v. find me

98 15 0
                                    

:: ya. tempatnya berlindung. ia yakin bahwa itu adalah eunsang. sebuah rumah di mana ia bisa merasakan keamanan dan kenyamanan di waktu yang bersamaan.

«»

junho baru saja ingin menutup matanya ketika mendapati seseorang menepuk bahunya. hampir saja ia membentak orang itu, namun urung mengingat ia memiliki janji untuk berubah menjadi anak baik kepada eunsang. ia yang selalu mengawasinya dari dua meja di depan. lelaki itu akan menatap eunsang seakan memperingati ketika junho mulai menakuti seisi kelas. seperti hantu.

ia tidak takut pada eunsang. sekarang, ia lebih takut lelaki itu akan mengatakan sesuatu kepada ibunya. lalu membayangkan ekspresi kecewa di wajah ibunya yang membuat junho berusaha menjadi anak baik saat ini.

"apa?"

tanya junho pada lelaki berkacamata itu. lelaki yang biasanya menjadi objek bully teman-temannya. meskipun junho tidak termasuk, tapi orang itu menjadi penyampai pesan jika dibutuhkannya. lalu kali ini junho mendapatkannya, sebuah pesan. menyadari jika lelaki berpakaian sangat rapi itu menatapnya takut-takut. ingat, cha junho adalah salah satu orang yang ditakuti di sekolah.

"di--dipanggil,"

junho mengernyit, namun paham ketika lelaki itu menyebutkan satu nama yang membuatnya mendecih seketika. ia pun beranjak dari duduk, tanpa mengucapkan sepatah kata pada lelaki yang baru saja menghampiri dan memberinya pesan.

berjalan cepat menuju tempat di mana biasanya seseorang seperti dirinya akan bertemu.

ya, junho rasa menjadi anak baik itu butuh proses dan itu semua tidak luput dari kegagalan.

«»

junho sampai di taman belakang sekolah saat mendapati ada dua orang di sana. satu orang yang mencolok kini menatapnya, memberikan senyum yang membuat dirinya merasa emosi.

mengingat 'mencoba menjadi anak baik', junho menahan amarahnya.

ia hanya perlu berbicara normal. tanpa amarah, tanpa ada acara pemukulan. itu rencananya.

"kenapa?"

setelah pertanyaan junho, terdengar dua orang itu tertawa. membuat junho kesal karena lagi-lagi mereka membuat junho terlihat seperti badut karena ditertawakan tanpa alasan. ia tidak suka.

"gue denger lo gak ikutan kemarin."

junho mengangguk mengiyakan. ia menyilangkan tangannya di dada, menatap sinis dua orang di depannya.

"kenapa? kalian kalah tanpa gue?"

lalu dua orang itu tertawa lagi. kali ini junho merasa amarahnya sudah menyurut. mungkin hampir terbiasa untuk berbicara baik-baik tanpa membentak. sedikit menjadi kebiasaan karena eunsang selalu--

karena ia sering berbicara dengan eunsang.

"gak. gue pikir lo masuk rumah sakit makanya gak ikutan. tau-taunya mau tobat."

junho mendengus.
"ya, mau tobat." jawabnya jujur.

ia tidak pernah membicarakan semua itu pada orang-orang seperkumpulannya. ini pertama kalinya junho mengatakannya dan tampak seperti pamitan. membuat ia merasa geli di waktu bersamaan. seperti pesan-pesan terakhir sebelum meninggalkan hidup kelamnya.

"kenapa? udah lemah lo makanya gak ikutan?"

mengingat terakhir kali mereka 'perang' dan mereka semua terluka. bahkan mereka tidak menemukan junho karena sudah sibuk menyelamatkan diri sendiri dari polisi yang akan menangkap mereka.

FIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang