3

519 77 6
                                    

"haahh lapar" Renjun mengambil hapenya dan melihat jam yang tertera disana ternyata baru menunjukkan pukul 3 pagi.

Renjun pun bangkit dari kasurnya dan menuju dapur berharap ada makanan atau paling tidak bahan makanan yang dapat ia olah demi Tuhan ia sangat lapar sampai-sampai badannya gemeteran.

Sesampainya Renjun didapur ia langsung membuka kulkas dan taraaa .. ternyata kosong. Bahu Renjun pun merosot turun melihat isi kulkasnya yang kosong, tapi ia kembali semangat melihat lemari makanan. Sebelum membuka lemari Renjun berdoa agar keajaiban terjadi dan ternyata kosong.

"Hah kosong ~"

Renjun pun kembali kekamarnya dengan lesuh dirinya benar-benar lapar. Sesampainya dikamar Renjun langsung merebahkan diri berharap ia bisa tidur namun kenyataanya tidur dalam keadaan lapar adalah hal yang mustahil. 

Karena tak bisa tidur Renjun pun membuka hapenya mencari seseorang yang bisa ia minta tolongi. 

"ahhh iya Haechan! tuh anak kan jam segini belum tidur. Hehehehe ada gunanya juga lu bambang"

Tanpa pikir panjang Renjun langsung menelpon sahabatnya itu.

"HAECHAN !!!"

"WAEYOH ANJING GUE KAGAK BUDEK GAK USAH TEREAK-TEREAK"

"hehehe habisnya gue seneng banget lu ngangkat telpon gue"

"sakit lu?"

"Gak kok, Haechan lu lagi ngapain?"

"Lu nelpon gue cuman buat nanyain gue lagi ngapain? Wah kayaknya lu beneran sakit deh ren?"

"Ihh tinggal jawab aja apa susahnya sih ?!"

"Galak amat sih, gue lagi kerja"

"Kerja apaan jam segini? Ngepet lu?"

"Gak lah dosa! Gue lagi open BO"

"Hah open apa?"

"OPEN BO"

"Apa itu ???"

"Ya lord .. dahlah Ren, sebenernya lu nelpon karna apa?"

"Hehehehe gue laper"

"Ya terus?"

Perasaan Haechan mulai tidak enak

"Beliin makanan" Kata Renjun dengan suara di imut-imutin

"Ren, jarak rumah gue ke rumah lu tuh sekitar 20 kilo dan sekarang lagi hujan dan lu nyuruh gue buat apa?"

"Beliin makanan" jawab Renjun polos

"Ya ampun Ren, jarak rumah lu ama indomaret gak nyampe 1 kilo lu tinggal pake motor kesana"

"Lu kan tahu gue gak bisa naik motor"

"Lah iya, makanya kalo di suruh belajar naik motor tuh dengerin!. Gini deh lu minta tolong aja ama si Jeno pasti dia mau kan dia bucin banget ama lu entar gue kirim nomornya. Udah dulu yah gue mau kerja papay Injunie muaachh"

tutt tutt

"Loh Haechan! Halo! Ishhh kok di matiin sih huaa mama baba kapan pulang injun laper"

ting!

Beruang🐵

Nih kontaknya
082xxxx

"Dasar teman sialan" Renjun langsung mengumpat ketika teman laknatnya itu mengirimkannya pesan berisi kontak yang tak akan pernah ia hubungi.

.

.

.

Dan disinilah Renjun di dalam indomaret sedang menimbang-nimbang apakah akan membeli indimi kaldu atau kari dan pilihannya jatuh pada indimi kaldu.

Saat sedang membayar dikasir Renjun tak sengaja menatap lelaki yang sedang menatapnya, Renjun yang ditatap begitu intens merasa takut dan mengalihkan pandangannya. Setelah mengambil belanjaannya ia kembali melihat kearah laki-laki yang tadi melihatnya dan ternyata lelaki tersebut tak mengalihkan pandangannya sama sekali dari dirinya.

Renjun yang panik pun langsung berlari keluar dan pergi dari indomaret ingin cepat-cepat pulang, namun ternyata lelaki tersebut mengikutinya. Seketika Renjun menyesal tak mau belajar naik motor huaaa mama baba tolong Injun.

Renjun semakin mempercepat langkahnya begitu pun orang dibelakangnya melihat itu Renjun semakin panik dan berlari secepat mungkin saat ia akan mengambil ponselnya untuk menghubungi siapa pun yang bisa ia hubungi sebuah tangan menariknya kedalam gang kecil dan membekap mulutnya.

"sstt jangan berisik" 

"Jeno.." lirih Renjun mengetahui siapa yang menariknya.

Ain't My FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang