"Jaemin bangun nak ini mama" Mama masuk kekamarku dan membangunkanku dengan suarannya yang begitu pelan namun lembut
"Ada apa ma?" Jawab aku yang masih setengah sadar
"Jaemin, selamat ulang tahun. Maaf mama dan papa tidak bisa datang ke pesta mu" Kata mama yang meneteskan air matanya
"Tidak apa-apa ma, mama pulang itu sudah cukup" Jawab ku sambil menangis
"Jaemin, kamu harus bisa menjadi anak yang baik dan dengarkan apa yang kakakmu katakan" Kata mamaku sambil menangis
"Iya, ma tapi mama jangan pergi lagi aku ingin bersama mama" Jawab aku mencoba menghentikan mama untuk pergi
Dan ternyata itu semua hanyalah mimpi. Aku dibangunkan kakak dan Jeno yang mendengar teriakanku.
"Jaemin bangun ada apa denganmu?" Jeno dan kakak yang membangunkan ku
"Kakak mama mana?" Kata aku sambil menangis
"Mama?" yang terheran dengan pertanyaanku
"Iya, mama" Jawab aku
Aku menceritakan semua yang ada dimimpiku kepada kakak dan Jeno. Kakak yang mendengar ceritaku pun menangis dan mengatakan segalanya kepada ku
"Jaemin, sebenarnya mama sudah tidak ada" Kata kakak dengan menangis dan memberikan surat yang ditulis oleh mama dan papa kepada ku
"Apa? Tidak mungkin kakak pasti sedang bercanda kan?" tanya aku dengan tatapan penuh harapan
"Jaemin tenang" Kata Jeno yang mencoba menenangkanku
"Tidak Jaemin kakak tidak bercanda. Kakak serius" Jawab kakak
Aku yang tidak menerima ini pun langsung lari kekamarku dan menangis. Kakak meminta Jeno untuk menemani ku. Jeno terus menemani aku dan mencoba menenangkanku. Sudah berberapa hari aku tidak masuk sekolah. Jeno selalu mengunjungi ku setelah pulang sekolah untuk memberikan apa yang dikerjakan disekolah dan menghiburku.
"Jaemin sudah jangan menangis lagi. Kalau kamu bergini terus orang tuamu akan sedih disana" Kata Jeno
"Aku sudah berpikir buruk tentang orang tua ku. Aku pikir mereka tidak menyayangiku lagi" Jawab aku
"Bukankah orang tuamu menitipkan surat untuk mu coba kamu lihat apa pesan yang mereka berikan untukmu" Kata Jeno dengan memberikan suratnya kepada aku.
"Jaemin anak kesayangan mama dan papa kalau kamu membaca surat ini berati mama dan papa sudah tidak ada bersama denganmu lagi. Jaemin kamu anak yang pintar dan berbakat. Mama dan papa ingin kamu selalu bahagia, janganlah bersedih. Kalau kamu merindukan mama dan papa kamu bisa melihat foto yang mama berikan kepadamu. Meskipun kamu bukan anak kandung mama tapi mama sangat menyayangimu melebihi kakakmu. Ketika kakak mu menginginkan adik laki-laki mama dan papa pergi ke panti asuhan disanalah mama dan papa pertama kali bertemu dengan mu. Saat kami akan mengadopsimu, kamu masih berumur 2 tahun dan sekarang kamu sudah berumur 17 tahun. Rasanya seperti baru kemarin kami mengadopsi kamu. Kami memberi kamu nama Jaemin karena melambangkan ambisi yang membaja. Seperti namamu Jaemin kamu tidak boleh berhenti meraih apa yang kamu inginkan dalam hidup. Mama dan papa harap kamu bisa mencapai apa yang kamu inginkan. Itu saja pesan mama dan papa untukmu Jaemin. Selamat tinggal Jaemin. Dari mama dan papa untuk Jaemin tersayang"
Setelah membaca surat dari mama dan papa kesedihan ku semakin berkurang.
"Jaemin sudah jangan bersedih lagi. Ada aku disini yang akan menemanimu" Kata Jeno dengan senyuman
"Kamu janji Jeno?" Kata aku
"Iya aku janji" Kata Jeno dengan memberikan jari kelingkingnya
"Aku sangat beruntung punya sahabat seperti kamu Jeno" Kata aku dengan tersenyumAku berusaha menerima kepergian mama dan papa aku. Hari semakin hari aku sudah melupakan kejadian ini. Tapi terkadang aku juga merindukan mama dan papa. Ketika aku merindukan mereka aku akan menemui Jeno. Jeno adalah sahabat aku dari kecil, dia selalu ada disampingku saat membutuhkannya. Jeno sudah seperti saudara aku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Jeno for everything
FanfictionKisah ini menceritakan tentang aku dan Jeno. Jeno adalah sahabatku dari kecil. Jeno selalu ada saat aku membutuhkannya. Suatu hari saat aku kehilangan orang yang paling aku sayangi Jeno selalu ada disampingku.