Aku kembali teringat
Pada masa di mana tawa seharusnya menjadi harta
Pujian yang harusnya terdengar manis
Pelukan hangat yang seharusnya selalu ada
Kini semua itu tampak memudar
Awan gelap masa lalu menghantam ingatan
Memorak-morandakan ketenangan yang lama dibangun.
Tawa itu berubah menjadi mimpi buruk
Pujian itu bagai pisau yang menyayat hati
Pelukan hangat itu menjadi semakin dingin
Semua telah pudar dari apa yang seharusnya
Lalu aku tertawa terbahak-bahak
Tersadar betapa menyedihkan diriku selama ini
Akan tetapi...
Lagi-lagi awan gelap itu mengikuti
Sekali lagi....
Memorak-morandakan ketengan jiwa yang lama dibangun
Lalu sekali lagi aku tersadar
Betapa menyedihkannya diriku