Chapter 2

71 2 0
                                    

Mobil-mobil mewah sudah memenuhi gerbang dari salah satu SMU favorit di kota ini. Para supir dengan setianya menunggu anak majikan mereka yang memang biasanya diantar jemput untuk ke sekolah. Sebagian dari mereka juga ada yang membawa kendaraan sendiri. Dikejauhan terlihat Michell bergegas ke depan gerbang menemukan jemputannya. Tetapi di sana ia tidak melihat adanya mobil sang papa. Lalu tiba-tiba android milik Michell bergetar di dalam tasnnya, menandakan bahwa terdapat sebuah panggilan. Lalu di lihatnya nama di layar androidnya itu dan tertera nama pemanggil ‘my mom’ yang menandakan bahwa mamanya lah yang tengah meneleponnya. Dan diangkatnya dengan segera panggilan itu.

“Hallo mam, kok jemputan nggak ada sih?” Ujar Michell kepada yang berada di sebrang sana.

“Kamu pulang sama Rafha ya nak. Mama sekarang lagi di rumah sakit.” Jawab wanita itu.

“Rumah sakit? Ngapain ma?” Tanya Michell heran.

“Mike tadi tiba-tiba pingsan.”  Jelas sang mama.

“Apa??” Ujar Michell setengah berteriak.

“Ya udah, kamu cepat ke rumah sakit ya sama Rafha.”

Klik. Telpon di tutup. Michell kaget mendengar adiknya masuk rumah sakit. Dan dengan terpaksa ia harus pulang bersama Rafha. Tetapi Michell tak melihat sosok Rafha dimanapun. Tiin!! Bunyi klakson mobil Rafha. Michell pun menoleh kearah sumber suara. Mobil CR-V berwarna hitam itu menghampiri Michell.

“Cepet lu naik.” Perintah Rafha.

“Iya.” Ujar Michell menuruti kata-kata Rafha.

“Lu kok bisa tau Raf?” Tanya Michell kepada seseorang yang saat ini sedang serius mengemudikan mobilnya.

“Radya tadi telpon gue.” Jawab Rafha singkat.

“Ohh.”

Rafha memacu kelajuan mobilnya. Hingga nyaris saja ia melanggar rambu-rambu lalu lintas. Rafha memang sengaja karena dia tahu pasti Michell sangat khawatir dengan adiknya. Hanya dalam waktu 15 menit mereka sampai di rumah sakit Kasih Ibu.

“Lu duluan masuk sana. Gue markirin mobil dulu.” Pinta Rafha.

“Oke.” Michell turun dari mobil dan langsung berlari ke dalam mencari keberadaan ibunya.

Michell berlari sekencang-kencangnya menghampiri sang Bunda yang terlihat gundah di depan ruang operasi. Saking kencangnya ia berlari, ia sampai tersandung dan hampir saja terjatuh. Tetapi Ezy langsung menyambutnya dan Michell tidak jadi terjatuh.

“Loh Ezy? Lu kok disini sih?” Tanya Michell heran.

“Gue denger pembicaraan lu ma nyokap lu tadi di telpon. Ya udah kita kesana yuk.” Jawab Ezy yang masih menggandeng tangan Michell. Michell langsung melepas pegangan Ezy dan menghambur ke arah sang mama.

“Gimana keadaan Mike mam?” Tanya Michell khawatir.

“Masih dalam ruang operasi sayang.” Jawab mamanya lesu.

“Tenang mam, pasti nggak kenapa-napa kok.” Ujar Michell menenangkan mamanya.

“Kenapa bisa gini sih mam?” Tanya Michell penasaran.

“Usus buntunya kambuh, udah akut banget dan harus di operasi Chell.” Jawab mamanya mulai gelisah.

“Tenang aja tante dokter pasti bisa menolong Mike.” Ujar Rafha tiba-tiba muncul.

“Iya makasih ya Rafha kamu udah bantu tante bawa Michell kesini.” Ujar mama Michell.

“Iya sama-sama tan, kita kan tetangga jadi harus saling membantu.” Ekspresi wajah Michell menjadi eneg mendengar ucapan Rafha “sejak kapan Rafha ngaku tetanggaan sama gue, pura-pura baek aja. Dasar carmuk.” Michell bergumam.

“Apa Chell? Mama kurang dengar.” Tanya mama Michell yang ternyata mendengar ucapan Michell.

“Gapapa kok ma.” Jawab Michell menutupi.

“Itu dokter udah keluar tan.” Ujar Ezy. Michell baru ingat kalau ada Ezy juga disana.

“Iya, ternyata ada Ezy juga, tante baru sadar.” Ujar mama Michell.

“Gapapa tan.” Jawab Ezy memaklumi.

“Gimana keadaan anak saya dok?” Tanya mama Michell.

“Operasinya berjalan lancar, dan anak ibu tidak kenapa-napa.” Jawab dokter.

“Alhamdulillah, makasih dok.”

“Oke, saya permisi ke ruangan saya dulu.” Ujar dokter pamit.

“Ya dok, silakan.” Ujar mama Michell mempersilakan.

“Ma ayo kita liat Mike ke dalam.” Ajak Michell kepada mamanya.

“Iya sayang.” Jawab mamanya menyetujui ajakkan Michell. Mike tersenyum menyambut kakak dan ibunda tercintanya masuk ke dalam ruangan.

“Mana yang sakit sayang kamu nggak papa khan?”

“Nggak ma, Mike baik-baik aja.” Mike tersenyum kepada mamanya.

“Hm Ezy, kamu pulang sana, udah sore ni orang tua kamu nanti panik lagi anaknya belum pulang-pulang juga.” Pinta mama kepada Ezy.

“Kalau begitu saya permisi dulu tante.” Pamit Ezy.

“Iya, hati-hati ya.” Madona,-mamanya Michell meminta Ezy untuk berhati-hati.

“Iya tante.” Jawab Ezy dan segera berlalu.

“Rafha kamu juga sana, tante nitip Michell sekalian ya, nggak ngerepotin kan?” Madona kembali untuk menyuruh anak-anaknya pulang.

“Nggak kok tan.” Rafha membalas perkataan Madona dengan dibumbui senyuman simpul.

“Aku nanti aja deh ma.” Bantah Michell karena dia malas untuk semobil lagi dengan Rafha.

“Nggak papa kamu pulang aja.” Paksa mamanya. Terpaksa Michell menurut dan pulang bersama Rafha.

“Malessnya.” Desah Michell.

“Lu bilang apa barusan?” Tanya Rafha.

“Nggak papa, yuk cepetan balik.” Ujar Michell mengalihkan.

“Iya, ni juga mau jalan.” Jawab Rafha.

“Oh iya, bokap lu masih di Amerika ya?” Tambah Rafha.

“Iya Raf, 2 hari lagi balik.” Jawab Michell.

“Pantasan mama lu sendiri tadi.” Michell tidak menanggapi ucapan Rafha.

Papanya Michell,-Marko memang orang yang sibuk. Seringkali bolak-balik ke luar negeri dan jarang berada di rumah. Walaupun begitu dia papa yang sangat perhatian. Michell pun memaklumi karena papanya itu seorang CEO sekaligus pemilik dari salah satu perusahaan besar di tanah air yaitu Kilau Silver. Perusahan produk makanan ini sangat terkenal sampai luar negeri. Sehingga membuat papa Michell sibuk dan mengharuskan dia bolak-balik ke luar negeri untuk urusan bisnis.

TBC

*******

Hai haloo!! Walaupun mungkin gada nih yg berminat sama cerita ini, aku tetap bakal update sampe end nih :D

See you~

The Real BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang