Ini semua tidak masuk akal.
"Ini bukan mimpi, kemarilah biar ku buktikan.", Ucap salah satu dari mereka sambil mencubit tanganku cukup keras."STOP STOP. SAKIT. Baiklah, ini bukan mimpi. Tapi aku akan tetap keluar darisini!"
Dengan cepat aku berlari ke arah jendela kaca dan mendorongkan badanku agar kaca itu bisa terpecahkan.
"Building on lockdown."
Seketika gedung itu ditutupi besi yang kuat dan tebal sehingga aku tidak bisa lagi memecahkan jendela manapun.
Mau ditambah sial apalagi hari ini.
Lelaki yang menyuruhku pergi menoleh, "Lihat. Kau jadi tidak bisa keluar karena telah membebaskan kita."
"Ya jangan salahkan aku! Ini semua terjadi karena bus aneh yang ku angkuti." Karena kesal aku hanya diam dan menyilangkan kedua tanganku.
"Sudahilah pertengkaran kalian. Karena kita sudah terjebak, mari saling memperkenalkan diri saja." Ucap salah satu dari mereka untuk mencairkan suasana.
"Sangat bahagia bisa bertemu denganmu, aku Mikey!"
Dia memberi aura positif, senyumnya sangat tulus dan bisa meluluhkan hati. Ia bahkan ingin berjabat tangan denganku.
"Aku Ricky. Aku harap kamu bisa meluangkan waktu untuk bermain denganku nanti."
Ricky, jiwa anak-anak masih ada dalam dirinya. Jika ia ingin bersenang senang denganku, akan ku berikan.
"Kevin. Semoga kamu bisa bekerja sama dengan baik."
Ia terlihat mungil. Tetapi jiwa kepeminpinannya kuat. Menarik.
"Namaku Jake! Jangan tegang ya, kita adalah orang-orang baik."
Sepertinya Jake orang yang hangat. Aku akan cepat nyaman dengannya.
"Hendra, Mahendra."
Aah, dia yang memintaku untuk membebaskannya bukan? Aku penasaran dengannya.
"Jason. Maaf jika tadi aku terlalu keras mencubitmu, aku hanya ingin kamu sadar."
Meskipun dia mencubitku sekeras cubitan gajah, dia sudah minta maaf. "Aku maafin."
"Lalu , ini yang satu lagi siapa?", Tanyaku sambil menunjuk ke lelaki yang sedang menyendiri.
"Itu? Benjamin atau Ben. Orangnya agak keras kepala, biarkan saja dia menyendiri sesaat.", Jawab Ricky.
"Aah iya.", Apa ia masih kesal karena persoalan tadi? Tch, sungguh kekanak-kanakan.
"Kalau namamu?", Kevin menunjukku.
"Laquisha Faradilla, bisa dipanggil Rara."
"Laquisha? Kamu benar benar gadis yang spesial.", Ucap Jake menatap mataku begitu dalam.
"Ada apa denganmu? Aku tidak spesial."
"Kau akan mengerti nanti." Jake tersenyum tipis.
Aku penasaran apa yang dimaksudnya, tetapi itu bukanlah masalah utama saat ini. "Baiklah. Kita sudah saling memperkenalkan diri, sekarang apa?"
"Kamu seharusnya tidak ada disini. Semua ini seharusnya tidak terjadi. Tapi karenamu- APA YANG TELAH KAMU PERBUAT?!"
Ben mengeluarkan semua amarahnya kepadaku. Dan seketika ruangan menjadi hening, angin dingin berhembus kencang.
Dia tidak bisa seenaknya menyalahkan aku saja. Aku tidak terima. "HEI! DIKIRA AKU MAU TERJEBAK DISINI BERSAMA KALIAN SEMUA? GAK. AKU INI-"
Jason memberhentikanku sampai disitu. Ia melanjutkannya dengan lebih tenang, "Ben, kami semua tau kamu stress. Tapi ini gak gampang buat kita semua, bisa kah pelan-pelan sedikit kepadanya? Dia salah satu kunci paling penting agar kita bisa keluar darisini."
"Membawa masalah saja. Kami tidak apa-apa terjebak disini sebagai patung untuk seumur hidup. Sekarang hidup kami dan hidupmu terancam." Oceh Ben kepadaku.
Ini bukan salahku. Seandainya aku sarapan terlebih dahulu dan menikmati sisa waktu di rumah, aku tidak harus berangkat sekolah menggunakan bus itu.
Ah, kalaupun aku jelaskan pada Ben dia tidak akan berhenti memarahi ku.
"Ben, bukankah kau berlebihan? dan bagaimana aku bisa mengerti jika kalian tidak menjelaskan apapun kepada ku?"
"Ra, atas nama Ben aku minta maaf ya? dia emang suka begini...", Mikey berkata.
Sejatinya aku ingin mendengar Ben sendiri yang meminta maaf, tapi aku hargai Mikey. "Tidak apa-apa, aku mengerti. Sekarang beritahu ku cara untuk keluar darisini."
Mereka saling bertatapan dan senyum-senyum. Apa aku ketinggalan sesuatu?
"Untuk seorang Laquisha kamu sedikit lucu ya." Ujar Kevin.
Hah.. Apa yang lucu dari yang ku katakan? Mereka aneh.
Hendra tertawa, "Bagaimana kita tahu? Kaulah yang paling mengetahui peta gedung ini."
Bagaimana aku bisa mengetahui peta gedung tua ini jika aku baru saja mengunjunginya hari ini?
"Gedung tua ini saja berdiri atas namamu, Laquisha." Kevin melanjutkan.
Mereka pasti mengada-ngada. Siapa juga yang ingin membangun gedung atas namaku? Semua anggota keluarga ku sendiri telah meninggalkanku. Yang pergi karena kemauannya sendiri ada, begitu pula yang terpaksa pergi. Sakit kalau perlu diingat-ingat. Semoga mereka hanya main-main saja.
༄༄༄
Part 3 coming up.
Don't forget to interact and vote ya!
it'll motivate me a lot <3
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENCE || EN- (on going)
PrzygodoweSeorang gadis ingin menjalankan hidup biasanya sebagai seorang murid sekolah menengah akhir, tetapi semuanya berubah saat ia bertemu dengan 'mereka'. Saat itu juga dia mengetahui jawaban dari misteri kematian ibunya.