chapter 2

4.2K 603 154
                                    

[Name] dengan ragu menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk. "aku..?" katanya dengan suara rendah. [Name] juga seperti pernah bertemu dengannya.

ah, padahal belum 1 hari lewat tapi ia sudah lupa. pria berambut putih itu mendekati [Name].

"Kita bertemu tadi pagi. salam kenal aku Kita Shinsuke." katanya dengan wajah datar. kau akhirnya mengingatnya. dia pria yang mengantarnya ke ruang kepala sekolah.

"ah!! kau pria yang tadi!" heboh [Name].

"salam kenal! aku [Full Name], shi--kita... san." kata [Name]. ia hampir saja memanggilnya dengan nama depan bukan marga. karena tinggal di indonesia, [Name] jadi melupakan kalau panggilan akrab versi indonesia dan jepang berbeda. ia juga hampir lupa menambahkan suffix 'san' pada Kita.

[Name] menatap wajah Kita. dia terlihat manis dan tampan secara bersamaan, good-looking. sejak tinggal di jepang ia sudah melihat banyak lelako tampan. ah, [Name] benar-benar bersyukur.

"kalian sudah saling kenal?" Tanya Atsumu. Kita menatap Atsumu dengan wajah datar.

"apa percapanku dengan [Last Name]-san kurang jelas hingga kau menanyakan itu?" suasana tiba-tiba menjadi dingin. semua yang berada disitu bergidik ngeri, kecuali [Name]. ia hanya bingung kenapa tiba-tiba suasana menjadi dingin.

'apa akan datang salju?' batin [Name].

"Kalau begitu sekarang aku permisi." katanya, lalu pergi. [Name] menatap keberadaan Kita yang lama-lama menjauh. [Name] benar-benar kagum pada lelaki itu.

"benar-benar tipeku." Bahkan tanpa sadar [Name] mengatakan itu. [Name] sesungguhnya tidak tahu tipe laki-laki idamannya bagaimana. [Name] hanya punya kebiasaan setiap ada laki-laki yang membuatnya terkesan, kagum, tertarik, bahkan suka ia selalu mengatakan itu.

[Name] memang pernah suka dengan orang lain. tapi tidak dengan jatuh cinta.

"hah!?" Teriak Miya bersaudara. Terkejut dengan kalimat yang tiba-tiba keluar dari bibir [Name].

"apa...?" Sementara Suna hanya mengatakan itu. dia terkejut hingga membulatkan matanya. tapi langsung stay cool kembali seperti biasanya, berwajah datar.

Namun berbeda dengan Hanae. Dia menatap [Name] dengan girang.

"Ya kan!?" [Name] yang tiba-tiba diteriaki Miya bersaudara dan Hanae secara bersamaan terkejut.

"H-Hah? Apanya?" tanya [Name] dengan wajah bingung.

"Kau suka pada pandangan pertama pada Kita-san, kan?" Tanya Hanae, berharap sang lawan bicara mengatakan iya.

"apa? tidak, tidak. aku hanya kagum." Jawab [Name]. Seketika itu juga Atsumu, dan Osamu merasa kalah dengan Kita. Ingin mengeluh tapi tak mungkin mereka mengeluh, apalagi Kita menyeramkan dimata mereka.

"hm, biasanya perempuan lainnya tertarik dengan Atsumu dahulu." Kata Suna secara tiba-tiba. kau menatapnya. benar-benar tinggi, [Name] jadi merasa sangat pendek. padahal tingginya termasuk pas-pasan.

"Oh!! Itu pasti! aku kan keren." Kata Atsumu dengan pedenya. Entah kenapa saat Atsumu mengatakan itu wajah tampannya jadi menurun dimata [Name].

'Sifatnya tidak sebagus seperti pikiranku.' batin [Name].

Oh, Atsumu. betapa pentingnya engkau menjaga image.

"Orang bodoh sepertimu mana mungkin keren." Balas Osamu.

"Apa!?" Teriak Atsumu. Tidak terima dengan balasan kembarannya.

"mereka selalu bertengkar?" Tanya [Name]. Suna dan Hanae menatap dengan anggukan. Suna sudah siap-siap dengan ponselnya, akan merekam.

Inarizaki School [Inarizaki Team X Reader] (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang