Chapter 8

1.5K 142 2
                                    

Persiapan untuk festival tinggal 2 hari. Kali ini anggota Osis benar-benar sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"Reika"

Reika pun menoleh ke asal suara tersebut.

"Apa?" Tanya Reika.

"A--" belum sempat Akashi berbicara , Reika sudah memotongnya.

"Tunggu" kata Reika.

"Apa?" Tanya Akashi.

"Sejak kapan kau memanggil nama depanku?!" Tanya Reika sambil menunjuk ke Akashi. "Lagipula, kita tidak punya hubungan apapun!"

"Oh. Lalu, Apa hubunganmu dengan Reo?"

Reika terdiam sejenak. "Reo?" Tanya Reika.

"Oh maksudmu Michan?"

Akashi mengangguk.

"Hanya sebatas sepupu. Tidak kurang tidak lebih" jawab Reika sambil mengemaskan barang-barang di atas meja Ruang Osis.

"Kenapa kau malah memanggilnya dengan nama belakangnya?"

"Suka-suka aku dong! Tapi, Kalau ku panggil Rechan malah kayak nama cewek"

Akashi terkekeh pelan setelah mendengar kalimat yang diucapkan Reika.

"Kau tahu, Reo sangat mengkhawatirkanmu" kata Akashi .

"Khawatir? Khawatir apa?" Tanya Reika.

Akashi menghela nafasnya. "Saat itu, Ada pertandingan basket putri antar SMA. Tim putri saat itu sedang kekurangan orang."

"Lalu?"

"Pelatih kami ingin kau yang mengikutinya. Begitu kata Reo."

Reika hanya ber-oh ria sambil manggut-manggut.

"Hanya saja.. Karena kondisi fisikmu tidak terlalu kuat, Dia menolaknya. Dia tidak ingin kau mengikuti pertandingan itu. Lalu.."

FLASHBACK

"Mana mungkin aku mau dia mengikuti hal seperti itu!" Bentak Reo.

"Aku tidak peduli. Kau harus minta bantuan Akashi untuk hal ini" kata Seorang laki-laki di depannya.

Reo masih geram. Dia memilih diam ditempatnya. Andaikan orang di depannya ini bukan pelatihnya, dia sudah melayangkan tangannya ke wajah laki-laki itu.

FLASHBACKOFF

"Dan.. saat dia menanyakan hal itu padaku, Aku hanya bilang padanya, Kalau aku memaksamu kau pasti tidak akan ikut. Setelah itu aku yang mengurus hal ini ke pelatih" jelas Akashi.

"Hee?! Siapa bilang aku tidak mau? Aku mauu!!" Kata Reika.

"Sudah terlambat" kata Akashi sambil memukul pelan Reika dengan buku yang dipegangnya.

"Ittaii.." keluh Reika sambil mengelus kepalanya.

"Inti terpenting, Kau gak boleh capek saat mengurus Cafe nanti."

Sejenak jantung Reika berdebar dengan sangat cepat. Dia memegangi dadanya.

'Perasaan apa ini? Kenapa dia sangat peduli sekali padaku? Saat itu juga.. ' Pikir Reika.

"Hei, Apa yang kau lamunkan? Sana kemasi barang-barang itu" kata Akashi yang memecah lamunan Reika.

"Iya-iya aku tau" balas Reika sambil mendengus kesal.

Terlihat senyuman tipis yang terlukis di wajah Akashi..Apa kau juga mengalami hal yang sama, Reika?..

Tbc

Huehe gomen kalo rada absurd .-. Oiya, mungkin ada yang nanya2 kenapa aku bikin akashi yang warna matanya sama, kan biasa warna matanya beda ~~ Yaa aku sih cuma ngikutin alur cerita dari komiknya lolol.. di akhir2 chapter kan ada sesuatu keajaiban terjadi ama Akashi kukuku~~ Mau tau? Baca sendiri aja , aku gamau spoiler :v

Do you dare to love me? [✓] » Kuroko no BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang