Masa Pendekatan #2

14 2 1
                                        

Keesokan harinya, aku terbangun dari tidurku, ah aku hampir lupa kalau hari ini ada acara disekolah. Tanpa basa basi aku pun segera mandi dan bersiap - siap, selesai mandi tiba tiba handphone ku berbunyi.

Triiingg'
Suara notif WA.

"Tam? Udah jalan belom?". ternyata chat tersebut dari Ara

"belom, ini baru mau jalan. kenapa?". balasku yang agak sedikit kaget dapat notif dari perempuan yang terkenal Jutek itu,

"oh oke, jangan sampe telat ya! lo panitia". balasnya.

"iya ini gua otw kok". lanjutku.

sesampainya di sekolah, persiapan pun kembali dilakukan. semua telah siap dan acarapun siap untuk dimulai. satu persatu perwakilan dari setiap kelas masing - masing pun mulai menampilkan apa yang di ingin mereka bawakan. sesi pemotongan tumpeng pun tak lupa dilakukan, semua murid begitu antusias dengan acara yang diselenggarakan. 

mereka ada yang asyik foto bersama teman - teman di fotobooth yang telah disediakan oleh pihak panitia, tiba - tiba Ara datang menghampiriku,

"Tam, lo bawa bawa camera doang foto kaga, fotoin gue sini". sambil tersenyum dia bicara dengan nada yang sedikit meledek.

"iya sini cepetan gua fotoin". sahutku sambil jalan ke fotobooth

dan semua tiba tiba jadi ingin difotokan juga, tiba tiba terdengar celetukan Neng ditelinga,

"Cie PDKT nih kayanya, sini lo berdua gua fotoin GC". Ujar neng sembari merebut Camera dariku.

"idih apaan dah, yaudah sini ra foto". Akupun akhirnya mengajak ara foto dengan yang lainnya.

lagi asyik foto bareng -bareng, tiba - tiba ada salah satu guru disekolah meledekku,

"cie udah foto berdua aja. Ara, digandeng atuh aa Tama nya". ujarnya sembari tertawa.

Dan akhirnya kami pun foto berdua, dan di foto yang kedua, tiba - tiba Ara menggandeng tangan ku dengan raut wajah yang agak malu - malu. akupun sontak kaget dengan perlakuannya padaku. Namun entah mengapa aku tidak mencegah hal tersebut. 

Dan dari kejadian tersebut lah aku mulai dikatakan cukup dekat dengannya sebagai teman, aku masih saja dengan sifat ku yang agak sedikit cuek dengan perempuan, ya. bisa dikatakan aku memang pernah trauma terhadap perempuan, hingga akhirnya aku mulai menutup hatiku sepenuhnya waktu itu, tapi kali ini entah kenapa aku mulai menerima kembali kehadiran seorang perempuan.

singkat cerita, Acara pun selesai dan berjalan dengan sempurna. kami para panitia pun tidak langsung pulang begitu acara selesai. kami para panitia menutup acara dengan sesi makan bersama dan foto - foto. selesai sesi makan - makan, kami pun langsung membenahi seluruh properti yang digunakan untuk acara. dan barulah satu persatu dari kami pulang meninggalkan sekolah.

"Ra, balik sama siapa?". tanya ku pada Ara yang sedang duduk menatap layar ponselnya.

"gatau nih, gue nungguin Mara, gatau dia tadi kemana dulu lama banget". sahut nya pelan

"oh gitu, yaudah mau bareng gua gak? daripada nunggu Mara, lama". tanpa sadar aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang.

"yaudah bentar gue ngabarin Mara dulu ya, nanti kita cabut dia dateng lagi". sahutnya

"iya yaudah gua tungguinn". sambungku sembari duduk disebelahnya.

tak lama kemudian Mara pun membalas pesan Ara. dilanjut dengan Ara yang memberitauku kalau Mara meng iya kan bahwa Ara akan pulang bersamaku.

"yaudah yuk tam, gue bareng deh. beneran gapapa?". ujar Ara

"iya udah santuy aja, yaudah yuk". sahutku sembari mengajaknya berjalan ke parkiran.

Sampainya diparkiran

"mau pake helm ga ra?" tanya ku pada Ara sembari mengambil helm dari jok motorku

"gausah yaelah rumah gue deket ko". sahutnya 

"eh iya btw gua kan gatau rumah lu dimana bedul, nanti kasih tau jalan nya yaa". sahut ku sembari menstarter motorku.

singkat cerita kami pun sampai dirumah Ara.

"nih rumah gue, udah tau kan. yaudah makasih ya Tam, gue masuk dulu" ujar Ara sembari tersenyum.

"yaudah iya masuk gih, gua cabut yaa". sahutku dan langsung pulang.

Hari Berikutnya,

pagi itu aku lalui seperti hari - hari biasanya, aku terbangun dari tidurku yang tidak begitu nyaman, dan langsung bersiap siap untuk pergi kesekolah. entah kenapa, pagi itu aku sedikit teringat akan kejadian kemarin saat aku mengantar Ara pulang.

"tapi kalo di liat - liat dia anak nya baik ah, asik juga. gak kaya rumor yang ada disekolah". ucapku dalam hati.

sampainya disekolah, aku langsung duduk di tempatku. tiba - tiba terdengar ledekan keras dari jendela kelasku,

"CIEE YANG SEKARANG AMA ARAA, AA TAMAAAAA, INI ARA DISINI HAHA" Ternyata itu adalah neng yang baru saja datang lantas meledekku, aku hanya tertawa mendengar hal itu.

"Yaelah aa Tamaa gak tuh, tuh eneng Ara godain aa tuhh" ledek Ipah.

"Haha iya gatau tuh dia aa aa an aja" sahut ku sembari tertawa.

Entah kenapa lama kemalamaan aku mulai terbiasa dengan hal tersebut. Awalnya aku sempat mengatakan bahwa aku tidak akan pernah menyukai gadis seperti Ara, tapi kembali pada prinsip awal ku. Siapa pun yang bisa membuat hati ini luluh, aku akan luluh.

"Heleh katanya gasuka sama Ara. Tapi kayanya lu deket juga ama dia Tam". Celetuk Ipah padaku

"Ya kan gua bilang dari awal pah, gua emang susah buka hati, tapi kalo emang dia bisa buat gua luluh? Kenapa enggak?" sahutku sembari tersenyum

"Haha dasar pakboy". sambung Ipah padaku.

Hari berlanjut seperti biasanya. Dan tanpa disadari aku dan Ara mulai banyak Chating, Telfon, bahkan mulai akrab saat itu. Dan di suatu pagi,

"Ra? Mau berangkat bareng nggk? Gua jemput ya" isi chat ku pada Ara pagi itu.

"Gausah Tam, gue dianterin pakde" balas Ara.

"Oh yaudah gua duluan ya". Balasku,

"Iyaa okee". Sambung Ara.

Saat aku tiba dikelas ku, tak lama Ara datang dan seperti biasa, dia kembali meledekku dengan panggilan AA TAMA. Ledekan itu pun sontak membuat semua temanku tertawa padaku.

"Yaelah makin deket aja nih aa Tama hahaha" ledekan Ipah kembali terdengar.

Aku hanya tertawa kecil mendengarnya.
Tiba waktunya jam istirahat, kami bertemu di kantin, Ara yang tengah bersama Neng dan teman - temannya pun kembali meledekku sambil senyum - senyum. Namun saat Ali (mantan pacar Ara) datang, sikap nya kembali menaruh muka cuek padaku. Awalnya aku tidak tau kalau Ara pernah berhubungan dengan Ali dulu. Yang aku tau, Ali adalah mantan ketua Osis sebelum aku.

Ali yang melihat hal tersebut, keesokan harinya ia mulai bersikap seakan tak suka padaku, dari tatapannya, tingkah lakunya. Semua terlihat begitu jelas.

"Lah tuh anak kenapa ya hahaha jadi lucu" oceh ku dalam hati yang mendapatkan perlakuan tersebut dari Ali.







Hi Readers!
Jangan bosen - bosen nunggu aku update ya hehe.
Sampai ketemu di part berikutnyaaaa❤
Tama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AratamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang