2. By My Side

1K 162 18
                                    

Sudah cukup lama Bitna memandangi secarik kertas dalam genggamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah cukup lama Bitna memandangi secarik kertas dalam genggamannya. Bukan serta-merta kertas kosong tak berarti. Kertas ini adalah surat kontrak atas keterkaitannya dalam menjadi Brand Ambassador dari sebuah Hotel yang baru saja selesai mereka bicarakan.

Selama melakukan rapat project tadi, Bitna hanya bisa bergeming. Keringat dingin menyerang tubuhnya kala itu. Pun ia terus-menerus mempertahankan pandangannya ke arah meja, sebab sang Presdir terus mencuri pandang ke arahnya.

Faktanya, seorang Jeon Jykoo cukup berani dari yang ia kira. Bitna pikir, pria kelinci itu tidak akan berani menatapnya lama-lama. Mengingat tidak ada satu pun orang didalam ruangan itu yang mengetahui bahwa mereka saling mengenal. Bahkan lebih dari yang mereka kira. Yah, meskipun itu hanya masa lalu.

“Gyu, apa kita tidak bisa membatalkan kontraknya?”

Bitna membalikkan tubuhnya, menatap sosok Mingyu yang kini tengah meletakkan sebuah mantel diatas sofa. Tatkala pertanyaannya terlontar, cukup jelas sesuai terkaannya; Mingyu memasang wajah terkejutnya.

“Na, kau bercanda? Kenapa tiba-tiba?” tanya Pria tan itu tidak habis pikir. Kini tubuhnya beranjak untuk mencari sesuatu didalam sebuah map yang menjadi berkas penting untuknya.

Didapatinya Bitna tidak menjawab. Wanita itu bingung harus mengatakan apa. Mingyu tidak tahu-menahu soal dirinya lebih dalam, apalagi perihal yang satu ini; Bitna menutup rapat dari siapapun.

“Ada apa, hmm? Kau bilang, kau menyukai kerjasama ini. Dan ini belum ada satu hari sehabis rapat, tapi kau malah berubah pikiran.” Tungkai Mingyu melangkah mendekati keberadaan Bitna, ditangannya terdapat secarik kertas lain didalam sebuah map. “Lihat ini! Kau pikirkan baik-baik jika memang ingin membatalkan kontrak ini,” imbuhnya sembari menyerahkan map itu kepada Bitna.

Jemarinya meraih map itu. Berlalu Bitna membacanya secara seksama, membuat kerutan tercetak didahi sempitnya. Hingga perubahan ekspresi terkejut sebab melihat nilai yang sangat fantastis jika saja ia membatalkan kontrak yang sudah di tandatangani.

“Dari komisi ini, kau bisa membeli Apartemen mewah dan sebuah mobil. Ah, bahkan masih tersisa. Dan kalau kita membatalkannya, bagaimana kita membayar uang ganti ruginya, Na?”

Bitna bergeming. Cukup lama ia berpikir sambil mencerna apa yang Mingyu katakan. Pria tan itu benar. Sejauh project yang pernah ia ambil, ini salah satu yang paling menguntungkan. Selain bayaran yang cukup fantastis, menjadi Brand Ambassador ini bisa membuka peluang yang lebih besar untuk project lain.

Tidak ada pilihan lain. Mau tidak mau Bitna menerima dan berusaha bekerja secara profesional. Yah, itu benar, berlagak tidak pernah terjadi apapun antara dirinya dan Jeon tidak sulit. Sebab mereka pun sudah tidak saling menghubungi selama hampir tiga tahun ini.

“Kira-kira apa saja yang ingin kau bawa untuk nanti? Ada yang bisa aku bantu?” ucap Mingyu pada sang model.

“Apa? Memangnya apa yang akan kita lakukan?”

[✔] Among UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang