4

2 0 0
                                    

BRAK

Pintu kamar Cia terbuka dengan kasar akibat dorongan dari sang kakak.

Plak

Satu tamparan mengenai pipi Cia yang meninggalkan bekas telapak tangan di wajahnya.

Sakit? Mungkin untuk fisiknya, Cia sudah mati rasa tapi bagaimana dengan batinnya? Sungguh sakit untuk Cia, kakak satu-satunya selalu menyakitinya baik fisik maupun batin.

"lo tu ya! Udah di bilangin jangan keluar kamar sebelum temen gw pulang malah keluar kamar"

"maaf kak tapi tadi Cia lapar kak"

"hallah alasan klasik. Lo mau caper kan ke temen gw. Cih murahan"

Deg

MURAHAN?!

MURAH?!

Satu kata yang membuat Cia diam membisu.

"maaf kak tapi Cia gada maksud apa-apa Cia beneran lapar jadi Cia ke dapur ambil makanan" kata Cia sambil menunduk.

"dah lah males gw, punya adik kok suka membangkang" kata El lalu pergi begitu saja dari hadapan Cia

"WOII! Pagi-pagi kok ngelamun" kata Sye mengejutkan Cia

"ihhh Sye apaan sih, gw kaget tau" kata Cia sambil mendelik tajam ke arah Sye

"lah elu masih pagi malah ngelamun"

"yee suka-suka gw dong"

"ya-"

"udah-udah masih pagi kok malah ribut" kata Kirei melerai mereka berdua, karena kalau di biarkan bisa panjang urusannya.

"Sye nih yang mulai"

"udah-udah bentar lagi bel bunyi tuh" kata Kirei

****

Kringgg..... kringg..... kringgg....

"ehh ke kantin yuk"

"skuylahh"

Mereka bertiga pun menuju ke kantin. Selama perjalanan menuju ke kantin Cia tidak pernah melunturkan senyumnya. Dia sangat senang saat jam istirahat tiba karena kenapa? Ya karena dia bisa bertemu dengan Dipta. Dipta, seseorang yang Cia sukai sejak kelas 10. Jika di hitung dia sudah menyukai Dipta kurang lebih 1 tahun lamanya dan selama itu pula Cia mengejar-ngejar Dipta berharap Dipta akan membalas perasaannya, tapi sampai saat ini itu belum juga terjadi.

Pernah sekali Cia ingin berhenti mengejar Dipta tapi ia mengingat prinsipnya yaitu 'pantang mundur sebelum Dipta punya pacar'  ya seperti itulah prinsip Cia.

Cia tidak akan mundur kecuali Dipta sudah menemukan perempuan yang ia sayang dengan kata lain jika Dipta sudah punya pacar. Cia akan mundur dengan perlahan jika itu terjadi, dia tidak akan mengganggu Dipta lagi dan Cia akan berhenti mengejar Dipta lagi.

"ehh kalian duluan ya gw ada urusan nih, babayyy" kata Cia lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya

"itu Cia mau kemana Sye?"

"palingan nyamperin si Dipta"

"ohh. Yaudah yuk pesen makanan dulu"

"hayyuk"

----

"halo mas masa depan" sapa Cia

"ck lo ngapain sih kesini" tanya Dipta ketus

"nih Cia bawain minuman buat mas masa depan" kata Cia sambil menyodorkan minuman yang tadi ia beli sebelum menemui Dipta

"ga butuh" kata Dipta menolak mentah-mentah pemberian Cia

"ga usah malu-malu mas masa depan, ambil aja"

"ck. Gw bilang enggak ya enggak!" kata Dipta dengan rahang yang mulai mengeras menandakan dia sedang menahan emosi

Ray dan Dio yang sedari tadi hanya menyaksikan keduapun segera melerai demi untuk kebaikan bersama.

"ehh neng Cici sini buat aa Ray aja minumanya" kata Ray dengan seenak jidat mengambil minuman yang Cia bawa untuk Dipta

"ehh enak aja ini buat mas masa depan gw bukan buat lo" kata Cia lalu merebut kembali botol minum yang sempat di ambil oleh Ray

"nih buat mas masa depan" kata Cia sambil menyodorkan minuman itu ke arah Dipta lagi

Tapi dengan teganya Dipta menepis kasar tangan Cia yang menyodorkan minuman kepadanya hingga botol minuman itu jatuh ke lantai.

"yahhh jatuh" kata Cia lirih

"Dipta lo apa-apaan sih" kata Dio tidak suka. Dipta menaikkan satu alisnya sambil menatap ke arah Dio

"ck dia cewek harusnya lo gak kasar sama dia" kata Dio seakan tau apa yang dipikirkan Dipta. Setelah itu Dipta pergi begitu saja meninggalkan Cia, Dio dan Ray.

"lo gak papakan Ci?" tanya Dio

"gak papa kok" jawab Cia dengan senyum yang kembali merekah

"maafin Dipta ya neng Cici nanti Aa yang beri dia pelajaran" kata Ray

"emang berani sama Dipta?"

"emm b-berani" jawab Ray sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"udah kalau ga berani ga usah dipaksain gw gak papa kok" kata Cia sambil menahan tawanya

Ray mendengus

"udah deh kalau gitu gw balik ke temen gw ya, bye" kata Cia lalu pergi menyusul kedua sahabatnya.

~~~~~

"Assalamualaikum yaa ahli kubuurr" sapa Cia kepada kedua sahabatnya

"ahli kubur endas mu"

"sekate-kate tu mulut yaa, minta di ruqiah sama ustad somad"

"maap bund, becanda tadi"

"udah, mending lu makan tu bakso keburu dingin, gw sama Sye udah pesenin lu tadi sekalian sama jus jeruknya"

"kurang baik apalagi kami, ya gak Ki?" tanya Sye yang diangguki oleh Kirei

"aaaa trimakaaasii monyet kaulah sahabat terbaik aku" kata Cia lalu melahap baksonya. Sedangkan Sye dan Kirei yang dikatai monyet sama Cia hanya bisa mengangguk pasrah.

"sabar kita mahh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A L I C I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang