❁ | 24

840 155 23
                                    

៚Flashback  ̶»̶»̶ ̶̶̶

The one of January, 2011
⛧14.25 JST | Tokyo, Japan

Berbaring di kasur dengan tubuh yang dibalut oleh selimut, mejamkan matanya untuk segera pergi ke dunia mimpi. Bermenit-menit berlalu ia habiskan untuk mengistirahatkan raganya. Iya, hanya dalam hitungan menit Asahi kembali terbangun dari tidurnya yang sama sekali tidak pulas, padahal ia baru saja tertidur selama kurang lebih 30 menit. Lelaki mungil itu mengubah posisinya menjadi duduk, tangannya bergerak untuk mengucak mata, ia menguap kemudian meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah tidur.

Matanya mengerjap beberapa kali, Asahi terdiam cukup lama di posisi yang sama seraya mengumpulkan tenaga untuk menopang tubuh lalu berjalan. Sayangnya Asahi masih terlalu malas untuk mulai menggerakkan anggota tubuhnya, ia ingin kembali merebahkan dirinya di kasur dan kembali terpejam. Namun hal itu tidak bisa dilakukan oleh Asahi, ia tak lagi merasakan kantuk karena terganggu oleh suara. Suara gaduh dari lantai bawah memasuki rungu, Asahi merasa heran. Di rumahnya hanya ada dia dan Ayahnya. Ah一mungkin ada orang yang bertamu di bawah sana. Tapi siapa?

Cklek!

Pintu kamar terbuka. Retina Asahi menangkap sesosok Ayah yang sedang berdiri di perbatasan antara ruang kamar Asahi dengan ruang lainnya, Ayah tersenyum seraya berjalan untuk menghampiri putra tunggalnya itu. "Asahi wa oki teru no? Tsūjō, anata wa 2-3-jikan made nemurimasu. Nani ga mondaidesu ka? Yoku nemuremasendeshita ka?"

Asahi hanya diam, ia tak berkutik sama sekali. Mengapa Ayahnya memberikan tiga pertanyaan sekaligus pada Asahi disaat lelaki itu baru saja setengah sadar? Tentu saja Asahi tidak menjawab. Orang yang baru saja terbangun dari tidurnya akan sulit untuk mencerna perkataan seseorang. Betul atau benar?

[Lho, Asahi udah bangun? Biasanya kamu tidur bisa sampai 2-3 jam. Ada apa? Tidur kamu gak nyenyak?]

Asahi kembali menguap. Sontak sang Ayah menutup mulut putranya agar ia tidak mempunyai kebiasaan menguap tanpa menutup mulut, dengan satu ancaman一Kalau Asahi nguapnya gak ditutup, nanti mulutnya kemasukan lalat. Memangnya Asahi mau pelihara lalat di dalam perut?一dan setelah Ayahnya mengucapkan itu, Asahi langsung menutup mulutnya sembari menggelengkan kepala dengan gestur yang cepat. Akan mengerikan ketika di perutnya terdapat lalat hidup yang sedang terbang kesana kemari tanpa arah yang jelas, Asahi merasa takut karena ia pernah melihat kejadian itu di film kartun yang ia tonton.

Begitulah cara Ayah mendidik Asahi, mencontohkan terlebih dahulu kemudian perilaku itu akan ditiru oleh sang anak dan akan menjadi karakternya disaat ia telah menjadi dewasa. Karena, didikan orang tua lah yang membuat sang anak menemukan karakter pribadinya.

"Otōsan, dare ga sono-ka ni imasu ka?" Tanya Asahi. Ayah pun memiringkan kepala sambil menaikkan kedua alisnya secara bersamaan. Tak lama Ayah manggut-manggut seraya menaruh Asahi dipangkuan, kini Ayah tau mengapa putranya itu bangun lebih cepat daripada biasanya.

[Ayah, di bawah ada siapa?]

"Ā, sorede anata wa kaika kara no sōon ni megasameta nodesu ka?" Ucap Ayah dan Asahi mengangguk polos untuk mengiyakan pertanyaan dari lelaki itu. Lagi-lagi Ayah tersenyum hangat."Kaika no gesuto. Sonotame, kaika wa sukoshi urusaidesu. Mōshiwakearimasenga, anata no suimin wa samatage rarete imasu." Ia mengusap kepala Asahi pelan sembari memainkan helaian rambut putranya itu.

[Ohh, jadi kamu kebangun gara-gara suara bising dari lantai bawah?]

[Di bawah ada tamu. Karena itu, di bawah jadi agak sedikit berisik. Maaf ya tidur kamu jadi terganggu.]

Mendengar penjelasan lelaki paruh baya tersebut, spontan Asahi menggelengkan kepala sambil mendongak menatap sang Ayah. "Kekkyokunotokoro, Asahi wa kon'ya mata nemuru koto ga dekimasu." Katanya. Tak lama Asahi kembali berbicara. "Chinamini, dare no gesuto? Tsūjō, watashinochichi wa mettani ie ni gesuto o mukaemasendeshita." Tanya Asahi tetap setia memandang Ayah sambil menunggu lelaki itu menjawab pertanyaan yang dilontarkannya, sementara itu Ayah tampak sedang berpikir sejenak.

12 AM || Hamada Asahi [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang