3 - Hilangnya Keperjakaan Arya

26 1 0
                                    

Berhentilah menangis! Bukan kamu satu-satunya yang kehilangan aset berharga mu, tapi aku juga!
.
.
.
.

Sinar mentari menyapa sepasang muda-mudi yang masih terlelap dalam tidurnya. Clara, wanita itu mengerjap-ngerjapkan matanya saat merasakan semburat cahaya mentari masuk, dan mengganggu tidur cantiknya.

"Uhh ...." keluh wanita itu sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing.

Kemudian matanya menatap langit-langit kamar yang sangat asing baginya. Merasa ada yang tak beres, dengan cepat Clara bangun dari tidurnya.

Menatap sekelilingnya, dan mengerutkan keningnya. Heran, ini bukan kamarnya. Lalu, dimanakah di sekarang?

Clara dibuat makin terkejut, saat mendapati tubuhnya hanya dibalut oleh bad cover. Belum cukup tenang, kini jantung Clara hampir dibuat loncat dari tempatnya. Saat melihat seorang lelaki tengah tertidur, sambil memunggungi dirinya.

"Siapa? Siapa lelaki itu?" gumam Clara sambil menarik mundur tubuhnya, hingga hampir saja wanita itu terjungkal.

Lagi-lagi Clara dibuat jantungan, saat melihat lelaki itu menggeliat, dan membuka matanya. Buru-buru menarik bad cover, dan menutupi bagian dadanya yang hampir kelihatan.

"N - nona ...." Arya beringsut dari tidurnya, dan melakukan hal yang sama, seperti yang sedang dilakukan oleh Clara. Menutup tubuhnya dengan bad cover.

"Hu-hu-hu." Tiba-tiba saja Arya menangis.

Clara dibuat heran, kenapa lelaki itu menangis? Ah, bukan-bukan! Yang lebih penting, kenapa lelaki itu ada di atas ranjangnya? Dan tanpa sehelai benang pula!

"Kenapa kamu menangis, Ar?" tanya Clara sambil terus berusaha menutupi tubuhnya.

"N - nona tidak tau! Jika semalam adalah pengalaman saya! Keperjakaan yang sudah saya jaga selama 29 tahun, kini hancur dalam semalam!" kata Arya sambil terus menangis.

Clara tersenyum kecut. Bukankah Arya satu-satunya yang kehilangan keperjakaannya? Tetapi dia juga? Yang kehilangan keperawanannya?

"Jangan menangis, Arya! Bukan kamu satu-satunya yang kehilangan keperjakaan, tetapi aku juga!" teriak Clara sambil menarik bad cover untuk menutupi tubuhnya.

Arya menatap nanar ke arah Clara, mencari kebenaran apakah yang dikatakan oleh atasannya itu benar?

"Apa? Kamu ga percaya kalo kejadian semalam itu hal yang pertama buat aku juga?" Clara menatap nyalang ke arah Arya.

"Iya! Sudah pasti semalam adalah kegiatan ranjang Nona entah yang keberapa!" bentak Arya.

Plak

Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Arya. Clara tak menyangka jika Arya bisa mengatakan sesuatu yang sangat keji seperti itu!

Apa katanya? Kegiatan ranjang yang keberapa? Bukankah mulut Arya itu sedikit keterlaluan? Ah, tanpa sadar Clara kembali menangis.

Meratapi nasibnya yang sangat menyedihkan. Dikhianati pacar, lalu kehilangan keperawanan dengan cara yang sangat tidak terhormat, lalu mendapat tudingan yang seperti itu.

"Kamu lihat ini, Arya? Lihat? Menurut kanu, ini darah apa? Hah? Ini adalah darah keperawanan ku! Jangan sembarang ketika berucap!" cecar Clara sambil bercucuran air mata.

Arya menatap nanar pada bercak darah yang terlihat sangat kontras karena sprei yang mereka gunakan berwarna putih.

"M - maaf, Nona," kata Arya tergagap.

My Husband is My SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang