Tepat pukul delapan malam tiba-tiba Jelita mendapatkan sebuah pesan singkat diponselnya, ia diperintahkan untuk secepatnya menghadap Johan diruangan kerjanya. Dinginnya malam menjadi saksi, getaran langkah demi langkah mulai terasa sekujur kakinya. Jantungnya berdebar kuat dan tak karu-karuan, Jelita saat ini benar-benar diselimuti ketakutan yang begitu hebat. Keyakinannya perlahan mulai goyah, perasaaan gelisah datang dan menghantui pikirannya, sejak tadi ia berlajan tidak tenang menujuh ruang kerja Johan. Berita yang tersebar di sekolahnya tadi pagi, pasti Johan sudah tahu. Pria itu pasti akan marah besar kepadanya setelah ini.
Kedatangan seseorang berhasil membuatnya terkejut, dia memegang punggung Jelita dari belakang. “Jangan masuk Kak, biar gue aja yang gantiin lo kedalam.” Juven Sagibran Adhitama, adik laki-lakinya.
“Jangan ikut campur urusan gue. Gue nggak butuh bantuan dari lo.” Ketus Jelita.
“Tapi Kak----” sebelum Juven berhasil melanjutkan kata-katanya, Jelita sudah lebih dulu nekat masuk kedalam ruangan kerja Johan.
Juven begitu khawatir melihat kakak perempuannya masuk kesana, dia sama saja mengantarkan nyawanya sendiri kedalam lubang buaya. Didalam sana dia tidak akan baik-baik saja, keselamatannya sedang terancam. Jelita tidak seharusnya mendapatkan hukuman, karena ia tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Juven kasihan pada nasibnya, ia tak pernah tega melihat kakaknya keluar dari ruangan kerja Johan dengan keadaan mengenaskan. Diluar, tepatnya didepan pintu ini Juven selalu menjadi saksi. Ia mendengar sendiri tanggisan memiluhkan serta jeritan kesakitan yang begitu keras keluar dari mulut kakaknya.
“AMPUN PA, MAAFIN JELITA!!! SAKIT, AMPUNN!!!”
Selalu seperti ini dan keesokan paginya Jelita pasti langsung jatuh sakit. Tubuhnya demam tinggi, dan menggigil. Bahkan pernah sangking parahnya, Jelita sampai dilarikan kerumah sakit dan menjalani rawat inap selama satu minggu lamanya.
_INCARAN_
KAMU SEDANG MEMBACA
INCARAN
Teen FictionUpdate setiap hari (kalau gak sibuk😁😁😁) Ketika cinta datang tanpa disengaja itu karena ketulusan. Tetapi jika cinta datang karena adanya alasan, maka sebut saja itu dengan kebohongan. Enjelitha mengincarnya, dengan segala cara dan tipu muslihat...