>2

5 3 0
                                    


Mikasa_

~~~

Ava (Aisyah Avaraq Abdullah) wanita cantik yang berasal dari keluarga yang terhormat. Yang masih menjadi pelajar di perguruan tinggi semester 3, diumurnya tersebut mengharuskannya bekerja keras, apalagi kedua orang tuanya telah meninggal.

Pagi yang cerah, matahari mulai memancarkan cahayanya dari luar jendela, menembus kaca bening. Ava terbangun dengan mengerutkan keningnya, sekujur tubuhnya terasa sakit, apalagi dibagian kepalanya.

Pelan-pelan ia merubah posisinya menjadi duduk.
"Sudah jam berapa?" Batinnya.

2 menit berlalu, ia mencoba berdiri menahan rasa sakit yang ada di kepalanya, hingga tersadar bahwa ia berada dikamar Ayad.Berpikir dan mengumpulkan ingatan-ingatan kejadian semalam membuat kepalanya semakin sakit.

"Kakak udah bangun? Ayo duduk dulu." Kata Imam yang baru membuka pintu dengan semangkuk bubur ditangannya.

"Makan dulu," perintah Imam.

"Udah jam berapa?"

"Hampir setengah 7,"

"Astaghfirullah Kak Ava belum shalat!"

Sudah berapa kali Ava telat shalat, apalagi kadang ia lupa. Bahkan terkadang Imam yang menegurnya untuk meninggalkan tugas-tugas kuliahnya dan mengerjakan hal yang lebih penting yaitu shalat.

Hari ini Imam bersiap-siap untuk berangkat ke pondok, mengambil surat pindah. Sekaligus mengantar Ayad pergi ke sekolah.

"Kak kaos kaki Ayad yang warna putih dimana?" Tanya Ayad menggandeng tasnya.

"Tunggu Kak Ava dulu ya..."

Untuk urusan pakaian maupun seragam sekolah Imam kurang tau, apalagi ia lebih lama di pondok dibanding dirumahnya.

15 menit berlalu, Ava kembali masuk ke kamar Ayad dengan handuk di rambutnya.

"Kak Ava udah baik-baik kan?" Tanya Ayad, mengingat kejadian semalam membuatnya sangat ketakutan. Sudah berapa kali Ava kerasukan, namun yang semalam itu lebih menyeramkan. Yahhh ia bisa nelihatnya lebih jelas dari sebelum-sebelumnya.

"Iya dek, udah siapkah?"

"i... iitu aku nyari kaos kaki,"

"Entar Kakak ambilkan, udah sarapan?"

"Udah tadi."

Ava mengangguk lalu beralih ke sudut ruangan dimana terdapat lemari besar yang berisi pakaian Ayad.

"Kak tehnya diminum ya," ucap Imam lalu beranjak keluar.

~~~

Habis mengantar Ayad, mereka berdua langsung menuju ke pondok. Imam yang melantungkan ayat-ayat suci alquran dengan suaranya yang merdu sangat menyentuh hati. Apalagi tajwid-tajwid yang indahnya itu, masha allah.

Ava yang dari tadi menguap membuat Imam terus menatapnya.

"Kakak baik-baik aja?" Tanya Imam yang agak khawatir.

Ava yang menyetir mobil melirik sejenak ke Imam, lalu kembali fokus ke depan, "kurang tau, akhir-akhir ini  seluruh badan Kakak sakit semua."

"Okey to do point, Kak Ava pernah lihat jin?"

"Hahahaha jin apa sih..."

Imam benar-benar kurang mengerti dengan Kakaknya itu, mau gimana lagi Abinya sudah tiada. Mungkin salah satu caranya adalah menanyakan langsung dengan ustadz yang ada di pondoknya tersebut.

"Kak Ava..."

"Hmm iya kenapa?"

"Kakak nggak lupa yang dikatakan Abi kan?"

"Nggak sempat, banyak materi dari kampus yang harus diselesaikan belakangan ini."

"ya Allah, kak... mau bagaimana pun agama itu diutamakan,"

"Iya Adikku yang pintar, maaf yah."

Yahh pemikirikan Imam lebih dewasa dibanding Ava, its okeylah Ava juga pintar, namun kekurangannya adalah  kelupaan.

Butuh berapa jam untuk sampai ketempat tujuan mereka, beruntung barang-barang Imam sudah ia pulangkan separuh, jadi ia tidak kerepotan untuk membereskan barang-barangnya yang akan ia bawah pulang, selain itu Ava akan mengurus surat pindah Imam sampai kelar, dan akan langsung pulang. Sore menjelang magrib dini hari akhirnya mereka sampai di rumah, Ayad yang sudah mendengar klakson mobil langsung menuju ke depan untuk membuka pagar.

"Baru sampai?" Sapa wanita parubaya dari pintu.

"Assalamualaikum Tante," ucap Imam menuju ke arah wanita tersebut.

"Waalaikumsalam..."

-
-
-
Next.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang