32. [ 갇힌 ] - Gadhin - Trapped

430 38 30
                                    

"It's a trap." Jaejoong bergumam setelah menyatukan satu hal dan hal yang lainnya.  Dan saat itu juga dia mendengar pergerakan dari belakangnya disusul oleh suara Wonho.

"Maafkan saya Letnan. Saya hanya menjalankan tugas."

Mendengar itu Jaejoong tergelak. "Hahahaha. Pantas saja kau sering kali bisa menemukan petunjuk-petunjuk yang sangat sulit untuk ditemukan. Ternyata."

Jaejoong mendengus disela tawanya, lalu menatap Sangguk yang tersenyum tipis padanya.

"Kau telah merencanakan ini semua. Sejak kapan?"

"Kita memiliki satu malam penuh untuk bicara. Tidak perlu buru-buru."

Sangguk melambaikan tangan kirinya dan beberapa orang anak buah Sangguk kemudian memberi aba-aba pada pegawai kasino untuk mengosongkan tempat itu. Hanya butuh beberapa menit dan kompensasi yang tidak murah dan jamuan istimewa para pengunjung keluar dari sana. Ruangan yang tadinya penuh sesak oleh pengunjung kini ruangan itu hanya menyisakan empat orang yang duduk mengitari sebuah meja judi dan dua orang yang berdiri. Hingar bingar kasino yang sebelumnya lenyap berganti dengan sunyi.

"Jadi bisa kita bicara sekarang. Aku masih memiliki banyak hal penting lain untuk diurus." Celetuk Jaejoong. 

"Well," Sangguk memberikan tanda lain pada bandar untuk menganti kartu permainan mereka dengan yang baru, lalu melepas topeng dari wajahnya. "Kurasa kita tidak lagi memerlukan ini."

Seperti diberi aba-aba, satu per satu dari mereka melepas topeng dan menaruhnya di atas meja. Jaejoong memperhatikan mereka, seperti pemikirannya salah satu dari mereka adalah Shownu dari firma. Meski dia sudah tahu Haneul juga di sana, tapi tetap saja saat melihat wajah yang sangat dikenalnya itu dia mencengkram tinjunya dengan erat. Yang menjadi kejutan untuknya adalah pria yang berdiri di bekalang Haneul. Pantas saja dia merasa pernah mendengar suara pria itu, ternyata pria itu adalah dokter yang ditemuinya di rumah sakit.

"Oh, kita pernah bertemu bukan?" Ucapnya seolah dia tidak yakin dan terkejut, tetapi nyatanya dia hanya ingin memastikan.

"Ha..ha..ha.." Jooheon tertawa kering.

"Ini mempersingkat segalanya. Tidak perlu perkenalan." Ucapnya lagi. "So, sampai di mana kita tadi?"

Rasa percaya diri Jaejoong ketika berbicara, keberanian Jaejoong saat menantang dunia di hadapannya dan bahkan ejekan yang terselip di kalimat yang dia ucapakan, oh sungguh menarik bagi Haneul setiap menyaksikannya. Kesombongannya ketika menyakini apa yang dia percaya sangat menggoda. Dia menyukainya.

Meski begitu, di sisi lain dia mengutuk Jaejoong saat ini. Kenapa dia harus ada di sini. Kenapa dia justru memasukkan dirinya ke dalam kandang penuh binatang buas. Kenapa dia justru memotong kulitnya, memamerkan darahnya untuk memancing binatang buas mendekat padanya. Oh, itu tindakan gila. Gila tapi Haneul menyukainya, dan juga membuatnya gila. Mungkin itu juga alasan Haneul menyukai Jaejoong dan kegilaannya. Semoga saja rencana yang dia dan Yunho rencanakan berjalan lancar. Jika tidak, dia pasti akan benar-benar menggila.

"Oh ya. Hm, mungkin sudah beberapa tahun. Sejujurnya aku lupa." Jawab Sangguk santai.

Kartu-kartu mulai dibagikan pada setiap pemain yang duduk.

"Wonho?" Tanya Jaejoong.

"Tiga tahun." Jawabnya dengan cara bicara yang asing bagi Jaejoong. "Saya sudah bekerja pada Tuan Chae selama 3 tahun."

"Itu waktu yang cukup lama." Kata Jaejoong berkomentar.

"Waktu yang cukup singkat untuk menggali informasi." Imbuh Haneul sambil melihat kartu yang dimilikinya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 23, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now