Satu

163 31 0
                                    

***

"Heh mau kemana lo. Bu Yuna mau masuk nih!"

"Bolos. Males gue Bu Yuna muka doang yang adem. Tapi kalo udah marah, galaknya melebihi ibu-ibu komplek lagi berebut sembako gratis."

Si Migo emang gak ada akhlak, wali kelasnya sendiri malah dikatain:'(

"Parah, guru sendiri dikatain ibu-ibu." ucap Jaka teman sekelasnya.

"Gue bener bjiir, bu Yuna kan udah punya anak"

"Serah lo Go gak perduli gue."

"Udahlah terserah gue mau bolos dulu, byee jangan kangen!" teriaknya sambil melangkah keluar kelas.

"Heh diem kutil badak! Gak usah teriak-teriak bisa kan!" teriak Bunga tak terima.

"Heh diem kutil badak! Gak usah teriak-teriak bisa kan!" teriak Bunga tak terima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hih kepala suku ngamuk." ucap Migo seolah tak perduli.

"Bolos? Ikut dong. Lagi males mikir gue." teriak Demian sambil melompat turun dari meja. Dia habis konser tadi.

"Ya elah kaya pernah mikir aja lo." ucap Jaka.

"Diem lo kutil badak!"

"Gak ah lo pada ribet entar minta traktir males gue." ucap Migo memisahkan keduanya sebelum ada pertumpahan darah nantinya.

"Udah ya Bye~ jangan kangen!" teriak Migo meninggalkan teman-temannya.

"Si anjing bukannya ngajak malah ninggalin." ucap Demian misuh-misuk.

Migo gak mau ngajak Demian, soalnya anak itu kalau makan suka gak inget. Bahkan setiap stan makanan dikantin pernah dia pesan semua, padahal gak punya uang.

Sama halnya dengan Demian, Jaka juga tak kalah ribet. Temannya itu rada lemot jadi bakal susah nanti.

Migo keluar kelas sambil membawa tas keramatnya. Gimana gak keramat orang tas dia isinya bukan buku pelajaran. Tapi koleksi parfum dia.

Entah ada berapa merek yang dia bawa. Tapi setiap hari wajib ada parfum minimal 5 yang dia bawa sekolah.

Tubuh Migo memang gampang keringetan, jadi dia selalu sedia parfum biar gantengnya makin maksimal gitu. Gak lucu kan muka ganteng tapi bau keringat.

"Ke atap enak nih, sambil ngadem."

Brukk

Migo menabrak bahu seorang gadis yang entah sedari kapan sudah berdiri ditengah koridor.

"Heh kalo berdiri ga usah ditengah jalan. Mana gue gak pasang rem lagi. Nabrak kan jadinya!" runtuk Migo kesal.

Sepertinya Migo belum sadar kalau orang didepannya sedang menatapnya, datar.

"Aduh sayangku jatuh kan."

Migo jongkok buat ngambil parfum yang jatuh berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Migo jongkok buat ngambil parfum yang jatuh berserakan. Ternyata sedari tadi tas dia kebuka. Auto nyebar deh parfum dia.

Ini sih pasti ulah Demian sohibnya itu. Siapa lagi yang suka minta parfum tiap hari kalo bukan dia. Demian pasti abis minta parfum tapi tasnya gak ditutup lagi.

Laknat emang itu anak.

"Uluh-uluh untung kalian gak pecah yaa. Aduh sakit gak. Maafin aku yaaa~" ujar Migo sambil beresin parfum dia.

Sedangkan sang gadis hanya menatap aneh kearah Migo. Bagaimana bisa dia bicara sama parfum. Oh gak lupa dielus-elus juga itu parfum.

'Fix orang gila.' batinnya.

***

See yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See yaaa

KANG PARFUM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang