26. Semesta Mendukung Kita?

3.7K 266 130
                                    

Terdapat racun yang manis di bagian terakhir.

Pagi seperti biasa, aku bangun lebih awal sebelum subuh untuk bersiap-siap ibadah lalu setelahnya membuat sarapan dan memenuhi kebutuhan Farhan. Setelah selesai mandi, ku lihat Farhan sudah duduk di atas sajadah sambil mengaji, lalu aku pun segera memakai mukena karena sebentar lagi adzan subuh berkumandang.

"Aku kira kamu belum bisa sholat, makanya aku gak bangunin kamu tadi," ucap Farhan setelah baru saja ia selesai mengaji. Aku hanya tersenyum dan tak berniat mengeluarkan sepatah katapun. Ya, walaupun kami adalah suami isteri, tetapi kamar tidur kami berbeda. Aku dengan tegas mengatakan kepada Farhan bahwa aku belum siap untuk seranjang dengannya, dan untung saja Farhan menghormati keputusan ku itu tanpa ada penghakiman atas pilihan ku.

Setelah selesai sholat subuh, aku menuju dapur untuk membuat sarapan pagi. Ada banyak pilihan bahan makanan di dalam lemari es karena Farhan selalu telaten memenuhi lemari es agar kami tidak kehabisan, karena cukup repot jika harus ke pasar berulangkali diakibatkan rumah kami lumayan jauh dari kota. Walaupun lumayan jauh dari kota, aku tetap menyukai rumah dan lingkungan di sini, sangat asri dan jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta yang sumpek. Ayah dan bang Khalid juga cukup jarang bermain kemari karena mereka selalu sibuk, tak apa, aku juga tak ingin mereka sering sering kemari, aku takut jika nanti aku malah menangis di depan mereka, karena rasa bersalah telah berbohong mengatakan bahwa rumah tanggaku baik-baik saja dengan Farhan, aku mencintainya dan rumah tangga kami penuh warna, dan kebohongan lainnya.

"Za, hari ini aku akan ke kota, ayah memanggil ku untuk menyelesaikan urusan penting disana," ucap Farhan membuka pembicaraan.

Aku yang sedang memotong kentang dan wortel hanya mengangguk dengan posisi membelakangi Farhan. Suasana kembali hening, hanya bunyi potongan dari pisau yang memenuhi ruangan.

"Aku tidak bisa pastikan apakah aku akan pulang malam ini atau malah besok, atau besoknya lagi, kalau kamu punya kebutuhan yang hampir habis, katakan saja padaku, nanti aku belikan agar kamu tak kesusahan lagi pergi ke kota untuk belanja" suara Farhan mengehentikan aktivitas ku yang sedang memotong sayuran. Aku mencoba mengingat kebutuhan ku yang mulai habis, tapi nihil, kebutuhan ku masih banyak dan cukup.

"Kayaknya gak ada deh, semuanya masih banyak" jawab ku berbalik badan dan melihat Farhan, lalu dia pun mengangguk mengerti.

"Kamu ingin ikut ke kota? atau di sini saja?" tanya Farhan padaku. Sungguh, sebenarnya aku ingin bertemu dengan ayah dan bang Khalid, menikmati kopi favorit ku di salah satu cafe di Jakarta, mengunjungi tempat-tempat kencan ku bersama Oija dan banyak lagi, namun ku tepis semua itu karena aku malas menjawab pertanyaan ayah dan bang Khalid, apalagi bertemu orang tua Farhan yang pasti bertanya "kapan hamil" padaku.

"Gak deh, aku di sini saja, aku lagi malas jalan-jalan" ucap ku lalu melanjutkan lagi memotong sayuran.

"Ada yang perlu aku persiapkan untukmu?" tanyaku, siapa tahu ada barang-barang yang ingin di bawa Farhan.

"Gak ada, aku cuma bawa dokumen-dokumen saja untuk ayah" jawab Farhan.

Aku pun melanjutkan masak, dan ku dengar Farhan melangkah naik ke kamar, mungkin mempersiapkan dokumen-dokumen yang akan dibawanya.

Setelah selesai masak, Farhan pun turun dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi pula. Ia sudah menenteng dua tas hitam, lalu duduk di kursi makan. Aku pun menaruh nasi ke piring Farhan beserta lauknya lalu setelahnya aku duduk di kursi depan Farhan.

"Kamu hati-hati yah za, kalau ada yang mencurigakan jangan ragu minta tolong kepada tetangga, walaupun jarak rumah kita lumayan jauh dari mereka, tapi ku harap kamu tidak sungkan untuk meminta bantuan jika keadaan darurat, karena aku juga sudah minta kepada mereka agar membantu mu jika ada sesuatu yang tidak beres" jelas Farhan sebelum memulai sarapannya. Aku mengangguk tanda mengerti lalu mulai sarapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bawa Aku Hijrah part 25-end (Girlxgirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang