-Because I'm Lalisa

749 88 15
                                    

💫

Mengurung diri didalam kamar adalah cara terbaik untuk Lisa menenangkan pikiran dan hatinya.

Dia akan melupakan waktunya untuk makan bahkan, dia akan mengabaikan semua pesan dan panggilan yang masuk membuat semua orang khawatir.

Ting!

Ji Oppa
---------
•Terimakasih untuk bantuanmu Lisa-ya!!
•Aku berhasil!!

Woah! Selamat Oppa!✓


Lisa menghela nafasnya pelan kenapa hidupnya harus seperti ini? Dia harus menerima takdir di mana lelaki yang ia cintai, malah mencintai eonnienya sendiri.

Menyedihkan!

"Ck. Lalisa kau bahkan menangisi pria itu, apa gunanya air mata sialan ini keluar?!" Omelnya.

Tetapi justru air mata itu terus keluar bahkan membuat Lisa sebal dan juga merasa sakit hatinya bertambah.

Lisa merebahkan dirinya diranjang lalu memejamkan matanya, ia harap bisa tidur dengan nyenyak lalu melupakan semua kejadian kejadian itu.

-

Akhir tahun sudah tinggal menghitung hari, dimana ketiga eonnie Lisa pulang untuk merayakan tahun baru bersama orang tuanya.

Berbeda dengan Lisa yang lebih memilih bersama Teddy membuat lagu dan mendistribusikan lagu debutnya.

Teddy? Ah jangan ditanya, pria itu selalu berada di studio bagi orang studio adalah rumah Teddy sebenarnya.

Makanya Lisa lebih memilih bersama pria yang umurnya bertaut belasan tahun itu.

"Kau tidak berniat merayakannya bersama Ikon? Winner begitu?" Tanya Teddy.

"Ah, tidak aku lebih memilih membuat lagu atau sekedar menonton drama di tv." Ucapnya.

"Lain kali, jika ketiga eonniemu tidak ada kau bisa ke studioku. Aku akan tetap berada disini 24jam."

"Karena studio adalah rumahmu." Ucap Lisa ikut menjahili Teddy mereka berdua tertawa sambil terus menatap komputer didepannya.

"24 Jam, hanya untukmu aku rela."















"Oppa, seperti nya bagian ini perlu di edit." Celetuk Lisa.

Wajah mereka yang berdekatan membuat Teddy tak sengaja seperti ingin mencium Lisa, nyatanya mereka tertawa karena kejadian itu.

"Ah, baiklah akan ku edit."

"Kau sudah makan tadi siang?" Ucap Teddy.

Lisa menggelengkan kepalanya sambil memegang perutnya menyengir lebar, yang membuat siapa saja gemas.

"Berhentilah bertingkah menggemaskan seperti itu."

"Bukankah aku sangat menggemaskan Oppa?" Ucap Lisa beraegyo dengan mata yang dikedip-kedipkan.

Teddy memalingkan wajahnya menahan senyumnya.

Because I'm LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang