2-

4 4 0
                                    

"rel, alfa bangun ih. Udah bel." pinta ina dengan gemas, sudah hampir 15 menit ia membangunkan kedua cowok itu namun keduanya tak ada yang berniat membuka mata.

Sedangkan dikelas hanya tinggal mereka bertiga, rara beserta ganio dan bayu sudah pergi keparkiran duluan dan menunggunya disana.

Brakkk
Aww

Suara benda jatuh diiringi pekikan itu membuat kedua cowok itu terlonjak kaget dan buru buru menghampiri ina. Tadinya ina mau keparkiran saja, ia menyerah dan sudah malas membangunkan mereka, biarkan saja mereka disana sampe mereka bangun sendiri tapi sepertinya dia kena karma karena berniat meninggalkan temannya. Ina jatuh kesandung bangku, hingga banggu tersebut jatuh dan menimpanya.

Alfa buru buru membantu ina berdiri, sedangkan farel menyingkirkan bangku itu.

"is apaan si segala jatoh segala" gerutu ina pelan, mood nya benar benar sudah buruk sekarang.

"ya lo lagian ngapain bisa sampe jatoh gitu, makanya kalo jalan hati hati" nasihat alfa.

Farel hanya menjadi penonton setia dia malas berdebat.

"loh kok nyalahin gue? Ini tuh gara gara kalian, bikin gue kesel dibangunin gak bangun bangun, capek tau gak" amarah ina sudah benar benar berada di puncaknya.

Ina kalo mood nya buruk, semua kesalahan kecil bisa jadi besar.  Untuk cari aman alfa dan farel memutuskan diam.

"jadi ini salah kalian kan?!" ketus ina sambil menatap tajam ke arah alfa dan farel.

"iya kita salah, maaf" ucap farel dan alfa kompak.

Mereka memilih mengalah dibanding harus berdebat dengan ina yang moodnya sudah benar benar jelek.

Ina mendengus lalu berbalik dan berjalan keluar kelas, disusul oleh dua cowok pentolan sekolah, mereka berjalan beriringan menuju parkiran.

Saat sudah berada di depan motor anggota Frabigeng, terlihat ana sudah duduk dibocengan bayu, ganio didalam mobil, lalu farel dan alfa yang mulai menunggangi motor sportnya, dan gerakan ina yang hendak menaiki motor alfa harus berhenti, karena kehadiran seseorang yang mengalihkan perhatian anggota frabigeng

"alfa?" suara itu, suara milik tia, kekasih alfa yang baru saja jadian kemarin sore.

"aku mau pulang sama kamu bisa?" tanya tia sambil melirik ina.

"gue harus ante-" ucap alfa terpotong karena ucapan ini yang tiba tiba.

"bisa, alfa lo anter tia aja. Gue bisa naik taksi" ucap ina memotong perkataan alfa.

"gue pesenin taksi dulu bentar" ucapnya sambil mengeluarkan handphone dan mulai mengetik sesuatu. Namun harus terhenti karena intruksi ina.

"gak perlu gue pesen sendiri, hati hati" setelah itu ia pergi untuk menyetop taksi di pinggir jalan.

Melihat itu rara pun langsung turun dan menyerahkan helm kepada bayu, ia harus berada di dekat ina bagaimanapun situasinya, ia harus memastikan ina selalu dalam jangkauan pandangannya, ia harus selalu menemani ina. Tapi tak lama setelahnya farel pergi menggunakan motornya, dan berhenti tepat didepan ina diikuti bayu.

"lo pulang bareng gue, bayu lo anter rara." kalimat tak terbantahkan itu terlontar jelas dari mulut farel.

Ina hendak menolak sebelum farel melontarkan kalimat yang membuatnya mau tidak mau menaiki motor farel. Saat sudah duduk diatas motor farel, ina melihat alfa keluar dari parkiran dengan tia di boncengannya, dengan arah yang berlawanan dengannya.

Lalu farel pun mulai melajukan motornya diikuti bayu dibelakangnya,  mereka akan menuju satu rumah yang sama, rumah ina yang juga ditempati oleh rara.

Ina yang moodnya sudah buruk bertambah buruk karena kejadian di parkiran tadi, dia selalu tidak suka
Jika alfa memiliki pacar karena itu akan mengurangi waktu kebersamaan mereka. Apalagi pacar pacar alfa tidak ada yang bisa menerima dia, mereka hanya berpurapura baik kepadanya didepan alfa. Kecuali mantan pacar alfa yang ke 3 dia begitu baik benar benar tulus,  bahkan mereka masih berteman baik sampai sekarang dan sering nongkrong bareng. Bahkan mantannya alfa yang satu itu sering kumpul bersama ina dan rara di basecamp anak anak frabigeng bersama anggota anggota nya.

Ketika sampai didepan rumah,  ina dan rara segera turun, tanpa mengucap sepatah kata ina langsung berlalu dan meninggalkan mereka.

"biar rara yang bicara sama ina nanti, kalo udah baikan rara kabarin kalian. Makasih ya udah antar kita".

"iya, ya udah kalo gitu kita pamit ya" setelah mendapat anggukan kepala, farel dan bayu mulai meninggalkan pekarangan rumah keluarga ina.

Saat membuka pintu rara bertemu dengan ibunya yang bekerja sebagai asisten pribadi dirumah ina sejak ina masih menduduki sekolah dasar. Itulah sebabnya ibunya rara - puspita dewi yang biasa dipanggil budew oleh keluarga ina, dan rara begitu akrab oleh ina. 

"bu" sapa rara sambil menyalami tangan ibunya. Ibunya balas dengan senyum hangatnya dan elusan lembut ditangannya. Lalu ia pamit untuk mengganti pakaian sebelum kekamar ina.

Setelah mengganti pakaiannya, rara melangkah menuju kamar ina di lantai dua. Saat mencoba membukanya pintunya terkunci, biasanya ketika ingin masuk kekamar ina kamarnya tidak terkunci dan tidak perlu mengetuk pintu, terkesan tidak sopan memang ketika anak seorang pembantu masuk kekamar majikan tanpa mengetuk pintu tapi itu semua atas perintah ina sendiri.

Kamar terkunci artinya ina benar benar tidak ingin diganggu. Rara beberapa kali mencoba mengetuk dan memanggil ina tapi tidak ada jawaban. Budew pun yang mendengar anaknya memanggil manggil ina segera menghampiri dan bertanya ada apa, seolah paham apa yang terjadi budew pun mulai memanggil ina, hingga beberapa menit tak ada jawaban mereka memutus kan turun kebawah dan membiarkan ina menenangkan diri.

---
Tbc

Semoga suka ya:))

17 januari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strange Stories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang