New Proxy : Last Part.

114 17 5
                                    

Perasaan aneh ini..

Aku tidak ingin merasakannya lagi! Aku harus sadar! Jangan mengulangi kesalahanmu, Rania!

"Kenapa hah?" tanya Jane.

"Aku.. Aku tidak ingin.." bisikku. Aku langsung berlari ke dalam hutan.

"Hey! Tunggu!" teriak Jane lalu mengikutiku. Aku terus berlari tak tentu arah. Aku tidak tau harus kemana lagi. Aku tidak peduli akan tersesat atau apapun itu. Yang pasti aku tidak ingin perasaan itu kembali.

'Mungkin disini aman..' ucapku dalam hati sambil bersembunyi dibalik pohon.

"Dimana kau, bocah?" ucap Jane mencariku.

'Jangan bicara. Jangan membuat kesalahan. Stealth. Disappear.'

Mendadak kepalaku pusing. Sinyal statis ini. Kenapa selalu ada? Kenapa harus sekarang?

"Arrgh.." erang Jane.

"Kau.. Keluar! Kau yang membawanya kan?!" teriak Jane. Membawa siapa? Siapa yang dia teriaki?

"Engh.." erangku pelan. Sial!

"Hahaha!" Ia tertawa seperti orang gila dan melemparkan pisau ke arahku.

"Argh.." Sakit. Pisaunya tepat menancap ke perutku.

"Kau.. Kalah.. Domba kecil. Hahahaha!" ucapnya sambil tertawa keji. Pusing.. Sakit.. Itu yang kurasakan. Apa aku akan mati sekarang? Hah.. Aku terjatuh. Pandanganku buyar. Lama kelamaan.. Semuanya menjadi hitam. Hal terakhir yang kuingat adalah.. Pria tinggi tanpa wajah dan 3 orang yang kulihat di toko waktu itu..

•^•

Aku terbangun di sebuah kamar. Hal pertama yang aku lakukan setelah terbangun adalah mengecek perutku. Lukanya sudah diperban, dan saat aku memegangnya, aku tidak merasakan sakit. Hal kedua yang kusadari adalah.. Ini bukan kamarku. Aku tidak tau ini dimana.

"... Kau yakin?"

Aku mendengar suara lelaki dari luar kamar. Siapa itu? Apa aku diculik? Tapi.. Memang siapa yang mau menculikku? Aku pun terdiam sejenak. Mencoba mencerna apa yang terjadi. Tak lama kemudian, pintunya terbuka. Aku melihat ke arah mereka berdua. Mereka berdua adalah orang yang kutemui di toko waktu itu.

"E-emm.. K-kau s-sudah sadar?" ucap seorang pria yang memakai tudung jaket. Aku pun berdiri.

"Mungkin akan ada banyak pertanyaan di kepalamu. Kau harus ikut kami." ucap seorang lagi yang memakai topeng putih.

"Sebenarnya.. Ini dimana?" tanyaku. Mereka terdiam sejenak.

"Kau akan tau segalanya setelah bertemu dengannya. Oh ya, kau bisa memanggilku Masky. Dia Hoodie." ucap Masky. Dengannya? Apa maksudnya? Aku sama sekali tidak mengerti.

"A-ayo i-ikuti kami." ucap Hoodie. Mereka berdua keluar dari kamar. Aku pun mengikutinya sambil masih berfikir apa sebenarnya yang terjadi.

"Kita sampai." ucap Masky. Sebuah ruangan?

'Silahkan masuk.' Uh.. Kepalaku pusing. Seperti ada yang berbicara di kepalaku. Masky membuka pintunya. Disana terlihat seorang pria sedang duduk. Aku berusaha melihat wajahnya. Dan ternyata.. Ia tidak memiliki wajah. Aku terdiam di tempat. Keringat dingin mulai membasahi badanku.

'Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu.' ucap suara aneh di kepalaku. Apa mungkin itu dia?

'Ya. Ini adalah suaraku. Kau bisa memanggilku Slenderman.' ucapnya lagi.

"K-kenapa aku ada disini?" tanyaku.

'Aku menyelamatkanmu dari Jane.' jawabnya.

"Kenapa kau menyelamatkanku?" tanyaku lagi.

New ProxyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang