Di hari ke 41, rona bahagia sangat tampak di wajah Tim Pengendalian Air alias Avatar-nya bertigabelas.
Wajah berseri – seri dari Yerin, Arin, bahkan Rama dan Dirga tampak sekali seiring langkah kaki mereka yang menunggu anggota bertigabelas lain di halaman Adipati.
"Semangat banget yang mau buka keran air," ujar Juan ikut tersenyum melihat riangnya Arin.
"Iya dong! Setelah Kak Dirga sama Kak Rama sampe sakit, akhirnya programnya beres juag!" senang Arin dengan mata berbinarnya. Juan tak kuasa menahan senyum lebarnya melihat Arin sesenang itu.
"Pada lama banget sih, ayo cepet!" kesal Dirga yang sedari tadi sudah berdiri lama.
"Iya napa, sabar, lagi pake sepatu ini juga," balas Kalla.
Selepas semua orang siap, bertigabelas lalu mulai berjalan menuju tanggul yang hari ini siap dibuka untuk dialiri air.
"Selang sama tanggul – tanggul kecil yang di rumah warga udah dicheck lagi? Aman semua?" tanya Juan berjalan paling belakang bersama Dirga dan Reno.
Dirga mengangguk, "gue kemaren udah check berkali – kali sama Reno."
"Rama juga meriksa gak ada yang salah sama jalurnya, dia bahkan udah ngitung kecepatan airnya juga, jadi aman," timpal Reno.
Juan mengangguk lega, "dia kompeten juga soal gituan. Kirain gue bakal lebih ke design aja."
"Gitu – gitu, dia juara Arsitektur se-Asia. Ngitung laju air doang kayaknya bukan masalah buat dia," balas Reno.
"Dia bahkan yang buat perhitungan bahan, pekerja, dan kubik air yang dibutuhkan dari keseharian warga supaya gak boros. Sesuai kebutuhan dan bisa maksimal. Jadi kita gak asal bangun tanggul dan masang selang," tambah Dirga.
"Kak Rama hebat kan?" tutur Arin tiba – tiba berbalik dengan senyumnya menatap tiga lelaki yang berjalan paling belakang itu.
Sedari tadi, Arin memang mendengarkan di depan mereka.
Juan dan Dirga tampak terkesiap untuk beberapa detik, senyum Arin dan suara riangnya yang tiba – tiba menyapa mereka ketika tengah serius membuat mereka yang terkejut lalu mengendurkan bahu jadi rileks.
Juan tersenyum kebapak-an melihat Arin tampak bangga dengan apa yang Rama lakukan.
Lain hal dengan Juan yang segera mengakui, "iya, Rama hebat." Membuat Arin semakin senang, Dirga malah mencebik, memasukan kedua tangannya ke saku almamater.
"Itu emang kerjaan anak arsitektur, hebat apanya. Emang dia kenal Niccolo Machiavelli? Dia paham soal pendekatan Institutionalisme, Behavioralisme, sama Post-behavioralisme?" sasar Dirga cepat.
Alih – alih menjawab, Arin malah pura – pura tak dengar langsung balik badan maju merangkul Wendy di depan.
Juan dan Reno yang ada di samping kanan kiri Dirga tertawa melihat wajah Dirga yang asem banget keliatannya habis dicueki Arin.
....
Bertigabelas pun sampai di tanggul, di sana sudah ada beberapa pekerja, warga serta Pak Kadus yang siap menjadi orang pertama yang memulai aliran air ke dusun.
"Langsung saja kita ke acara utama yaitu pembukaan aliran air ke dusun yang akan dibuka oleh Pak Kadus, serta Ketua Tim Program Pengabdian Universitas A dan B, Juan. Waktu dan tempat dipersilahkan," ujar Yerin.
Juan pun maju bersama Pak Kadus mulai bersama memutar keran yang akan menjadi laju pertama air yang mengaliri Dusun.
Tepuk tangan riuh menyambut dan sorak sorai senang terdengar. Juan bersalaman dengan Pak Kadus serta beberapa pekerja mengucapkan terima kasih, disusul dengan anggota bertigabelas lain yang mengikuti gerak Ketua Tim mereka tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [OPEN PO check IG allyoori]
General Fiction[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tinggi berbeda, untuk hidup bersama selama 47 hari kedepan dalam sebuah rumah yang terletak di dusun terp...