Kak Wendy sih, untungnya," lanjut Dania.
"Gak terduga banget, tiba – tiba di program ini ada acara temu kangen keluarga yang hilang puluhan tahun," tutur Yerin menggelengkan kepalanya.
"Konspirasi macam apa ini," keluh Hoshi. "Mana Reno juga ternyata kembar, si Rama penyusup, anak rektor kampus gue lagi, mantep."
Rendy menegakan tubuh, "gue sekarang gak kaget kalo ternyata terungkap Lino adalah kembaran gue yang terbuang."
Kepala Rendy langsung ditoyor bergantian oleh Joy dan Yerin.
"Enak di lo gak enak di Lino!" sungut Joy sebal.
"Masa muka ganteng Lino disamain sama curut kaya lo?!" kesal Yerin.
Rendy merenggut. "Gue gak jelek – jelek amat yaa, 11 12 gini sama member boyband Korea," ujarnya mengusap dagu.
"Malah pada ngerumpi di sini, ayo tuh tempat sampah harus cepet kita urus, udah datang barangnya."
Kalla yang baru keluar kamar segera memberi perintah pada timnya.
"Biar gue, Kalla sama Lino pergi ke TPA, lo Hosh jaga aja di sini. Nanti bahan kimianya dikirim siangan katanya," tutur Joy. Hoshi mengangguk patuh.
"Ah, gue juga harus ngecheck koperasi," keluh Dania yang rebahan langsung bangun.
"Ren, ajakin Kak Juan sana," pinta Dania, Reno yang tengah memainkan ponselnya mengangguk lalu lekas keluar mengajak Juan, disusul Dania kemudian.
"Kak Wendyyy! Ayo berangkaaat!" teriak Dania, Wendy yang baru keluar dari kamar mandi langsung berlari – lari kecil.
"Iyaa bentaaar!"
Nyaris terpeleset karena kakinya licin, Dirga dengan cekatan menahan tubuh Wendy agar tidak terjatuh. Membuat Wendy membuang nafas lega.
"Makasih Dirga," tutur Wendy tak lupa dengan senyuman lalu dengan cepat pergi ke depan. Dirga hanya mengangguk canggung.
Kini di Adipati, tersisa Dirga, Yerin dan Hoshi.
Yerin melirik Dirga. "Kita gak ada kerjaan kan?"
"Gak ada, tanggul tinggal finishing, mungkin lusa udah bisa ngalirin air," jawab Wakil Ketua Tim Bertigabelas tersebut. Yerin menggerakan kepalanya mengerti, lalu menggerakan kaki untuk beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [OPEN PO check IG allyoori]
General Fiction[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tinggi berbeda, untuk hidup bersama selama 47 hari kedepan dalam sebuah rumah yang terletak di dusun terp...