1

377 59 2
                                    

Futakuchi Kenji--Dia yang susah diatur


"[NAME]-CHAAANNN!!"

Sang pemilik nama menoleh ke belakang, namun sebelum berbalik sempurna, tubuh rampingnya ditabrak dengan pelukan kencang. Hampir saja sang gadis [Lastname] itu kehilangan keseimbangan, untung saja refleksnya cepat.

"Mai, sudah kubilang untuk tidak melakukan itu!" Pekiknya kesal. [Name] menghela nafas saat mendengar rengekan pelan sang gadis berambut coklat pucat. "Jadi, ada apa lagi dengan klub voli?"

"Futakuchi-kun mencari masalah dengan klub voli sekolah lain! Kumohon, bantu aku memisahkan mereka!"

Mai Nametsu menarik keras lengan teman baiknya itu. Tidak menghiraukan protesan bernada kesal yang diucapkan oleh [Name]. Sang manajer voli SMK Date itu menggigit bibirnya gelisah, takut terkena masalah yang dapat mencoreng nama baik sekolah dan berdampak pada tim voli mereka.

[Name] hanya bisa mendengus pasrah, membiarkan dirinya ditarik keluar dari tribun berisi pendukung dari sekolah. Merelakan tempat duduknya yang pasti akan ditempati orang.

Gadis berambut ash blonde itu berdecak dalam hati. Mengeluh tentang kelakuan sang kapten voli yang tak pernah memikirkan situasi. Mereka akan bertanding sebentar lagi, tetapi malah terlibat masalah? Jangan bercanda!

Moniwa-senpai pasti akan menangis mengetahui ini.

"Ah, itu mereka! Tolong aku ya [Name]-chan. Aku tidak berani melerai," kata Mai sambil menunjuk segerombolan orang yang sedang melempar tatapan benci satu sama lain di dekat vending machine depan pintu masuk barat.

Di sana tampak dua laki-laki berseragam jersey putih-hijau yang sepertinya sedang sibuk mengompori--terutama pemuda berambut coklat yang sekarang sedang menyeringai meremehkan. Di hadapan mereka ada satu pemuda yang bersiap melayangkan pukulannya dan temannya yang menahan serangan pemuda itu.

[Name] tidak mengenali jersey berwarna navy dengan garis putih yang digunakan oleh kedua pemuda tersebut. Gadis itu mengambil kesimpulan kalau mereka berasal dari sekolah yang tidak terlalu mencolok.

"Futakuchi-kun!" Intrupsi [Name]. Gadis itu berjalan sampai ke hadapan pemuda berambut coklat. "Apa yang kalian lakukan disini?"

Onagawa Tarou berjengit kaget ketika suara rendah [Name] menyapa gendang telinganya. Pemuda itu meneguk saliva kasar, melirik takut ke arah gadis berambut ash blonde yang sedang bersidekap di sebelah Futakuchi. Sedangkan sang pemuda berambut coklat itu merotasikan bola matanya malas.

Kedatangan [Name] mampu merusak kesenangan Futakuchi. Sang ace Dateko itu berdecak kesal ke arah Mai yang berdiri beberapa meter di belakang [Name].

"Bukan urusanmu," ucap Futakuchi.

Pemuda itu dengan cepat melangkah masuk ke dalam gedung olahraga Sendai. Diikuti oleh Onagawa dengan terburu. [Name] menghela nafas, gadis itu membungkuk pada dua pemuda tak dikenal itu.

"Aku mewakili mereka minta maaf. Sungguh, maafkan pemain kami," ujar gadis berambut ash blonde.

Pemuda berambut hitam dengan tindik di telinga kanan yang tadi hendak memukul Futakuchi menyeringai kesal. Ia memegang pundak [Name], membuat sang gadis mentautkan alisnya--merasa terganggu dengan tindakan pemuda itu.

"Kurasa kalian merasa kesulitan mengatur orang rendahan sepertinya. Kalian akan kumaafkan jika kau mau memberikan--"

Perkataan pemuda itu terhenti seketika saat tangannya yang berada di pundak [Name] ditepis oleh gadis itu. Netra kelabu menghujamnya dengan tatapan datar yang menusuk. Tanpa sadar, tubuhnya tersentak pelan--merasa terintimidasi oleh sang gadis [Lastname].

"Tadinya kupikir ini adalah salah Futakuchi-kun. Tapi ternyata kau juga orang yang selalu bicara seenaknya ya," [Name] merendahkan nada bicaranya, "Ku beritahu, orang yang kau sebut rendahan itu tidak pernah menggoda perempuan yang baru ditemuinya."

[Name] berbalik dengan cepat. Gadis itu menarik tangan Mai dan membawanya pergi dari sana. Tanpa peduli dengan makian yang terlontar dari pemuda berandalan itu.

"[Name]-chan, kau tak apa?" Tanya Mai khawatir, yang dijawab dengan anggukan oleh gadis itu.

"Kau cepat kembali. Pertandingannya akan dimulai sebentar lagi," kata [Name] sambil mendorong pelan bahu teman baiknya.

"Kau tidak mau melihat pertandingannya?"

[Name] mengangkat bahu, "Mungkin? Rasanya mood-ku memburuk. Kembali sekarang pun tempat dudukku pasti sudah ditempati orang lain. Aku tak mau duduk sendirian di antara orang tak dikenal."

Mai menatapnya tak enak. Salahnya yang telah menarik gadis berambut ash blonde itu. Mengetahui itu, [Name] mengukir senyum tipis. Kepala sang manajer voli yang lebih pendek enam senti darinya ditepuk pelan.

"Tidak apa. Aku hanya akan mencari udara segar. Nanti aku akan kembali," senyuman tipis berubah menjadi senyuman sendu. Netra kelabu meredup, "Lagipula kehadiranku tak berarti untuknya."

Gumaman bersuara pelan itu mampu membuat Mai tertegun. Namun belum sempat mengucapkan kata-kata penghibur, bahunya kembali didorong pelan.

"Sudah ya. Semoga kalian mampu mencapai babak selanjutnya."

Gadis berambut ash blonde itu melambaikan tangan, kemudian berbalik menuju pintu keluar. Kaki jenjangnya berjalan ke arah taman terbuka di belakang gedung olahraga Sendai. Ia memilih untuk mendudukkan dirinya pada bench panjang yang terletak di bawah pohon.

Helaan nafas keluar dari bibirnya. [Name] mendongak, netra kelabunya menatap gumpalan awan putih yang bergerak perlahan. Benaknya kembali memutar ekspresi kesal Futakuchi yang tadi diperlihatkan padanya.

Hatinya merasa sedikit sedih, mengingat saat SMP mereka sangat akrab. Ah, benar juga. Jika dipikir-pikir lagi, penyebab Futakuchi menjadi seperti ini adalah dirinya.

Selalu mencari masalah dan susah diatur.

Ini adalah salahnya.

Gadis berambut ash blonde itu mulai memantapkan hati. Ia menarik nafas panjang, dan menghembuskannya perlahan. Netra kelabunya berkilat, ia bertekad dalam hati.

[Fullname] yang membuatnya seperti itu. Maka hanya dirinyalah yang mampu memghentikan perbuatan kelewat batas Futakuchi Kenji.

K--Aii: ...iya, I Know You yang ini punya konflik 😳

I Know You - Futakuchi x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang