New Proxy : Part 1

242 18 6
                                    

Hai. Namaku Rania Selestia. Umurku 16 tahun. Aku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal di sebuah mansion di tengah hutan.. Tidak.. Aku pikir aku bukan gadis biasa..

•^•

* 9 Agustus, Pagi hari. (Rania, 15 tahun)

Di pagi hari yang membosankan ini, aku sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahku. SMA OCI.

"Malas.. Malas.." gumamku.

"Nona Rania. Kau tidak boleh bermalas-malasan," ucap seorang wanita yang tak lain adalah maid di rumahku, Rikka.

"Tapi aku sangat malas. Kau sih enak. Meskipun kita seumuran, kau tidak perlu capek-capek ke sekolah," ucapku sambil memasukkan seluruh peralatan sekolah.

"Meskipun begitu, aku juga pernah merasakan bagaimana rasanya sekolah, Nona." ucapnya seraya mencuci piring-piring kotor.

"Ya ya terserah. Aku pergi dulu." pamitku.

"Hati-hati, Nona." ucap Rikka.

"Iya." jawabku singkat lalu pergi ke sekolah.

Di jalan ke sekolah, semuanya tetap sama. Beberapa siswa dan siswi yang berjalan bersama untuk berangkat ke sekolah. Rumah-rumah di jalanan yang tidak ada bedanya. Tapi tunggu..

"Semuanya diharapkan tidak melewati garis polisi!!" teriak seseorang. Aku melihat orang-orang tengah mengerumuni sebuah rumah hijau tua milik Pak Jensen, seorang tukang surat yang baru saja diceraikan istrinya.

".. Aku pikir Psycho gila yang tengah marak dibicarakan itu.." bisik seorang gadis kepada temannya.

Sebenarnya, aku tidak terlalu memikirkan hal itu. Aku berjalan dengan tenang melewati kerumunan orang-orang itu.

Sesampainya di sekolah, aku langsung masuk ke kelas dan duduk di tempatku.

"Hey Rania." sapa Eve padaku. Eve adalah satu-satunya temanku di sekolah ini.

"Hey Eve." sapaku balik seraya tersenyum ke arahnya.

"Apa kau sudah mengerjakan tugas IPA?" tanyanya seraya duduk di bangku sebelahku.

"Tentu. Kau tau bagaimana kakakku kan?" tanyaku.

"Ah, Kak Rikka ya? Dia memang rajin ya?" tanyanya balik. Aku memang sudah menganggap Rikka sebagai kakakku sendiri, jadi aku sedikit berbohong tentang Rikka kepadanya.

"Yeah." jawabku. Tidak lama setelah itu, bel sekolah pun berbunyi.

*Siang hari

"... Sekian pelajaran dari saya. Mohon tugasnya diselesaikan minggu depan." ucap sang guru IPA tersebut.

"Akhirnya selesai juga.." ucapku. Aku langsung memakai tas ku dan pulang ke rumah.

Lagi. Di jalan, orang-orang membicarakan seorang psycho gila yang terkenal. Kalau tidak salah, Ia bernama Jane. Orang-orang bilang, Ia sedang berkeliaran di sekitar komplek ku. Aku berjalan melewati orang-orang.... Perasaanku tidak enak.

"Aku pulang," ucapku dan membuka pintu rumah.

"Rikka?" tanyaku. Tidak ada jawaban. Aku berjalan masuk ke rumah.

"Rikka? Kau ada di dalam kan?" tanyaku lagi. Tetap tidak ada jawaban. Aku berjalan ke dapur dan melihat secarik surat beserta sekaleng soda favoritku di atasnya.

'To : Rania Selestia.

Salam Nona.
Nona, ini saya. Rikka. Mungkin saat kau mendapatkan ini, kau baru pulang sekolah. Maaf jika ini sangat mendadak, Nona. Maafkan aku, Nona. Aku harus pergi. Banyak yang harus ku ketahui tentang diriku. Maafkan aku yang tidak dapat menepati janjiku untuk selalu menjagamu. Kumohon maafkan aku, Nona.

New ProxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang