Π Prologue Π

2.3K 188 26
                                    

Present :

“Tentang bagaimana dua pribadi itu menyembunyikan sesuatu dihadapan semua orang.

Written on : Desember, 2020.
Publish : Januari, 2021.

Publish : Januari, 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seoul, June 23rd 2018.


Malam ini, kota Seoul tengah dilanda hujan. Semua orang lebih memilih untuk berdiam diri di rumah, mendengar suara hujan yang menjadi irama pengantar tidur, atau barangkali menikmati secangkir kopi.

Pun opsi lain bisa dilakukan, seperti sepasang kekasih ini.

Ruangan temaram semakin menambah kesan yang memabukkan untuk dua pribadi yang kini saling bersentuhan. Keduanya saling berhimpit, saling menyerukan nama satu sama lain bersamaan dengan lenguhan yang menggema keseluruh ruangan.

Gadis itu selalu menikmati saat bagaimana kekasihnya memberikan sentuhan-sentuhan memabukkan yang membuatnya hanya bisa memejam erat. Mencumbunya dengan penuh kasih tanpa melukai sedikit pun, dan memujanya bagai seorang dewi.

Moon Bitna, memiliki iras serta lekukan tubuh yang elok—menjadi dambaan setiap laki-laki. Seorang Jeon Jykoo patut berbangga hati. Selama awal masuk perkuliahan, sosok Bitna sudah menarik perhatiannya. Dan memiliki banyak saingan untuk mendapatkan gadis itu tidaklah mudah.

Namun, siapa sangka, Bitna juga terpikat oleh pesonanya.

Selain memiliki pahatan sempurna pada irasnya, Bitna sosok yang baik dan menyenangkan. Hal itu juga yang semakin membuat Jeon jatuh ke dalam pesona seorang Moon Bitna, gadis yang kini sudah dikencaninya selama empat tahun. Selalu menjadi gadis yang memabukkan untuknya. Bagaimana sepasang netra cantik itu menyayup memandanginya, bibir ranum yang selalu menyerukan namanya, dan sosok pribadi yang membuatnya benar-benar merasa sempurna sebagai seorang laki-laki.

Ini memang bukan pertama kali untuk keduanya. Namun, malam ini benar-benar berbeda. Jeon berniat meninggalkan jejak tatkala sang kekasih sudah pasrah di bawah kungkungannya.

Tangan kekar itu mengusap lembut pipi Bitna, menyatukan dahi keduanya tatkala ledakan sudah terjadi. “Bitna...” lirih Jeon menyendu.

Sang empu membuka pelupuk matanya. Iras Jeon yang berada tepat dihadapan wajahnya kini mencipta lengkungan tipis disudut bibirnya. Bitna tidak berniat menjawab, satu tangannya justru terulur untuk menyeka buliran air mata Jeon yang entah sejak kapan sudah mengalir.

Kini keringat dan air mata bercampur membasahi wajah tampannya. Membuat sang gadis memberikan kecupan kilas di bibir itu, berharap itu dapat sedikit menghibur Jeon.

Mendapat perlakuan tersebut, justru semakin membuat Jeon terisak. Dia menenggelamkan wajahnya diceruk leher Bitna, “Na, jangan tinggalkan aku, ya. Berjanjilah padaku!” suaranya terdengar gemetar, nyaris membuat Bitna ikut terisak.

Seharusnya, Bitna yang mengatakan hal itu, bukan Jeon. Seharusnya, Bitna yang merengek agar Jeon tetap bersamanya.

Pun yang hanya bisa Bitna lakukan adalah memberi husapan lembut di punggung kekar itu, sambil merapalkan kata-kata positif untuk menenangkan sang kekasih. Kendati Bitna tahu, dirinya pun sama sakitnya. Mencoba tegar entah sampai kapan akan tetap seperti ini.

Yang mereka tahu, impian keduanya harus terkubur dalam-dalam.[]

Ada yang tau kira-kira mereka kenapa?Lanjut tidak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang tau kira-kira mereka kenapa?
Lanjut tidak?


Semuanya hanya imajinasi. Jangan sangkut-pautkan si visualisasi dengan karakternya di sini, ya. Aku tau, kalian orang yang cerdas.

Genre Angst dan ratednya Mature. Tapi tetap ramah lingkungan, aku tulis sehalus mungkin.

Purple love,
Meidiniken.

[✔] Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang