Nafas Amber berderu ketika ia bangun dari mimpi indahnya. Lagi-lagi ia bermimpi mengalami hal yang membahagiakan dengan keluarga kecilnya bersama Ryu dan Matthew. Mimpi itu tidak masuk akal memang dengan fakta kalau Matthew memiliki seorang adik.
Amber melirik kasur sebelahnya yang dingin. Lagi-lagi Matthew tidak pulang. Ini sudah malam kesekian kalinya pria itu tak ada disisinya.
Ia menghela nafas panjang, pria itu pasti masih marah padanya. Jika saja ia mendengarkan ucapan Matthew saat itu pria itu tidak akan Semarah ini.
Tapi ia juga tak mau menjadi sosok yang kejam dengan mengajukan permohonan agar masa tahanan Jacob di perpanjang. Ia bahkan sampai memimpikan mengenai hal itu juga.
Kalau dipikir-pikir semua yang di impikannya adalah keinginan yang tak mungkin bisa ia capai. Meski ada satu keinginannya yang sudah tercapai. Ia mengelus perut ratanya.
Ia memang hamil.
Setelah beberapa tahun lamanya menanti akhirnya ia bisa hamil lagi. Tapi ia tak bisa memberitahu Matthew ketika pria itu bahkan tak mau memandang wajahnya.
Ryu, anak itu sudah memulai boarding school beberapa bulan yang lalu dan sedang sibuk mengikuti program pembelajarannya jadi ia tak mau mengganggu.
Ceklek
Pintu kamar itu terbuka, cahaya lampu yang redup masih mampu membuat Amber mengenali suaminya itu.
"Baru pulang?" Ia bertanya kikuk.
"Hm." Matthew menjawab dingin ia berjalan dengan cepat meletakkan tasnya kemudian berjalan ke arah lemari pakaian untuk menyiapkan pakaian tidurnya.
Amber beranjak mencoba untuk membantu tapi meliht Matthew yang memunggunginya membuat ia tak berani menyela. Ia hanya diam berdiri.
"Minggir." Bahkan ucapan Matthew yang cukup dingin langsung membuat Amber menjauh memberi jarak.
Ternyata Matthew masih sangat marah.
*
*
oOo
**
"Bagaimana kelanjutan kasus kemarin?" Bryan bertanya pada Matthew yang terlihat banyak diam belakangan di acara perkumpulan mereka.
"Kasus apa?" Dimitri bertanya heran.
"Mengenai permohonan penambahan masa tahanan untuk pria yang melakukan penguntitan pada Amber beberapa tahun yang lalu." Bryan menjelaskan.
"Bukannya Amber tidak setuju?" Dimitri menyela merasa jika ia sudah membicarakan kelanjutannya dengan Matthew.
Bryan menoleh ke arah pria itu tapi sepertinya Matthew masih tenggelam dalam pemikirannya sendiri.
"Apa terjadi sesuatu?" Ia mencoba menarik perhatian Matthew.
Pria itu terpancing dan menatapnya sekilas. "Tidak terjadi apa-apa." Jawabnya singkat.
"Jangan terlalu memendam masalah sendirian, kamu tahu jika itu tidak akan menyelesaikan apapun." Dimitri menegur.
Lagi-lagi Matthew menarik nafas panjang. "Entahlah, aku bingung." Ia terdengar frustasi.
"Bingung karena apa?" Bryan penasaran.
"Apakah aku mengikuti kata hati ku atau kepalaku." Ia menjawab ambigu.
"Terjadi sesuatu?"
Matthew terlihat kacau untuk sesaat. "Aku juga tidak tahu apakah aku pantas untuk menceritakan ini atau lebih baik menyimpan sendiri." Ia mengusap wajahnya kasar.