Hai,
Sedikit ku tuliskan sebuah cerita, tentang aku yang akhirnya mampu percaya bahwa kamu bisa menjaga apa yang telah ku berikan.Rasa yang ku kira tak akan pernah menghampiri kita, nyatanya mampu diubah seiring waktu yang berjalan. Dulu ku kira kamu datang disaat yang tidak tepat, karna saat itu aku masih ada dalam lingkar kecewa ditinggalkan seseorang yang ku percaya bahwa dengannya aku tak akan menemui sebuah luka.
Namun nyatanya dia tetap pergi meninggalkan. Dan itu cukup membuatku terpelanting sangat keras hingga akhirnya aku tidak lagi bisa percaya kepada siapapun, termasuk kamu. Setelah hari itu, aku memilih untuk mempersempit circle pertemanan, bahkan aku pun sudah tidak ingin lagi berkenalan dengan orang baru.
Seperti mati rasa dibuatnya. Aku tidak lagi bisa merasakan bagaimana indahnya kasmaran, bagaimana rasanya ketika aku malu saat orang lain melempar sebuah rayuan indah yang biasanya mampu meluluhkan hati. Maaf jika menurutmu aku sangat dingin. Sungguh aku tidak tau mengapa aku bisa bersikap seperti ini.
Lalu tibalah hari dimana aku menyadari rasa itu. Namun rasa takut tetap menguasai relung hati. Entah apa yang bisa ku percaya darimu. Aku takut jika aku sudah merasa nyaman lalu kamu memilh untuk pergi meninggalkan. Namun kamu tetap gigih menunjukkan bahwa denganmu aku akan terus bahagia meski dengan cara yang berbeda.
Aku bingung harus menjawab apa ketika kamu dengan yakinnya menanyakan apa kejelasan hubungan ini. Bukan aku ingin menggantungnya. Tapi sadarilah, bangkit dari rasa kecewa tidak lah mudah. Membangun rasa percaya juga tidak segampang yang dibayangkan.
Aku berlarian kesana kemari, menanyakan bagaimana jika aku menerima mu sedangkan aku masih ragu untuk percaya padamu. Banyak yang menjawab “Jangan” hingga aku berada di titik sangat bimbang menentukan langkah apa yang akan ku ambil. Aku lupa jika sebaik-baiknya tempat untuk mencari jawaban adalah lewat doa.
Aku memutuskan untuk berdoa, meminta Tuhan agar menunjukkan langkah apa yang baik untuk ku pilih. Satu hari, dua hari hingga akhirnya aku mantab memilihmu sebagai seorang kekasih.
Terima kasih sudah hadir. Menemani hari yang dulu ku kira akan tetap gelap tanpa ada cahaya yang menerangi. Terima kasih sudah memilihku menjadi perempuan yang sangat beruntung telah kau cintai. Meski caramu mencintai sedikit berbeda dari yang lain. Terima kasih telah mengajarkan banyak hal kepadaku. Termasuk rasa untuk kembali mempercayai seseorang.
Aku ingin kamu tau. Ketika aku sudah memilihmu sebagai pendampingku, itu berarti aku sudah siap dengan segala resiko yang ada. Termasuk kembali merasakan rasa sakit jika suatu hari kamu memilih pergi meninggalkan.
Tapi bukan itu yang aku inginkan. Denganmu, aku ingin menua bersama. Berbagi kisah terpahit hingga termanis yang pernah kita rasakan. Denganmu, ku ingin satu yang pasti. Jalinan ini tak akan pernah berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sersan Dua I Mahendra
RomanceSetelah badai dengan kencangnya menerpa, hadirmu membawa secercah harapan baru. Hai Sersan Dua I Mahendra, ku ucapkan selamat datang di hidupku. Terimakasih telah bersedia ku sayangi, meski aku mungkin sangat jauh dari Kriteria sebagai kekasih seora...