Thank You

464 69 9
                                    

Suara kicauan burung di pagi hari menyambut. Seorang lelaki bersurai pirang platinum model shaggy tengah berdiri dengan napas tersengal-sengal, sementara sebelah tangannya bertumpu pada tembok di sebelah kirinya. Beberapa saat kemudian, ia berbalik dan menemukan dua anak laki-laki dengan rentang usia enam-tujuh tahunan bersurai pirang dan coklat tampak terengah-engah. Sama sepertinya, keduanya juga habis berlarian sebelumnya hingga sampai di sini.

"Baru kalian berdua?" tanya Zeke kepada dua anak yang merupakan saudara kandung tersebut.

"Bertholdt baru saja sampai. Dia ada di depan gerbang," sahut Marcel, anak bersurai coklat sedikit klimis seraya menunjuk ke arah anak lelaki bersurai hitam yang berada di depan gerbang.

"Annie juga baru sampai," timpal Porco, anak bersurai pirang klimis. Tatapannya mengarah ke seorang anak perempuan bersurai pirang tersanggul yang justru berhenti di depan pepohonan dekat gerbang.

"Kalau mau minum ambil saja botol air di sana," ujar Zeke seraya menunjuk dengan dagunya ke beberapa botol air mineral yang telah diletakkan di atas tanah. Ia kemudian mengambil salah satu botol air mineral tersebut, lalu menenggaknya habis.

Marcel dan Porco mengangguk, lalu mulai mengambil botol air mineral yang ada di sana. Tak lama kemudian, seorang anak perempuan bersurai hitam ponytail rendah tiba dengan napas yang tersengal-sengal bukan main. Kepalanya menengadah, sedang megap-megap. Anak itu terlihat akan pingsan dalam beberapa saat.

"Lihat! Kasian sekali dia," ucap Marcel. Ia tampak iba melihat anak tersebut yang jelas sangat kelelahan.

"Segitunya?" sela Porco, mengikuti arah pandang Marcel. Ia mengernyitkan keningnya.

"Tiap orang memiliki stamina yang berbeda. Apalagi dia anak perempuan," tukas Marcel.

Ia kemudian mengambil salah satu botol air mineral, lalu menyodorkannya pada Porco. "Kau kasih ke dia sana," ujarnya.

"Kok aku? Kenapa bukan kau saja?!" protes Porco.

"Ya, kamu saja. Sekali-kali berbaurlah dengan anak yang lain. Jangan cuma mikir mau mewarisi kekuatan titan saja!" cetus Marcel, membuat Porco hanya bisa mendesah pelan. Mau tak mau ia pun harus melakukannya meskipun cukup segan.

Ia mengambil botol air mineral tersebut dari tangan Marcel, lalu melangkah menghampiri anak perempuan tersebut. Namun, selang dua langkah, ia terhenti tatkala melihat anak perempuan tersebut telah menerima botol air mineral dari Zeke.

"Ini untukmu, Pieck. Duduk, baru minumlah perlahan."

"Te-rima ... ka-sih," balas Pieck dengan napas yang masih kembang kempis.

Porco bergeming sejenak dengan tangan kanan yang masih memegang botol air mineral. Di sisi lain, Reiner yang baru saja tiba tengah ditemani oleh Bertholdt.

"Istirahatlah dulu, Reiner. Aku akan mengambilkanmu air," ujar Bertholdt pada Reiner yang tampak letih sambil terengah-engah. Ia menuruti ucapan Bertholdt dengan berdiam sambil menumpu kedua tangannya pada kedua lututnya.

Bertholdt yang baru saja berbalik, kemudian melihat Porco yang sedang berdiri tak jauh darinya tengah memegang botol air mineral. "Apa itu untuk Reiner?" tanyanya, mengingat botol tersebut jelas masih terisi penuh, sementara Porco sudah tiba beberapa menit yang lalu.

Porco hanya mendengus. Ia kemudian menyodorkan botol air mineral tersebut ke Bertholdt. "Nih, kasih ke Bocah Penjilat itu!" cetusnya.

Bertholdt menerima botol air mineral tersebut dengan wajah sedikit sungkan. "Terima kasih, Porco," balasnya sambil tersenyum kikuk.

Bertholdt lalu menghampiri Reiner dengan wajah berseri. "Reiner, ini air untukmu. Porco yang memberikannya," ucapnya seraya memberikan botol air mineral tersebut ke Reiner.

POCKPIECK AND MARLEY WARRIORS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang