"Hun"
"Mmm"
"Aing lapar heh, hayu jajan" Jay menepuk-nepuk pundak Sunghoon yang sedang tertidur— melipat kedua tangan dan menjadikannya penopang kepala di atas meja kelas, beralaskan tas ransel dan wajah yang ditutupi jaket.
"Baru juga dateng udah jajan" Yup, bahkan bel masuk di hari ke dua belum berbunyi, tapi perut Jay sudah keroncongan, tak tahan ingin ke kantin.
"Aing ga sempet sarapan, tadi kelamaan ee jadi kesiangan" Dasar jorok, ucapan Jay barusan membuat Jake yang sedang mengunyah roti perlahan menengok ke belakang— menatapnya dengan wajah cemberut, memasang ekspresi jijik.
"Eh? Hampura, hampura (maaf)! Aing gatau maneh lagi makan, sok lanjut.. Anggep aja aing gak bilang ee tadi" Si bodoh malah memperjelas, Jake semakin tidak berselera.
"Hun, hayu ih ke kantin!" Jay menarik jaket yang menutupi wajah Sunghoon, namun Sunghoon berusaha mempertahankan sehingga terjadi tarik-tarikan.
"Gamau, takut ada guru.."
"Ga bakal, kan kemaren udah ada pengumuman hari ini mau dibagi buku paket, belom mulai belajar. Hayu ihh anter jajan"
"Maneh aja sana, aing udah sarapan" Sunghoon berhasil menarik jaketnya dan kembali mengerubung kepala. FYI, Sunghoon bukan orang sunda, begitu pula dengan Jake. Tapi karena terlalu lama berkawan dengan Jay, mereka jadi terbawa menggunakan kata 'aing-maneh' (kalau lagi sewot bisa 'sia'), dan berbagai umpatan lainnya dalam bahasa sunda.
"Maneh kenapa sih kaya yang ngantuk pisan?" Jay heran karena biasanya penampilan Sunghoon rapi dan segar tiap datang ke kelas di pagi hari.
"Nemenin bapak nobar"
"Pantes.. Terus hasilnya?"
"Menang lah" Jawab Sunghoon dengan nada menyombongkan team jagoannya.
"Mantaapp, tapi aing mah gak begitu tertarik nonton Liga Inggris."
"Kok? Maneh kan suka bola."
"Lieur anying komentatornya pake bahasa inggris, aing ga ngerti. Mending nonton PERSIB" Jay membusungkan dada, lalu menepuk-nepuk dadanya, pertanda bangga sebagai seorang Bobotoh.
Sunghoon tidak menjawab, masa bodoh Jay mau mengoceh apa.
"Huuunnn"
"Hmmmmmm" Demi sempak Dewa Neptunus, Sunghoon hanya ingin tidur.
"Ini gimana urusannyaaaa?"
"Apanyaaa"
"Jajan.."
"Gustii.. Dibilangin aing ngantuk, sendiri aja sana, kaya cewek aja kudu dianter"
"Aing kan introvert hun, malu kalo sendiri"
Tidak ada jawaban dari Sunghoon. Introvert gundulmu, siapa yang minggu kemarin jadi provokator tawuran dengan supporter team lawan, hah?
Jay mendecih, merasa kesal karena teman sebangkunya tidak menghiraukannya.
"Jake, roti tadi masih ada gak? Aing minta atuh"
Jake, dengan mulut menggembung penuh air minum— belum ditelan, menoleh perlahan (lagi) ke belakang.
"Ah maneh mah gak nawarin!" Jay semakin kesal karena ternyata rotinya sudah ludes.
Jake menelan air minumnya, menyeka bibirnya dengan punggung tangan.
"Ya tadi kenapa ga minta..."
"Maneh peka atuh jadi sahabat! Aing sampe udah kurus kering gini, kalo aing pingsan gara-gara kelaperan gimana? Maneh mau gendong aing sampe UKS?!"