2. Closer

404 51 28
                                    

You are the love that came without warning

You had my heart before i could say no

.

.

.

Apakah Phi Bright sudah gila? Dia punya pacar dan mereka terlihat saling mencintai. Apa ini prank? Aku tidak mau lagi terlibat dengan mereka.

Pluem, Jj, dan Khao tak berhenti bersiul dan menggoda Win sejak pagi ketika temannya itu tiba di kelas. Win membiarkannya karena sudah tahu konsekuensinya dari peristiwa kemarin.

"Cie cie yang mau tunangan sama love at first sightnya...Kayak dream come true ga sih temen kita hahaha"

"Ya ya ya ejeklah sesuka kalian"

Cueknya menyeruput jusnya di pagi hari.

"Aw harusnya pipi lo tuh merah kita godain, malu-malu. Biasanya juga gitu kalo bahagia"

"Bahagia dari mana sih? Yang ada nyesel nerima tawaran Mae, kalau aja tahu sebelumnya pasanganku tuh Phi Bright, pasti nolak"

"Yah kok nolak sih Win? Udah untung calonnya cowo idaman lo. Ga perlu repot-repot ngejar malah datang sendiri" Khao kembali menggodanya.

Win tak menjawab, pikirannya kalut. Kalau teman-temannya menyangka ia bahagia dengan perjodohan ini, mereka salah. Entahlah rasa sukanya mungkin saja sudah menghilang ketika setengah tahun lalu ia dibully karena diam-diam menyukai Bright. Apalagi perjodohan ini keinginan orang tua bukan keinginan Bright, dan Win tak ingin lagi berurusan dengan Nevy ataupun Bright. Win sudah bertekad menekan perasaannya sejak hari itu.

Tak lama teman-teman di kelasnya ribut berbisik-bisik sambil menunjuk-nunjuk dirinya. Jj juga tiba-tiba mencolek pundaknya dan pemandangan indah di depan Win terpampang nyata.

"Boleh bicara sebentar?"

Ya ampun baru aja ngomong mau ngelupain rasa sukanya, dikasih ngomong sopan gitu aja udah klepek-klepek lagi.

Mereka berbicara di taman depan kelasnya akhirnya. Teman-teman sekelasnya sampai mengintip dari jendela dan berusaha mencuri dengar walaupun jaraknya tak mungkin terjangkau. Win memutar bola matanya malas ketika mengetahuinya sementara Bright malah tersenyum maklum.

Win langsung menoleh terkejut ketika Bright menyentuh punggung tangannya meminta atensi.

"Phi minta maaf tentang kejadian kemarin. Phi hanya spontan saja, tidak bermaksud lain. Phi tidak ingin kamu berpikir..."

"Maksudnya?" Win sedikit mengeryit.

"Tentang status Phi tunangan nong Win. Phi hanya spontan saja..."

Oh akhirnya ia mengerti. Pernyataannya di depan semua orang kemarin hanyalah sandiwara, sepertinya Bright tak ingin Win menaruh harapan lebih tinggi.

"Aku tahu. Tentu saja. Phi tidak usah khawatir. Aku tahu batasanku" ujarnya dingin.

"Bukan begitu maksud Phi..."

Win beranjak berdiri.

"Sebentar lagi dosen masuk, aku permisi dulu Phi"

Ya Tuhan Bright salah ngomong lagi, ia mengacak rambutnya frustasi melihat Win berlalu dari hadapannya.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SWEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang