[1/10]

5.7K 969 69
                                    

Ketika dia mengajakku bermain ...

•••

"Papa?"

Satoru yang tengah menyisir rambutnya di depan kaca menoleh.

"Ya?"

"Papa lagi apa?"

Satoru dengan percaya dirinya tersenyum bangga seraya menaikkan kedua alis. Mendadak, imajiner hidungnya yang menjadi mancung muncul.

"Papa? Lagi melihat ketampanan tak terbatas milik Papa lah!"

"Papa narsis."

"Memang—eh? Lah? HAH?!"

"Papa, ayo main."

Satoru yang tadinya memasang raut shock, kini tersenyum jahil.

"Main apa?"

"Hm ... "

Sang anak nampak berpikir sejenak.

"Tidak tahu juga ... "

Bibir ia majukan dengan alis tertaut.

"Mau coba cermin Aurora?"

"Hah?"

Gadis dengan usia enam tahun itu kini memasang wajah bingung.

"Yah, itu loh. Yang nanya siapa yang tercantik."

"..."

"(Name)?"

Sang anak memasang wajah miris. Mungkin, ayahnya sudah ditakdirkan untuk menjadi bo— kurang pintar seperti ini.

"Papa, itu namanya—"

"Ya itulah! Terserah! Mau apa nggak?"

"Mau!!"

Omake

"Cermin, siapa yang paling cantik di rt ini? (Name) kan?"

"Bukan. (Name) tidak cantik."

"Loh? Kok kayak suara laki-laki? Cermin, siapa yang paling cantik?!"

"Bukan siapa-siapa."

"CERMIN!!!"

"Ap—"

Prang!

"..."

... aku tak tahan untuk menjahilinya.

𝐏𝐀𝐏𝐀! gojouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang