2. Why?

8 2 2
                                    

Budayakan follow sebelum membaca, dan jangan lupa tinggalkan jejak. Oke!
.
.
.
.

"Ini gue, kenapa hah?!" tantang Sheeran kepada Branondi.

"Gausah ikut campur lo!" tegas Branondi sambil menunjuk muka Sheeran.

"Banci banget jadi cowok!" ucapan Sheeran mampu membuat Branondi emosi seketika.

Bugh!

Tanpa aba-aba, Branondi langsung memberikan Sheeran bogeman mentah yang membuat Sheeran terjatuh kebelakang. Mata Sheeran langsung memancarkan emosi dan langsung memberikan balasan pukulan pada Branondi lalu terjadilah perkelahian antara Sheeran dan salah satu ketua preman di kota ini.

Mata Dania melotot hebat melihat seniornya berkelahi dengan preman. Diam-diam Dania berjalan mundur menjahui kedua teman Branondi yang kebetulan berada tak jauh darinya.

Srek!

Demi apapun Dania merutuki dirinya yang tak sengaja menginjak ranting pohon dan bunyinya membuat kedua teman Branondi langsung menoleh ke arahnya.

"Eits, gadis manis jangan kabur dulu," ucap salah satu teman Branondi.

"Jangan coba dekat dekat!" ancam Dania dengan tegas, tetapi reaksi tubuhnya berbeda jauh dengan perkataannya

"Sini lah sama akang, kita seneng seneng-seneng dulu neng," goda dua preman tersebut sembari mencoba mendekati Dania dan berusaha mencolek gadis berambut panjang tersebut.

Sheeran yang melihat kedua teman Branondi mengganggu Dania segera mengakhiri permainannya dan langsung berpindah tempat menghajar dua orang yang sangat kurang ajar terhadap Dania.

"Lo nggak papa kan?" tanya Sheeran setelah membuat ketiga preman tadi tergeletak di jalanan.

Raut wajah Dania berubah pucat, ia masih ketakutan dengan kejadian yang menimpanya.

"Hey, ini gue, lo tenang aja. Lo bakal aman sama gue," ucap nya menenangkan Dania dengan mengelus-elus pundaknya.

****

"Lo di rumah sendiri?" tanya Sheeran saat motor yang di dipakainya terparkir di halaman rumah mewah Dania.

"Iya kak," jawab Dania mengangguk, Sheeran pun menengok kearah kiri dan kanan rumah untuk memastikan keadaan sekitar aman dari seseorang yang sejak tadi mengikuti mereka.

"Lo masuk, gue bakal pastiin nggak akan ada lagi orang yang bisa gangguin lo" ucap Sheeran sarkas.

"Nggak papa, aku udah mendingan kok. Kakak pulang aja, ini udah mau malem," jelas Dania tidak  enak hati kepada Sheeran karena sudah menolongnya.

"Batu" desis Sheeran yang langsung menarik paksa lengan Dania agar segera memasuki rumahnya.

Setelah memasuki rumah dan menguncinya, Dania segera menuju kamar untuk mengganti pakaian dan membaca novel kesukaannya, hingga suara mobil kedua orang tuanya terparkir di garasi. Bertepatan pula suara motor yang meninggalkan pekarangan rumahnya. Siapa lagi jika bukan Sheeran, sejak tadi Dania memang terus memperhatikan Sheeran lewat jendela kamarnya.

***

Sheeran turun dari motornya dan berjalan kaki melewati pohon yang ada didekat rumah Dania, dalam sekejap sheeran tidak muncul lagi dari balik pohon seakan-akan dia menghilang. Lama Dania memperhatikan tetapi tetap aja Sheeran tidak kelihatan batang hidungnya.

Sempat bingung kemana perginya Sheeran, sampai Dania mengambil teropong dari dalam kamarnya. Tetapi tidak adanya tanda-tanda Sheeran disana, tiba-tiba ada yang menyapa Dania dari belakang.

“lo lagi nyari apa sampai pakai teropong keluar jendela?”

Seketika Dania terkejut dan berbalik badan, ternyata itu Sheeran. Dania sangat kebingungan sekaligus kaget dengan kedatangan Sheeran didalam kamarnya. Dia masih ingat dengan jelas tadi dia mengunci pintu rumah sebelum naik ke kamarnya.

“Loh kok? Sejak kapan kamu masuk kedalam kamarku dan kamu kenapa bisa tiba-tiba ada disini? Perasaan kamu tadi ada diluar jendela."

“Rahasia, tapi lo terkejut kan?” tanya Sheeran sambil menaikkan satu alisnya yang tebal.

“Nggak, kaget malah ih!” ucap Dania kesal.

Dania yang masih terheran-heran dengan munculnya sosok Sheeran mulai termenung dan berpikir.

Sementara sheeran melihat-lihat kamar Dania dan mengambil buku novel kesukaannya.

"Hey, ada gue disini. Jadi lo aman, nggak usah bengong gitu," kata Sheeran sambil membuka halaman pertama novel kesukaan Dania.

"Eh, itu kan novel aku. Bagusnya Kamu keluar. Ini kamar cewek tau, nggak sopan masuk kamar orang sembarangan!" tegas Dania sambil melirik ke arah sheeran.

"Bodo amat. Kalo gue mau nginap juga terserahkan," ucap sheeran sambil duduk dikursi belajar milik Dania.

"Ihhhh!" Tiba-tiba Dania mencubit lengan Sheeran begitu kencangnya.

"Aduduh! Lepasin cubitan lo sakit banget tau" ucap Sheeran sambil meringis kesakitan.

"Bodo Amat lagian kamu kenapa ada disini si?" Tanya Dania dengan Raut wajah kesal.

"Suka-suka gue dong gue mau ada dimana ajah" Jawab Sheeran dengan cuek.

"Tapi ini rumahku! " Tegas Dania.

" Dan aku minta tolong kamu keluar dari sini, toh aku sudah merasa tenang jadi jangan khawatirkan aku please! " lanjut Dania.

Tiba-tiba Sheeran terbangun dari duduknya lalu mendekati Dania.

"Gue gak mau" Ucap Sheeran Sambil berbisik di telingan Dania.

Dania Sungguh sangat merasa kesal melihat tingkah Seorang Sheeran.

"Kamu kenapa nyebelin banget si?!" Oceh Dania sambil menarik lengan Sheeran dengan harapan Sheeran mau keluar dari rumahnya.

Brukkkk!

Tiba-tiba Sheeran melawan tarikan Dania hingga tubuh Dania berada begitu dekat dengan Sheeran. Secepatnya Dania melepaskan tangannya dari genggaman Sheeran lalu menjauhkan diri.

"Aku sudah memintamu untuk pulang, tapi kenapa kamu ngeyel banget?  Lirih Dania.

"Baiklah gue bakal pulang" timpal sheeran dan Dania hanya menganggukan kepala tanpa berkata apapun lagi.

" lo jaga diri baik-baik yah kalo ada apa-apa segera kabari gue" ucap Sheeran sebelum dia meninggalkan Dania sendirian

"Iya Terimakasih banyak kamu sudah peduli dan mengkhawatirkan aku, Hati-hati di jalan" jawab Dania menimpali ucapan Sheeran.

Diam diam Dania tersenyum kecil mengingat bagaimana perilaku Sheeran kepadanya. Tunggu dulu? Kenapa dia malah memikirkan senior galak itu? Ahh, sepertinya ada yang tidak beres dengannya.

******

Sheeran baru saja sampai di rumahnya dan alangkah terkejutnya dia melihat isi rumahnya bak kapal hancur tersebut.

Tak perlu menebak siapa pelakunya itu. Sudah pasti Geano, Mefelz, Vano, dan juga Davvi. Ck! Merepotkan sekali keempat teman nya itu.

Sheeran kemudian melangkah kan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai 2. Tetapi, tiba tiba badan Sheeran ditahan oleh seseorang.

"Apa? " tanyanya.

"Lo taukan tentang Dania " balas pemuda itu.

"Ck! Gue tau, tapi belum saatnya.. " Sheeran nampak menggantung kalimatnya.

"Ini baru permulaan "

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang