prolog.

32 3 2
                                    

Menikah....

Suatu hal yang jarang Baekhyun pikirkan sebelumnya.

Dalam hidupnya, ia bahkan tidak yakin dapat mencintai, dan menikahi seseorang.

Faktor pekerjaannya sebagai model, yang menjadikannya sulit untuk bertemu dan merasakan arti mencintai yang sebenarnya.

Namun, siapa yang menyangka, bahwa kini ia sedang berdiri di atas altar, mengucapkan janji pernikahan, bersama Park Chanyeol, seseorang yang akan menjadi suami sahnya, mulai detik ini.

Pernikahan yang seharusnya sakral, dilandaskan oleh rasa cinta, sepertinya memang tidak akan pernah terjadi dalam hidup Baekhyun. Karena kini, ia telah dengan bodohnya menyetujui perjodohan dengan Park Chanyeol, seseorang yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Seseorang yang hanya beberapa kali ia temui, itupun karena pertemuan keluarga mereka berdua. Seseorang yang Baekhyun belum mengerti betul isi hatinya.

Dan hanya sebulan lebih beberapa hari, pernikahan dilaksanakan. Baekhyun tidak tau harus berbuat apa.

***

"Kepada kedua mempelai, dipersilakan untuk berciuman."

What?! Baekhyun gugup setengah mati. Ciuman pertamanya.... Tidak!!!

Chanyeol maju selangkah, mendekat ke arah Baekhyun. Baekhyun yang benar-benar gugup, tidak bisa menggerakkan badannya seincipun. Ia bergeming seperti batu.

Chanyeol mengelus pipi kanan Baekhyun. Lembut, sangat lembut. Baekhyun dapat merasakan betapa halus usapan itu di pipinya. Chanyeol tersenyum kecil, sangat tipis hingga Baekhyun tidak dapat menyadarinya.

Dari jarak sedekat ini, Baekhyun dapat melihat dengan jelas wajah suaminya. Tampan, terlalu tampan, hingga Baekhyun tidak percaya pria tampan ini adalah suaminya. Setiap lekuk wajahnya, adalah dambaan semua pria. Bola matanya yang bersinar bak bintang terindah di langit. Hidungnya yang terpahat dengan seluruh keindahan di muka bumi. Bibirnya, yang tidak terlalu tipis, maupun terlalu tebal, sangat pas terukir indah di wajahnya.

Baekhyun yakin, Chanyeol adalah manusia favorit Tuhan, yang diciptakan dengan segala keindahan, dan ketelitian yang pernah ada.

Saat tangan Chanyeol berpindah ke tengkuknya, ia kembali tersadar. Baekhyun belum siap, sungguh. Walaupun Chanyeol adalah jelmaan dewa dengan ketampanan luar biasa, Baekhyun belum siap menerima ciuman di bibirnya. Dia ini orang berprinsip, asal kau tau. Tidak akan merelakan setiap bagian tubuhnya, untuk seseorang yang tidak ia miliki perasaan terhadapnya.

Ketika Chanyeol mulai mendekatkan wajahnya, Baekhyun spontan memejam. Bukan memejam dengan cara yang indah, namun memejam bak orang terkejut, hingga memperlihatkan kerutan tipis di sekitar matanya.

Setelah menunggu beberapa saat, Baekhyun tidak merasakan apapun di bibirnya. Sebagai gantinya, ia merasa sesuatu menempel di dahi. Baekhyun membuka matanya secara perlahan, dan mendapati Chanyeol mencium dahinya. Ia terkejut, juga tersipu. Tidak menyadari bahwa rona merah sudah menghiasi wajahnya.

Chanyeol kembali mundur. Baekhyun menatap mata Chanyeol, dan Chanyeol balik menatapnya. Dan saat itu, Baekhyun bersumpah, bahwa ia baru saja melihat senyuman terindah, yang pernah Chanyeol berikan kepadanya. Senyuman dengan gurat tulus terukir di dalamnya. Dan Baekhyun menyadari, bahwa setelah ini, hidupnya tidak akan sama lagi.

As Time PassedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang